[RP] Brand new day, after the rain

Tes... Tes...

Hujan rintik-rintik masih turun di luar sana saat Guin perlahan membuka pintu kamarnya. Azure Apartment, di mana mulai hari ini dia resmi menjadi penghuni baru.

Diintipnya kamar yang akan segera ditempatinya itu. Sedikit berdebu, tapi cukup lapang dan indah. Dindingnya dihiasi wallpaper warna biru muda yang masih melekat dengan rapi. Penerangannya juga cukup, pas untuk bersantai di kamar. Kemudian Guin melihat sebuah ranjang dengan kasur yang empuk di sudut ruangan.

Dalam sekejap dia sudah melepaskan genggaman dari koper warna merah menyala miliknya dan menanggalkan sepatunya di ambang pintu, lalu mendarat di atas kasur. “Wah, empuknya!” serunya. Guin tampak senang. Dia tidak menyesal telah memutuskan untuk pindah ke tempat yang baru ini. Apalagi dia akan segera mendapatkan kehidupan dan teman-teman baru.

“Teman-teman baru...”
Tiba-tiba Guin teringat. Ibunya memberikan tiga buah bingkisan sesaat sebelum Guin pergi. Entah apa isinya, yang jelas ibunya berpesan supaya dia memberikan bingkisan itu pada tiga orang teman baru yang pertama kali berkenalan dengannya.

Guin segera bangkit dan mengambil ketiga bungkusan tersebut dari kopernya. Dengan terburu-buru dia memakai sepatu kanvas kesayangannya, kemudian mulai berjalan menyusuri koridor apartemen.

Clark yang sedang asyik melihat draft rancangan terbaru tanpa sengaja dia menabrak seseorang.
"ah! Maaf!"

Tak jauh dari tempat penghuni baru,Sei berjalan dengan santai sambil menikmati hujan yang turun diluar
"ne..segarnya..apa akan ada pelangi ya..?"gumamnya. tak lama ia bertemu dengan seorang yang asing,yang tadi ditabrak Clark. Seiren pun menghampiri mereka

"yo clark!!"sapa Seiren. ia mengalihkan pandangannya ke penghuni baru

"ah!kamu penghuni baru?kenalkan!Aku Seiren Lucelard,salam kenal..semoga kita dapat berteman baik!namamu siapa?"tanya Seiren setelah memperkenalkan dirinya.

"Maaf! Tadi aku agak meleng saat berjalan." Ucap Guin sambil sedikit membungkuk. Untung tabrakan tadi tidak terlalu keras, jadi bingkisan-bingkisan yang dibawanya tidak jatuh. Kemudian dia menengok ke arah orang yang tadi menabraknya dan pada seorang gadis berambut keperakan yang menyapa mereka.

"Iya, aku penghuni baru di sini. Kenalkan, namaku Gânia Heddychlon, panggil saja Guin. Salam kenal!" ujar Guin sambil tersenyum. "Semoga kita bisa berteman baik."

Guin hendak mengambil dua dari tiga bingkisan yang dibawanya. Lalu dia teringat bahwa dia belum kenal orang yang tadi bertabrakan dengannya.

Seiren tersenyum riang

''yup!!tapi pasti bisa jadi teman baik!!!!"balas Seiren semangat

"hng...Guin-chan,kalo begitu?"tanay Sei kurang yakin

"aku clark, pemilik dan pengelola tempat ini. Maafkan aku juga." clark meminta maaf pada guin dan berkenalan dengannya.

"Tidak apa-apa kok, kedengarannya lebih akrab. Kalau begitu, boleh aku memanggilmu Sei-chan?" balas Guin sambil tersenyum nyengir pada Seiren.

Kemudian Guin menengok pada Clark yang telah memperkenalkan dirinya. "Wuah, pemilik apartemen!" seru Guin dengan polosnya. "Ups, maaf. Hehehe." ucapnya lagi sambil menggaruk-garuk kepala. Malu karena sudah bersikap spontan seperti itu pada orang yang baru dikenalnya.

