Azure Life RPG Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Azure Life RPG Forum

An Original Roleplay About Real Life.
 
IndeksIndeks  HomeHome  Latest imagesLatest images  PencarianPencarian  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  
Login
Username:
Password:
Login otomatis: 
:: Lupa password?
User Yang Sedang Online
Total 3 uses online :: 0 Terdaftar, 0 Tersembunyi dan 3 Tamu :: 1 Bot

Tidak ada

User online terbanyak adalah 23 pada Wed Jun 10, 2020 10:22 pm
Poll
Latest topics
» Absensi, 1 x satu hari
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby rena kiryuu Fri Apr 03, 2015 10:17 pm

» Perasaan kalian hari ini
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby rena kiryuu Fri Apr 03, 2015 10:17 pm

» [RP] Pumpkins ! - Market
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby Chou Tue Jun 21, 2011 6:17 pm

» Komentari Signature di atas!
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby rena kiryuu Tue Jun 21, 2011 8:36 am

» Manga yang lagi diikutin!
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby Chou Mon Jun 20, 2011 9:48 pm

» Re-Registration Character RP
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby dicky Fri Dec 31, 2010 8:10 pm

» [REG] Spencer Van Delft - Double Room
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby Assyanm Thu Nov 18, 2010 9:43 pm

» [FRP] Come again! new season come again!
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby ciken Thu Sep 30, 2010 8:49 pm

» Sambung kalimat
[side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeby Kencana Shiroi Wed Sep 29, 2010 11:12 pm

Affiliates
Clamp-Factory
Niji Lima - Ganbarimashou!
Ouran Indo
Al'loggio: Yaoi Daily Life Roleplaying Forum
SHIKOKU
Fort of Heaven
Phantom Bilingual RPG Forum
yami no sekai
Image Hosted by ImageShack.us
free forum
Fatalite
Saint Sanctuary
Neverworld

 

 [side story]Mutsuki is Vanessa

Go down 
PengirimMessage
Chou

Chou


Jumlah posting : 694
Join date : 23.07.09
Age : 32
Lokasi : depan PC

Character sheet
Character Name: Vanessa Svart
Job: Seiyuu and song writer
Age: 19

[side story]Mutsuki is Vanessa Empty
PostSubyek: [side story]Mutsuki is Vanessa   [side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeTue Aug 04, 2009 10:00 pm

chap 1~Before The Blue Sky

2 bulan sebelum pindah ke Azure.....

tap tap tap

suara langkahku menggema di kegelapan. sudah terlalu malam dan aku harus berjalan jauh sampai tempat mobilku diparkir.salahku memang, aku lebih memilih pulang sendirian karena menghindari acara-minum-minum dengan produser itu. dan sekarang....

tap tap tap

bukan hanya suara langkahku. ada suara langkah berirama sama sedang mengikutiku. tengah malam dan gelap, aku tidak berani melihat ke belakang. mana ada berita bahwa akhir-akhir ini banyak kasus pemerkosaan. aduh...

drap drap drap

ya, lari demi hidupku!!! lari, lari, lari!!! namun sialnya, aku tidak punya terlalu banyak tenaga dan sulit berlari karena memakai sepatu sol tebal. "ugh!!!" aku terus berlari. mobilku sudah di depan mata. belum sempat aku mengambil kunci mobil, 2 tangan besar menyergapku dari belakang.

"hmph!!" aku berusaha memberontak. saat kulihat pelakunya, ternyata dia adalah pelaku pemerkosaan dan pembunuhan berantai yang sedang buron. ayolah! kenapa harus sekarang?! hidupku masih panjang!!!

tak lama, aku mendapatkan ide. sebuah ide brillian yang bisa menyelamatkanku. aku menarik nafas dalam-dalam dan...

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAA" aku berteriak sekeras mungkin dengan nada yang sangat tinggi, tepat disamping telinga si pelaku. sepertinya cara ini berhasil, karena dia melepaskan cengkramannya dan mengeluhkan teriakanku.

BUAGH!

tasku mengenai wajahnya

BUAGH!

sikutku menghantam perutnya

DASH!

Sol tebal sepatuku mendarat di mukanya dengan indah. Victory for Vanessa!

dengan segera aku menyalakan mobilku dan pergi dari sana. ngebut sekencang-kencangnya, agar orang itu tidak bisa mengejarku.

