[RP] The Freelancer's Arrival

*sret*

Terdengar suara tas diselempangkan, tas itu tampaknya agak berat, dari suaranya. Pria yang membawa tas itu berjalan memasuki pintu yang baru terbuka, agaknya masih sedikit kaget setelah tantangan Luna sebelumnya dan bahwa ia diperbolehkan tinggal disini, ia memasuki kamarnya dan mulai mengatur barang-barang yang ada didalamnya.

Ia hanya membawa tas selempang, itu saja. Selama perjalanannya sebagai Freelancer berkeliling dunia pun, hanya tas berwarna hijau itu saja yang ia bawa.

"Urh... uhm..." ia masih canggung berada didalam ruangan miliknya itu sekarang.

Sambil mengemut cigar candy, Clark si pemilik yang ganteng ini mengetuk kamar yang ditempati satu lagi penghuni baru.

Knock Knock
"permisi... saya Clark Azure, pemilik apartemen ini." dan Clark menunggu di depan pintu itu untuk dibukakan dan dipersilahkan masuk.

"Ah?"

Shawn berjalan kedepan, menuju pintu yang tanpa sadar ia tutup dan kunci tadi, lalu membukanya.

"Pemilik... lalu anak kecil tadi... er... kau menagih sewa?" tanyanya, dengan wajah yang berubah agak khawatir. Ia belum menerima pekerjaan apapun dalam seminggu ini.

"Oh iya, aku Shawn."

"hah? sewa? Tidak kok... aku datang untuk memperkenalkan diri dan sedikit menjelaskan aturan di apartemen ini. Tadi kau bilang anak kecil? Ya dia pemilik dan aku adalah pengelolanya." Clark merasa aneh dengan orang ini. Uang sewa kan dibayarnya nanti... (tampang Clark =A=a)

"Nah, boleh saya masuk untuk menjelaskan? atau mungkin kamu mau membaca print out soal aturan saja?" Clark menawarkan dan menunjukkan sebuah bundel dari kertas HVS.

"Hah, er, oh, iya, silahkan jelaskan saja" Shawn menawari Clark.

Ia masih bingung dengan kedatangannya sendiri yang tiba-tiba di apartemen ini, dan tentang hal pemilik-pengelola ini.

"Oh, silahkan lanjutkan, er, aku hanya merapihkan barang-barang ini." ujarnya sembari membereskan sedikit barang-barang yang memenuhi bagian tengah ruangan.

"Seperti yang telah diketahui, di sini ada ruang tengah, kamar tidur yang sudah kami sediakan kasur serta lemari di dalamnya. Lalu di dapur ada kulkas yang siap dinyalakan. Kamar mandi juga tinggal pakai karena sudah lengkap, keculai peralatan mandinya. Lalu hemat penggunaan air. Sampah harus dibuang dua hari sekali ke trash can yang ada di depan apartemen ini. Truk sampah akan datang setiap senin, Rabu, Jumat. Ada pertanyaan?" Clark selesai menjelaskan lalu mengecek PDA-nya.

"Nama lengkap anda? dari mana anda berasal?" Clark mengecek data Shawn.

Fal mengetuk dengan pelan pintu yang sekarang di depannya. Orang kedua yang di kunjunginya, setelah pintu tadi. Dan orang ini juga mungkin akan menjadi tetangganya, sesama di lantai 1, sehingga Fal yang agak susah bersosialisasi ini mau tak mau harus menyapanya.

"Permisi, maaf mengganggu...," Fal mengetuk pelan, dan wajahnya seperti biasa tanpa ada ekspresi, padahal di dalam hatinya dia benar-benar gugup.

"Ah, herr... Garant Shawn Thruston" jawab Shawn singkat membalas pertanyaan Clark.

Ia disibukkan lagi dengan pekerjaan membereskan dirinya sendiri, sekaligus mencerna apa yang tadi dikatakan Clark, terutama tentang penghematan air.

"Em.. oke... baiklah... aku mengerti..."

*tok tok*

Suara ketukan pintu, dari depan, Shawn menjulurkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang.

"Tamu lagi?" tanyanya pada diri sendiri.