"Oh iya... Ini, silakan." Guin mengambil dua bingkisan kemudian menyerahkan satu pada Clark dan satu lagi pada Seiren.

Kencana sedanga menyusuri koridor apartment untuk kembali ke kamarnya ketika melihat Clark, Seiren dan... gadis yang belum pernah dilihatnya. Penasaran, dia menghampiri mereka.

"Halo. Apakah kamu penghuni baru di sini? Perkenalkan, namaku Kencana Shiroi." Kencana menyapanya sambil mengulurkan tangan.

"boleh "jawab sei santai. sei menerima bingkisan dari Guin

"wah?apa ini???makasih ya ^^"kata seiren senang.

"ah...ini.."Sei menyerahkan sebuah buku pada Guin

"Itu komikku yang terbaru,terima,ya?anggap saja hadiah balasan,dan selamat datang!"kata Sei riang

Guin mempererat genggamannya pada satu bingkisan yang tersisa supaya tidak jatuh. Sesaat kemudian tampak seorang gadis berpakaian serba putih datang menghampirinya, lalu memperkenalkan diri sebagai Kencana Shiroi.

"Wah, nama yang bagus." puji Guin seraya menjabat tangan Kencana. "Iya, aku penghuni baru. Namaku Gânia Heddychlon, biasa dipanggil Guin. Salam kenal ya!"

Tidak lupa Guin menyerahkan bingkisan terakhir pada Kencana. "Ini untukmu, silakan." ucapnya.

Kemudian dia menerima komik buatan Seiren. "Ini komik buatanmu, Sei-chan?" tanya Guin sambil membolak-balik beberapa halaman. "Bagus sekali. Terima kasih ya!"

"Oh, soal bingkisan, aku juga tidak tahu isinya. Ibuku menitipkan ketiga bingkisan itu untuk diberikan pada teman-teman baru di sini." jawab Guin. "Ngg.. Kalau tidak keberatan, maukah kalian membuka bingkisan itu sekarang?" Pintanya. "Maaf ya, soalnya aku juga penasaran sih."

Kencana menerima bungkusan dari Guin. Kirakira apa isinya, ya?

"Terima kasih banyak Guin-chan. Kulihat kau sudah berkenalan dengan Seiren-san dan Clark-san."

Quote :

"Ngg.. Kalau tidak keberatan, maukah kalian membuka bingkisan itu sekarang?" Pintanya. "Maaf ya, soalnya aku juga penasaran sih."

"Ng? Baiklah." Kencana perlahan-lahan membuka bungkusan itu.
________
OOT : Saya nentukan isi bungkusannya atau Guin?

"iya!"jawab Sei riang

"buka?isinya apa??"tanya Sei bodoh

"Iya, ayo dibuka saja." Guin makin penasaran, lalu mendekat ke arah Kencana yang sedang membuka bingkisannya.
"Lihat, lihat."

___________________________________________________________________

OOT: Yang nerima bingkisan saja yang nentukan. Bebas kok ^^

Kencana sudah selesai membuka bingkisan tersebut. Ternyata isinya adalah ukiran bunga mawar putih paling cantik yang pernah dilihatnya.

Kencana tersenyum senang, membuatnya terlihat semakin cantik.

"Terima kasih banyak, Guin-chan. Aku pasti akan menjaganya dengan baik."

Seiren akhirnya membuka bingkisan tersebut.
di lihatnya sebuah kalung dengan kristal kecil bewarna putih sebagai pendant,yang didalamnya ada kristal tersebut ada sebuah mutiara yang menghiasi.

"Waaaaaah!!!Indahnya!!!! benar buat aku?!terimakasih!!"Ujar Seiren girang. Ia langsung memakainya di leher.

