Name: Sian Li
• Umur/tempat & tanggal lahir : 18/ Manchester, Inggris, 4 Mei
-Gender: wanita
• Tinggi dan berat: 159.2 cm/47 kg
• Job: mahasiswi jurusan ilmu komputer
• Personality: agak pendiam, suka mendengarkan musik sembari bermain komputer, cerdas dalam bidang pemrograman komputer. Payah dalam urusan menjaga diri sendiri (memasak, mencuci, makan tidak teratur, de el el).
- Kelebihan: belajar dengan cepat, tanpa menggunakan buku panduan (hanya berdasarkan pengamatan/eksplorasi.
- Kekurangan: terlalu lugu soal cinta alias kurang peka terhadap perasaan lawan maupun perasaan dirinya sendiri.
- Ability: menguasai seni bela diri Wushu. Menguasai 4 bahasa dunia (Inggris, Italia, Perancis, dan China).
- Room: Single Room
• Penampilan: rambut hitam, alaminya lurus tapi lalu dikeriting oleh ibunya; mata hijau hazel; cara berdandannya sederhana, hanya memakai bedak tipis dan lipgloss saja; kulit kuning langsat khas Asia (yang didapatkan dari garis ayahnya); cara berpakaiannya simple dan khas (kaus dirangkap jaket, celana panjang dan sepatu kets).
Visualisasi:
- Spoiler:
• History:
Sian Li namanya, lahir dari pasangan suami istri Li Yuen Lian dan Grace Wilson (sekarang Grace Li). Sian sudah menunjukkan bakatnya berbahasa. Di usia 2 tahun, dia mengambil buku berbahasa asing milik sang Ayah dan membacanya walau tak tahu apa yang dibacanya. Setengah tahun kemudian, Sian Li kecil mendapatkan komputer pertamanya. Memang dia tidak tahu apa yang dilakukannya dengan buku dan komputer milik ayahnya yang dia pinjam itu, tapi itulah tanda-tanda kemunculan bakatnya.
Kegiatan sekolah Sian Li wajar-wajar saja. Dia menjalin pertemanan, punya musuh juga (karena sekolahnya adalah sekolah favorit; sekadar info, di dalam sekolah favorit, biasanya anak-anak rentan terhadap geng), dia juga punya cinta pertama di usia SMP yang kandas begitu saja tak terurus. Dan ya, Sian Li orangnya tidak peka terhadap sebuah perasaan yang namanya "cinta". Dia bahkan tidak sadar kalau ada seorang sahabat karibnya yang mencintainya.
Sampai ketika ia bersekolah ke Perancis ini demi memperdalam ilmu komputernya, cinta sahabat karibnya itu tidak tersampaikan.
Sian Li selalu bepergian dengan menyumpalkan headset ke telinganya, yang memperdengarkan musik dari berbagai jenis aliran musik. Ketika itu, dia sedang mencari tempat untuknya tinggal sementara di Perancis sementara dia kuliah. Kemudian dia melihat seorang gadis kecil berdiri sendirian di antara puluhan orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya. Gadis itu terus mengamati Sian Li, seperti hantu saja.
Sian Li kemudian mendekatinya dan memberinya permen. Gadis itu menerimanya dan balik memberinya sebuah kunci dan menunjukkan sebuah pintu di belakangnya. Dengan gerakan isyarat, anak itu meminta Sian Li membuka pintu itu dengan kunci yang ada di tangan Sian Li. Sian pun memasukkan kunci itu dan memutarnya. Pintunya pun terbuka.
Akhirnya Sian Li mendapatkan tempat tinggal.
• Relasi:
Alex Beschwipst - teman sekelas.
• Contact info: PM,
alva_0989@yahoo.com, FB