~***~


"apa? stalker lagi?!" kata tanteku dengan nada tidak percaya. aku hanya meringis sambil merendam kakiku yang lecet. "iya tan...ukh..mana tadi aku lupa bawa pisau lipat utuk jaga-jaga.."

Tante Bella, begitu aku memanggilnya. dia tinggal sendiri di usianya yang hampir setengah abad. dia mengurusku yang masuk sekolah seiyuu sejak aku umur 13 tahun. dia menganggapku seperti anak sendiri.

tante Bella meminum tehnya. "yah...kamu sih, pulangnya tengah malam terus...ga heran kamu jadi sasaran empuk...ini sudah yang ketiga kalinya di minggu ini loh.." katanya.

"habis..kalau aku ikut acara minum-minum sampai selesai, aku bakal pulang lebih malam lagi...hue..." kataku. lalu aku bersiap untuk pulang. "ya sudah tante, aku mau pulang dulu. besok pagi aku kesini."

setelah pamit, aku berjalan pulang menuju rumahku, lewat jalan bawah tanah khusus. lorong ini menyatukan rumahku dan tanteku, yang hanya berjarak 2 rumah.

rumahku yang terhubung dengan rumah Tante Bella adalah rumahku sebagai Mutsuki Asa. Seiyuu terkenal yang tinggal sendiri. aku lebih suka mempunyai 2 identitas karena aku bisa bebas dengan diriku yang sebenarnya. tidak seperti Mutsuki yang selalu dikejar wartawan infotaiment.

Menjadi Mutsuki terlalu beresiko. sulit rasanya bebas dengan penampilan dan suara Mutsuki. namun saat menjadi diriku sendiri, aku bebas. tidak perlu khawatir akan gosip miring yang menimpaku.

tapi tetap saja, aku menyukai pekerjaanku sebagai Seiyuu, profesi yang kudambakan sejak kecil. karena itu, aku terus membagi diriku menjadi 2 orang selama 4 tahun belakangan ini.

setelah berjalan jauh, aku sampai di rumahku. semua pelayan sudah tidur. kurasa hanya satpam yang masih terjaga diluar. aku masuk kamar dan segera menenggelamkanku dalam mimpi indah.

~***~


riiiiin

aku terbangun oleh suara HPku. 17 pesan masuk. namun ada 1 pesan yang aneh. pesan dari Russel. dia mantan pacarku. terakhir kita bertemu saat dia mendepakku, 1 tahun yang lalu.

Quote :
kamu kemana aja sih? dari kemarin aku SMS ga dibales..aku telepon yang ngangkat managermu...aku akan ke rumahmu pagi ini.

ups...sepertinya aku terlalu lelah untuk mengecek HPku semalam. aku buru-buru mandi dan berganti pakaian. aku menggerai rambutku, menunjukkan bahwa aku adalah Mutsuki. Russel itu adalah mantan pacar resmi dari Mutsuki Asa. silahkan buka majalah gossip tahun lalu kalau tidak percaya.

ding dong

aku menyiapkan hatiku untuk bertemu Russel lagi. cukup sakit mengingat waktu-waktu saat aku bersamanya. namun aku tidak boleh terlihat lemah dimatanya.

aku berjalan menuju ruang tamu, menatap sosok orang yang masih kucinta hingga detik ini.

"jadi...itu memang kau..."
_____________[to be continue]________________


OOTe
Spoiler:


Terakhir diubah oleh Chou tanggal Wed Aug 05, 2009 5:09 pm, total 1 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
Chou

Chou


Jumlah posting : 694
Join date : 23.07.09
Age : 32
Lokasi : depan PC

Character sheet
Character Name: Vanessa Svart
Job: Seiyuu and song writer
Age: 19

[side story]Mutsuki is Vanessa Empty
PostSubyek: Re: [side story]Mutsuki is Vanessa   [side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeWed Aug 05, 2009 5:07 pm

Chap 2-You

wajahnya masih belum terlalu berubah. penampilannya juga. dia terdiam di depanku, dan begitu juga aku.

"ya...ini aku, senang bertemu dirimu lagi, Mutsuki.." Russel mulai berbicara. aku mengisyaratkan padanya agar segera duduk. dan aku juga duduk.

aku diam, begitu juga dia. diam, diam,diam. diam-diam, aku merutuki diriku yang tidak berani bicara sepatah kata pun pada Russel.

dan aku teringat saat pertama kami bertemu. kami bertemu karena seekor ikan. ya, seekor ikan. kami berebut ikan di toko dan aku tidak sadar kalau dia adalah tetanggaku sendiri.

semua hubungan baik yang terjalin sejak saat itu kandas karena aku yang sibuk. aneh bukan? dan ternyata dia sudah selingkuh selama aku sibuk. setelah itu, malah dia yang minta putus. mengesalkan bukan?

meskipun begitu, aku tetap tidak bisa membencinya.