"Bagus??"tanya Seiren pada Kencana dan Guin

Guin mengenali barang-barang tersebut. "Ternyata isinya ukiran dan perhiasan Cina. Ibuku memang berdarah separuh Cina." ujarnya.

"Cocok sekali denganmu, Kencana. Sama-sama." Guin tersenyum pada Kencana yang terlihat semakin cantik dan serba putih bersama dengan ukiran itu.

Guin memandang Seiren yang sedang mencoba kalung barunya. "Bagus lho, Sei-chan. Cantik sekali." jawab Guin.

"Ngomong-ngomong, kalau kalian sedang tidak sibuk, boleh tidak aku minta tolong pada kalian?" tanya Guin dengan agak ragu, takut teman-temannya merasa keberatan atau terganggu karena mungkin tidak punya waktu luang.

"Tolong tunjukkan padaku tempat-tempat menarik di apartemen ini. Umm, tempat-tempat favorit kalian, mungkin?" tambahnya.
" Ah, maaf. Kalau kalian sedang sibuk, lain kali juga tidak apa-apa kok."

Quote :

"Bagus??"tanya Seiren pada Kencana dan Guin

Kencana mengangguk pada Seiren. "Bagus sekali, Seiren-san."

Quote :

" Ah, maaf. Kalau kalian sedang sibuk, lain kali juga tidak apa-apa kok."

Kencana tersenyum. "Tentu saja aku bersedia mengantarmu, Guin-chan. Kebetulan aku sedang senggang."

"Horeee!" Guin bersorak gembira. Agak malu sebenarnya, karena lagi-lagi kelepasan bersikap saat bicara dengan orang yang beru dikenalnya. Ia takut ditinggalkan karena dianggap aneh.

"Tapi tidak apa-apa deh. Sepertinya mereka tidak beranggapan buruk terhadapku." pikirnya.

"Sei-chan, mau mengantarku juga?" Tanyanya pada Seiren.

Sedangkan Clark sepertinya tidak terlihat ada di situ. "Hmm... Mungkin dia sedang sibuk. Tadi sepertinya dia sedang terburu-buru sampai menabrakku." pikir Guin lagi.

"Oke. Pertama-tama, kita mau ke mana?"

Kencana berpikir sejenak.

"Bagaimana kalau ke Cafetaria saja? Cafe-nya bagus dan makanannya enak. Siapa tahu kamu lapar."

Guin juga berpikir sejenak. Tapi yang terasa justru perutnya yang ternyata sudah agak keroncongan.

"Boleh. Kebetulan aku sedang lapar setelah menempuh perjalanan jauh." ujarnya, setuju dengan usul Kencana.

Mendadak Guin melihat ke arah jam dinding yang telah dia pasang. "Apa jam segini biasanya makanan di cafetaria masih ada? Jangan-jangan sudah habis?"

___________________________________________________________________________
OOT: Timeline-nya menjelang sore, sekitar jam 3 atau 4-an

"Umm, tidak tahu, ya. Jarang kok makanan di Cafetaria habis. Yang pasti kalau pergi sekarang, tidak terlalu penuh karena bukan jam makan siang," kata Kencana.

Sebenarnya dia kurang yakin, sih. Tapi yah sudahlah.

Sei hanya mengangguk,lagipula ini juga ke cafetaria.lumayan.perutnya benar-benar kosong,dan cacing sedang protes

"Ayo!!"ajaknya riang

"Baiklah. Kita sepakat. Bagaimana kalau kita segera pergi?" Kencana tersenyum dan menatap mereka.

"Oke!" Seru Guin sambil berjalan mencari papan penujuk arah cafetaria.
Tapi dia tidak menemukan penunjuk arah tersebut.

"He? Jadi ke cafetaria itu lewat mana?" tanyanya bingung.

"Tidak begitu jauh. Lewat sini," Kencana menunjuk arah kanan dan menuntun mereka ke Cafeteria.

Beberapa saat Cafeteria sudah ada di depan mata.