[RP] Panic Picnic

" Kapan kita akan berangkat?" Tanya Ryu. Keadaan sudah mulai ramai tampaknya hampir seluruh penghuni sudah berkumpul.

"Ada apa, Haru?" tanya Midori pada Haruki. Lalu, ia beralih memandang Miles.

"Bagaimana kalau bersama kami?" ajak Midori pada Milles."Kalau anda menyetujuinya"kata Midori kepada Vanessa.

"Eh? boleh.... dengan mobil saya?" tanya Milles dengan setengah tidak nyambung pada Midori.

"Mungkin ini kesempatanku untuk lebih banyak bersosialisasi dengan penghuni lainnya, berhubung selama ini aku yang paling banyak pergi pagi pulang larut karena kesibukan" ucap Milles dalam hati.

"Ah, tidak..." Haru hanya menggeleng ketika Midori bertanya padanya. Memang wajahnya seperti anak yang sedang kebingungan ya?

Jadi... kapan mereka akan berangkat. Beragam orang yang tinggal di tempat itu semakin menarik perhatian Haru, ternyata banyak macam orang juga di dunia ini.

"uda....Fal ikut aja sama vaness....tidak merepotkan kok...kan kalau lebih rame lebih asik!" kata vanessa sambil memegang kedua tangan Fal sambil tersenyum super manis. Berharap Fal mau ikut dengannya.

Saat Milles datang, awalnya vanessa mau mengajaknya bareng. Tapi mendengar pembicaraan Midori dengan Milles, vanessa tahu kalau Milles membawa mobil sendiri.

"tidak tidak. Fal ikut denganku. Penghuni wanita ikut dengan vaness dan yang pria ikut denganku. Sisanya ikut mobil milles, kalau wanita ikut dengan milles tak masalah. Aman." clark sebenarnya tidak suka dengan sikap vaness.

"jangan ada yang naik bus! Semuanya ikuti mobilku. Ayo berangkat!" clark masuk ke mobil sambil menarik fal. "miles dengan shawn saja. Sesama orang tua, eh, dewasa." ujarnya dari jendela.

clark menyalakan mobilnya dan mulai melaju.

"...ya." Ucap Ryu. Ia kemudian menaiki motor ducatti kesayangannya dan kemudian langsung menstarternya. Ryu mengemudikannya di belakang mobil Clark.

"OBJECTION! saya meminta kata 'tua' itu direvisi!" namun Clark keburu berangkat.....

"ah, OK. ayo kita berangkat, mr freelancer" Milles masuk ke mobilnya..

"Hhh... bingung."

Fal bergumam. Bingung ingin ikut siapa, Vanessa atau Clark. Tetapi Clark sudah keburu menariknya masuk ke mobilnya. Fal lebih baik meurutinya dari pada terjadi masalah nanti. Lagi pula kelihatannya Clark tidak suka jika dia dekat-dekat dengan Vanessa.

"Kita akan piknik di mana?" tanya Fal datar, pada Clark dengan agak ragu.

"sudah kubilang kan? Kita akan piknik ke danau. Semuanya sudah kusiapkan di sana. Acara ini untuk kalian, penghuni baru. Mumpung masih musim semi." clark menjawab dengan santai, bahkan sambil bertatap muka dengan fal, padahal dia sedang menyetir!

"fal, kalau mabuk darat, bilang padaku. Siapa tahu aku terlalu ugal-ugalan."

oot: tunggu dulu, mobil Milles atau mobil saya?
-------------------------------------------------------------
Shawn mencari sesuatu, lalu menemukannya dibelakang sakunya.

"Ah, ini dia." Dia lalu masuk juga ke mobil, sebuah Nissan GT-R X berwarna biru dengan berbagai asesoris aerodinamika yang dirancang sendiri oleh Shawn. Asesori aerodinamika itu aslinya diperuntukkan untuk pesawat jet, X-35, tepatnya. Yang ia cari itu adalah remote untuk mengeset CPU System dari Engine Skyline yang ditempatkan GT-R X itu.

"Hm, sudah semuanya belum?" Shawn bertanya dari dalam mobilnya.

OOT atas: Mobil situ deh
-----------------------------------

Milles menyadari kalau dia sekarang mengantuk karena baru bangun tidur...

"OK, mr Shawn, can i have a ride?"

Quote :

"sudah kubilang kan? Kita akan piknik ke danau. Semuanya sudah kusiapkan di sana. Acara ini untuk kalian, penghuni baru. Mumpung masih musim semi."

"Ah, aku lupa," jawab Fal singkat.

Dia memperhatikan Clark yang menyetir terlalu santai, entah mengapa merasa nyawanya terancam jika semobil dengan Clark.

"Aku tidak mabuk darat, tidak apa-apa kalau mau kebut-kebutan," Fal malah memberikan saran yang tidak benar kepada Clark.

Quote :

"OK, mr Shawn, can i have a ride?"

"Tentuu~~ masuklah~~" Shawn membukakan kunci pintu lainnya.

Quote :

"Aku tidak mabuk darat, tidak apa-apa kalau mau kebut-kebutan,"

"Waw" respon Shawn singkat saat mendengar itu.

"Mau... kebut-kebutan..." tangan Shawn gemetar di setir, begitu juga dengan kakinya. Sudah lama ia tidak bersama GT-R miliknya ini.

"Clark... mau mengebut...?" tanya Shawn pelan.