"ah...mustuki? kamu tidak apa-apa? kamu melamun terus..." tanyanya. aku tersadar dari lamunan. "oh..tidak kenapa-kenapa...lalu...apa tujuanmu kesini?" tanyaku.

"aku...hanya memberi tahukan kalau...3 hari lagi, aku pindah.". aku sedikit kaget. "oh ya? kemana?" tanyaku. semoga tidak terlalu jauh. aku masih belum siap terlalu jauh dengannya.

Russel menatap tepat ke mataku. "Russia...". terlalu jauh untukku. aku tahu itu. "tapi bagaimana dengan pacarmu? Sheila?" tanyaku. Sheila, tak lain dan tak bukan adalah orang yang merebut Russel dariku.

setahuku, Sheila itu anaknya teman dekat orang tua Russel. tidak heran kalau Russel dan Sheila terlihat dekat sejak awal. bahkan Sheila sempat dekat denganku. tak disangka saat aku kembali dari tur, mereka sudah jadian.

"sheila baru saja dimakamkan 2 hari yang lalu karena penyakit kanker serviksnya." kata Russel dengan nada yang tenang. bukankah seharusnya Russel sedih? kenapa dia berkata kalau kematian Sheila tidak ada apa-apanya?

Russel mendekati aku, menggenggam tanganku. "dengarkan aku. sebenarnya aku berpacaran dengan Sheila karena desakan orang tuaku. ini rahasia. orang tua Sheila tahu umur Sheila yang sudah tidak akan lama lagi dan mereka juga tahu kalau Sheila suka padaku jadi...ya begitulah."

tidak mungkin.

"..awalnya aku menolak keras usul orang tuaku agar dekat dengan Sheila, apalagi saat itu kamu sedang sibuk-sibuknya. namun apadaya, aku tidak bisa menolak permintaan orang tua Sheila yang berlutut diahadapanku, demi anaknya."

bohong.

"sejujurnya, aku sangat mencintaimu, Mutsuki. maafkan aku yang merahasiakan ini semua. kalau saja aku memberitahukannya, mungkin semuanya akan lebih baik dan kau tidak perlu terus menghindar..."

Bohong!!!

aku terdiam dan melepaskan tangan Russel. "itu...itu semua bohong kan?! aku tahu, itu bohong...itu bohong...." kataku. aku tiadk berani menatap mata Russel. mataku sudah mulai basah.

"..tidak, itu kenyataan..." kata Russel. dia memegang wajahku dan mengusapnya lembut. "aku masih sayang padamu, Mutsuki..ah...Vanessa..sampai detik ini pun, aku masih cinta padamu.." katanya.

hanya karena ingin membahagiakan orang lain, dia membuangku. "tapi kalau alasannya begitu, kenapa kamu tidak bilang? aku..aku.....mungkin kalau kamu bilang, semuanya tidak akan seperti ini!"

Russel mendekapku. "maaf sekali, aku mengatakannya di saat seperti ini, disaat aku hendak pergi. dan aku juga minta maaf, karena tidak bisa memutar ulang waktu untuk kita berdua....."

jangan...jangan..jangan tinggalkan aku disaat seperti ini!

"tapi...setelah kamu pindah, kita..kita masih bisa dekat kan? kita..bisa kembali seperti dulu kan? ya kan?" tanyaku. Russel hanya menjawabnya dengan belaian di rambutku.

Russel berbisik. "sekali lagi maaf, kita juga tidak akan bisa seperti dulu lagi.". aku melepaskan pelukannya. "kenapa? tadi kamu bilang kalau aku masih sayang sama aku...tapi...tapi..."

"dengarkan aku vanessa, di sana aku akan sulit berkomunikasi denganmu lagi. aku akan sibuk. begitu juga kamu. jadi..." Russel mendekatiku dan menghapus air mataku yang ternyata sudah mengalir sejak tadi.

"lebih baik kau membuka dirimu untuk orang lain, orang lain yang bisa mencintaimu dan menjagamu dengan baik..tidak seperti aku." katanya.