Fal tetap menunggu sampai sang pemilik apartment membukakan pintu untuknya.

Dia juga sudah bersiap-siap jika sang pemilik apartment memarahi, atau tidak menerimanya di sana. Yang jelas, Fal gugup bertemu dengan orang baru. Ternyata hidup di apartment tidak semudah yang di bayangkannya.

Fal pikir apartment semacam rumah sepi yang terletak di pegunungan atau dekat pantai yang sepi juga. Ini semua di luar dugaannya.

Shawn berjalan dan membuka pintunya.

*krek*

Seseorang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Er... ow, masuklah." ujar Shawn sambil tersenyum.

"Maaf berantakan." maafnya pada orang tadi.

Ternyata yang menempati kamar apartment ini, merupakan orang yang cukup ramah bagi Fal. Dan Fal berusaha mencatatnya lagi di pikirannya. Seperti halnya komputer yang menyimpan banyak data. Otak Fal bisa di ibaratkan seperti itu. Melakukan perintah dan mencatat baik-baik apa yang di lihatnya.

Quote :

"Maaf berantakan."

"Tidak apa-apa," lagi-lagi tanpa ekspresi."Aku penghuni baru di sini, mohon kerja samanya, sebagai tetangga," Fal membungkuk, sopan.

Sebenarnya Fal sendiri sangat ingin membereskan kamar Shawn , atau menata semuanya agar terlihat sangat rapih, dan sempurna. Gara-gara sifat Fal yang terlalu perfeksionis dan tak segan-segan membantu itu. Dia sendiri sama sekali tidak keberatan jika diminta tolong seperti itu.

"Baiklah...selamat menempati tempat ini. Saya harap anda senang. Kalau ada kerusakan cari saja aku atau bibi yang ada di cafetaria. Ah, aku lupa menjelaskan kalau kau tak sempat masak atau makan, mampirlah ke cafetaria di dekat taman bermain. Untukmu juga Fal." Clark tersenyum pada Fal yang baru masuk.

"NAh, kalau begitu, aku permisi dulu." Clark pamit dan pergi ke kamarnya dengan ogah-ogahan.

"Ah, iya" saat Clark meninggalkan ruangan, ruangan itu sudah jauh lebih rapih. Shawn bermultitasking, sesuatu yang dilatihnya dalam kurun waktu beberapa tahun selama ia freelancing.

"Ah, maaf ya, tidak bisa memberi apa-apa" ujar Shawn pada Faldio.

"Oh, belum berkenalan ya? Aku Shawn."

Quote :

"Baiklah...selamat menempati tempat ini. Saya harap anda senang. Kalau ada kerusakan cari saja aku atau bibi yang ada di cafetaria. Ah, aku lupa menjelaskan kalau kau tak sempat masak atau makan, mampirlah ke cafetaria di dekat taman bermain. Untukmu juga Fal."

Fal mengangguk. Dan mencatat baik-baik perkataan Clark di otaknya. Lagi-lagi otaknya bekerja seperti komputer. Yang melaksanakan perintah, dan menyimpan baik-baik seluruh perintah itu.

Quote :

"Ah, maaf ya, tidak bisa memberi apa-apa"

"Oh, tidak apa-apa," Fal kemudian mengeluarkan Roti Perancis, Pan de Algue buatannya sendiri."Errh, aku juga cuman bisa memberikan ini."

Quote :

"Oh, belum berkenalan ya? Aku Shawn."

"Aku Faldio Farand Axelle. Cukup panggil Fal saja," kemudian Fal melihat jamnya, kelihatannya dari tadi dia sudah berkeliaran apartment kesana-kemari, dan saatnya membereskan apartmennya sendiri."Ah, aku juga pamit, ingin mengatur apartment-ku sendiri. Saya permisi."

"Huaa, roti!" seru Shawn girang sambil melihat roti itu.

Selesai dalam urusan awal dengan kamar ini, ia bersiap-siap untuk berjalan-jalan keluar, Fal juga pamit keluar.

"Nah sekarang... kemana ya...?" tanyanya pada dirinya sendiri setelah Faldio keluar.