"Di negara ini... diatas 180 mph tetap dikejar ya...?" tanyanya lagi sambil gemetar. Penyebab gemetarnya? Tentu saja karena ia rindu memacu GT-R miliknya, hingga 320 km/h seperti saat itu di Akasaka Straight - C1 Inward, Nurburgring Nordschleife, dan juga Circuit de la Sarthe.

"wat? Fal sama vaness aja!" protes vanessa. Namun dia tidak diacuhkan oleh Clark. Padahal kan vaness ingin lebih dekat dengan Fal (agar mau mengajarkan vanessa cara menggambar gurita yang benar.)

"hh...ok ladies, let's GO! Oh, oiya..ga ada kebut-kebutan untuk kalian!" ancam vanessa

ya, ancaman.

"Uuuh... aku kangen Citta di Aria..." gumam Shawn saat melihat lambang yang ada di setirnya, lambang Nissan. Ia mengingat masa-masa dimana ia menyusuri jalanan kecil di sebuah kota kecil di Italia, Assisi, kota indah di daerah pegunungan dengan bangunan-bangunan yang dikagumi Shawn, juga jalanan kecil yang diubah menjadi sirkuit berliku yang sempit.

"Ti...tidak ada kebut-kebutan...? Kalau begitu race saja deh... Clark?"

Mendengar kata-kata shawn, vaness terkejut.

"wat?! That's a big NO!!! ga boleh! Nyadar ga sih ada anak dibawah umur yang bawa motor disini?! Jangan ngajarin yang nggak-nggak deh ya..."

"Hah? Siapa yang dibawah umur dan bawa motor...? Itu kan tidak boleh..." jawab Shawn terhadap pernyataan Vanessa tadi

"Uh...uuuh..." tangan Shawn masih gemetar.

Ok, Fal bingung dengan perdebatan dua manusia itu. Dan Vanessa yang memaksanya untuk ikut di mobilnya.

Bingung mau ikut siapa.

Quote :

"Ti...tidak ada kebut-kebutan...? Kalau begitu race saja deh... Clark?"

HUH? RACE?

mendadak Fal menjadi bersemangat. Dia pernah memainkan sebuah game online, GTA, dan permainan game-game balapan lainnya. Matanya berbinar mendengar ucapan Shawn.

"AYO, RACE!" teriak Fal semangat.



oot: bukannya si Fal sama Clark udah pergi ya?0_0

Vanessa hanya geleng-geleng kepala. Apa shawn tidak sadar kalau Ryu membawa motor.

"ah! Terserah lah!" katanya. Vanessa mengulum lolipopnya dan bersiap-siap kalau pada mau balap.

Sepertinya semua melaju dengan kecepatan normal. Tiba-tiba ada yang berkata ingin mengadakan balapan. Ryu yang memakai helm berwarna biru hanya bisa diam saja. Yah , tidak masalah lagian di Inggris dulu Ryu sering ngebut tapi di tempat yang sepi. Kebetulan tempat ini lumayan sepi, malah bisa dibilang hanya mobil mereka yang ada di sepanjang jalan.

oot: oh iya ya? aku tidak perhatian @@~
-----------------------------------------------------
Selama menyetir, sedikitnya tangan Shawn masih bergetar selama memegang setir, mengakibatkan beberapa belokan yang terlalu tajam atau justru sebaliknya.

"Uuh... maaf ya... aku tidak biasa mengendarai biasa seperti ini... uuh..." ujarnya pada Milles. Shawn menggertakkan giginya, ia agaknya sedikit... stres.

"Tekan... Shawn... tekan... kau sedang tidak dipekerjakan untuk melakukan Race... tahan... tahan..." Shawn bergumam.

"Ini bukan Nordschleife... bukan juga Laguna Seca ataupun Infineon... tahan..." gumam Shawn lagi, suaranya agak gemetar.

Clark menyeringai dan mengambil head set nya.
"jangan menyesal sudah meneriakan kata itu fal. Kencangkan sabuk pengamanmu."

clark langsung menelepon shawn dan ryu.
"bersiap kawan. Kita balapan walau sudah seperempat jalan. Mr. Milles ada di sana? Bilang, jangan tahan kita, bersenang-senang sekali tak masalah."

clark langsung memacu volvo silver tipe sportnya. Dia agak menyangkan spec mobil ini yang di bawah si hitam kesayangannya.

"tahu gini, aku bawa 'si hitam' sayangku." clark terkekeh dan terus melaju kencang di paling depan.

Clark menyeringai dan mengambil head set nya.
"jangan menyesal sudah meneriakan kata itu fal. Kencangkan sabuk pengamanmu."

clark langsung menelepon shawn dan ryu.
"bersiap kawan. Kita balapan walau sudah seperempat jalan. Mr. Milles ada di sana? Bilang, jangan tahan kita, bersenang-senang sekali tak masalah."

clark langsung memacu volvo silver tipe sportnya. Dia agak menyangkan spec mobil ini yang di bawah si hitam kesayangannya.

"tahu gini, aku bawa 'si hitam' sayangku." clark terkekeh dan terus melaju kencang di paling depan.

"... Aku jadi penonton saja." Ucap Ryu. Ia kemudian menaikan kecepatan motornya hingga 200 km/jam masih jauh dari batas maks motornya yang dapat mencapai kecepatan 320
Km/jam. Ia kemudian melewati clark dan Shawn.