"maaf, terimakasih, selamat tinggal..." kata russel sambil berbalik meninggalkan rumahku. namun sebelum dia pergi, aku mengambil bantal dan melemparnya tepat ke belakang kepalanya.

"da..sar..BODOH!!!!!!"

BUGH

Russel yang kepalanya terkena jurus lemparan bantal mautku menoleh dengan ekspresi heran. "kau pikir aku membolehkanmu pergi begitu saja? TIDAK! aku ga akan ngijinin!"

Russel masih heran. namun aku segera berlari dan menciumnya. yang terakhir. terakhir kalinya. "...Va..maksudku..Mutsuki?? kenapa?" tanyanya. dia masih heran.

"dasar bodoh! kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja?!" omelku. Russel makin bingung, "tapi..kan..aku harus per..." kata-katanya terhenti saat jari telunjukku mengisyaratkannya untuk berhenti bicara.

"aku tahu itu, dasar bodoh. setidaknya beritahukan kamu akan berangkat jam berapa." kataku. "tentu saja aku harus mengantarmu.". Russel tersenyum dan mengacak acak rambutku. "ah..sepertinya aku akan merindukanmu di sana." katanya.

"ya..aku juga" kataku sambil tersenyum.

~***~


"yah...jadi kamu benar-benar akan pergi ya..." kataku sambil menyamakan langkah Russel di bandara. "ya....aku meneruskan pekerjaanku di sana....maaf.."

DZIGH

aku menyikut perutnya dengan keras. tidak terlalu keras sih, tapi cukup untuk membuat dia kesakitan. "auch! hei..itu untuk apa?" ringisnya. aku hanya memasang muka innocent.

"itu hukuman karena kamu terus meminta maaf, aku sudah bosan mendengarnya terus..." kataku. "ah...gitu ya? maaf deh..."

DZIGH

"sudah kubilang cukup! kamu mau membuatku menangis lagi?!" kataku dengan nada mengancam. "auch! kejam sekali kamu...menghajarku dua kali karena hal begitu saja.."

terdengar suara pengumuman. "ah..sudah waktunya boarding..aku ergi dulu ya, vanessa..atau..mutsuki..atau siapapun itu..." katanya. aku hanya tersenyum. "ya..hati-hati ya.."

Russel menatapku dengan tatapan aneh. "kau tidak menangisiku?". aku menggeleng. "kutangisi pun kau akan tetap pergi...ayo cepat sana! nant terlambat lagi!" kataku.

"iya..iya...dasar cerewet!" katanya sambil mengelus kepalaku. dengan cepat dia mencium keningku dan meninggalkanku.

setelah dia jauh, aku merasa kalau aku mulai menangis. tiba-tiba ada SMS ke HPku.

Quote :
udah, jangan nangis gitu..jelek banget tau..aku pergi dulu ya..selamat tinggal...jaga dirimu baik-baik!

ps: cari pacar baru sana! hehehe Smile

aku menghapus air mataku. dan meninggalkan bandara. saat itu, aku bertekad untuk melupakan Russel, dan membuka diriku pada cinta yang baru.
__________________[to be continue]___________________


OOTe
Spoiler:
Kembali Ke Atas Go down
Chou

Chou


Jumlah posting : 694
Join date : 23.07.09
Age : 32
Lokasi : depan PC

Character sheet
Character Name: Vanessa Svart
Job: Seiyuu and song writer
Age: 19

[side story]Mutsuki is Vanessa Empty
PostSubyek: Re: [side story]Mutsuki is Vanessa   [side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeThu Aug 06, 2009 2:07 pm

Chap 3-Reason

"Mutsuki, bagaimana pendapat anda tentang kedekatan anda dengan Brian?"
"waktu kalian bekerja sama, kalian terlihat dekat..benarkah?"


ah..sial! wartawan itu mengerubungiku lagi. aku sulit bergerak. untungnya Feilan, managerku, menolongku untuk keluar dari kerumunan itu sampai mobilku. aku sudah lelah berkata 'no comment' untuk semua pertanyaan sialan itu. lagipula, Brian itu yang mana?

aku masuk mobil tepat waktu. begitu juga Feilan. "huft..lagi-lagi terjebak mereka...." kataku sambil menyandarkan kepalaku. "iya nih mutsuki-chan..lagipula, Brian emangnya deket ya sama kamu?" tanyanya.

loh? kok dia jadi ikut-ikutan nanya?

"meh..yang namanya Brian yang mana lagi...." aku mendengus dan memandang jendela. wartawan yang mengerubuti aku dari depan studio terlihat seperti semut kalau dilihat dari jauh. aku geleng-geleng kepala. bisa ya, orang dapat makan dari membuat seseorang (baca: aku) pusing?

aku melirik Feilan. laki-laki tegap itu adalah managerku dari awal aku merintis pekerjaanku ini sampai saat ini. pria berusia 32 tahun itu masih lajang dan tampan. namun dia masih single. alasan satu-satunya dia single adalah...

"he? Mutsuki-chan ga tau yang mana yang namanya Brian? ih..padahal Brian itu lucu loh kalau kata Fei...habis...bibirnya itu loh...ga nahan~" katanya sambil senyum-senyum ga jelas. yap..tidak salah lagi..dia itu gay.

namun aku sedikit bersyukur kalau dia gay. jadi aku tidak terlalu canggung. bahkan kita bersahabat baik meskipun terikan hubungan majikan-pesuruh seperti ini. terkadang kita menghabiskan waktu bercanda bersama. atau bermain kartu sesaat sebelum rekaman untuk membunuh waktu. dia sungguh manager yang hebat.

sebentar lagi aku sampai ke rumahku. rumah mutsuki, maksudku. namun tiba-tiba supirku berhenti. saat aku melihat depan rumahku, aku mengerti kenapa. "ah..sial...kenapa wartawan itu ADA di sini sih?!" aku mengomel. "ya uda de..masuk aja dulu kali ya.." kata Feilan.

akhirnya aku masuk ke rumah dan buru-buru mengunci diri di kamar. wartawan itu menakutkan! mereka selalu mau tahu saja. bagus sih..namun kalau sasarannya adalah aku, itu mengerikan!!!

saat kuintip di jendela, Feilan berbicara pada wartawan itu dan satu-per satu mereka mulai meninggalkan depan rumahku. aku bernafas lega dan keluar dari kamarku.

"mutsuki-chan! aku sudah mengusir mereka.."
kata Feilan saat melihatku keluar kamar. "ah...baguslah...Fei mau teh? aku juga punya kue blackforest .." tawarku. Feilan menggeleng. "tidak...makanan manis membuatku gemuk..lagipula, aku sedang diet." katanya. kalau itu bukan Feilan, mungkin aku sudah tertawa terbahak-bahak. seorang pria diet? tidak ada yang lebih lucu dari itu.

aku mengambil kueku di kulkas dan menunggu tehku selesai dibuat. feilan duduk dan mengambil sepotong cracker di meja makan. bukannya dia sedang diet?

"sebaiknya kamu mencari tempat tinggal baru..." kata Feilan. aku mengangkat alisku. "hei..aku kan sudah punya rumah?" kataku sambil mengunyah kueku. "tapi kamu juga ingin lepas dari kejaran para wartawan bukan?"

aku terdiam. apa yang dikatakan Feilan ada benarnya sih..paling menyebalkan kalau sudah melihat kerumunan di depan rumah. ah..amit-amit...

"jadi Vanessa juga tidak cukup ya...kebebasanku..huhuhu...aku merindukanmu..." kataku sambil memainkan cherry yang tersisa. makanku cepat ya?

Feilan terlihat berpikir sejenak, lalu dia menepukkan tangannya seakan mendapat ide. "bagaimana kalau di sebuah apartement? tempat di tengah-tengah keramaian akan cocok untuk menyembunyikanmu." katanya

tapi kalau dipikir-pikir aku tidak butuh rumah baru sih. tidak penting juga. namun ketika aku berkata seperti itu, seseorang datang. "kyaa! Brian!!!" teriak Feilan. WTF?! orang itu, brian..siapapun lah itu, nyari masalah apa sih? datengnya juga sama wartawan banyak banget lagi.

aku panik. "ayo, kalau gitu kita berangkat." kataku. Feilan terlihat kaget. "sekarang? nyari apartement? tapi..itu..itu..Bria...."

"shtt! kita berangkat sekarang!" kataku sambil menyeret Feilan. aku menyeretnya kabur lewat lorong bawah tanah menuju rumah Tante Bella. aku 'merubah wujud' menjadi Vanessa dan kabur dari sana dengan mobil tante.

~***~


setelah satu jam kami berkeliling-keliling pinggir kota, kami terhenti di sebuah apartement 3 lantai yang terlihat bagus. ada tulisan Azure apartement. "bagaimana, mu..eh...Vanessa-chan? ah...aku tidak terbiasa dengan nama itu..." kata Feilan.

"kamu harus terbiasa! namaku sekarang Vanessa..." kataku. iya, sekarang aku berdandan dan bersuara seperti Vanessa. lucu kan?

"ayo kita masuk, Fei!" kataku sambil menyeret Feilan ke dalam sana.

__________________[to be continue]________________


OOTe
Spoiler:
Kembali Ke Atas Go down
Chou

Chou


Jumlah posting : 694
Join date : 23.07.09
Age : 32
Lokasi : depan PC

Character sheet
Character Name: Vanessa Svart
Job: Seiyuu and song writer
Age: 19

[side story]Mutsuki is Vanessa Empty
PostSubyek: Re: [side story]Mutsuki is Vanessa   [side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeSat Aug 08, 2009 10:48 pm

Chap 4-Blue Sky, True Sky

Perlahan tapi pasti, aku dan Feilan melangkahkan kaki menuju ruangan Administrasi. semua ornag di sana cukup ramah, hanya saja apartemen itu awalnya cukup sepi. setelah bernegosiasi ini-itu, aku sepakat mengambil single room.

selesai sudah, semoga dengan ini aku bisa stay away dari Brian, wartawan, dan pengganggu lainnya. belum sempat aku menarik nafas lega, tiba-tiba Feilan menjerit. "mu..eh, Vaness! Vaness! liat deh berita ini!" serunya sambil menyodorkan HPnya padaku.

Quote :
BRIAN SWOOD dan MUTSUKI ASA telah resmi berpacaran, begitulah apa yang dikatakan Brian Swood, artis terkenal pada sore hari ini. saat ditanya, ternyata mereka telah berpacaran selama.......
WTFWTH??!!!! aku kesal sendiri melihat berita di internet lewat HP Feilan. bagaimana ini? siapapun Brian itu, dia sangat menyebalkan.

FEilan melihat diriku yang menyebarkan aura kesal dengenan pandangan prihatin. tapi bukannya memberikan support, dia malah berkata "er..kalau Vaness ga mau, Brian buat Fei aja ya?" katanya. aku geleng-geleng kepala. "sesukamu lah." kataku sambil melenggang ke mobil.

"sore ini, kita gelar konferensi pers sore ini, cepat. aku harus membungkam si Brian itu.." kataku. namun Feilan menatapku menunggu aku menyelesaikan kalimatku. "..setelah itu baru kamu boleh PeDeKaTe sama dia.." lanjutku. Feilan bersorak sendiri.

"oh, jangan lupa, cancel jadwal tidak penting untuk besok, soalnya aku mau pindah dulu.". Feilan mengecek jadwalnya. "ok, siap! besok kamu punya seharian untuk dinikmati! eh...besoknya juga kamu libur kok.." katanya. aku tersenyum dan segera pulang untuk mengepack barang.

~***~


keesokan harinya, aku kembali ke Azure dengan mobilku (yang atas nama Vanessa, sehingga tidak terlacak). aku masih menyimpan koperku di mobil. saat aku memasuki Azure, aku tidak melihat siapapun. bahkan di ruang administrasi. karena itu, aku mencoba menunggu...menunggu...menunggu...

2 menit...

5 menit...

20 menit..

dari sekantong permen yang aku bawa, hanya tersisa 5 permen lagi. aku terlalu menghabiskan banyak permen sambil menunggu orang lain. karena bosan, aku hendak menunggu di taman sambil berjalan-jalan.

"ho...memang sepi di sini" gumamku sambil duduk di pinggir kolam. tidak ada siapa-siapa. aku membuka HP dan langsung melihat berita hari ini.

Quote :
Mutsuki Asa membantah semua kedekatannya dengan Brian. dia mengatakan kalau semua itu bohong, sebagai buktinya, Mutsuki mengatakan kalau dirinya sudah mempunyai kekasih. namun dia bersikeras untuk tidak memberitahukan namanya. Feilan, managernya, berkata kalau pacarnya Mutsuki akan hadir dalam acara Seiyuu Award minggu depan.

"feilan bodoh..." gumamnya. sebenarnya Feilan waktu itu kelepasan ngomong kalau 'pacar' aku itu akan datang. namun, sebenarnya ' itu hanya sekedar 'PACAR'..dalam kata lain, sebenarnya aku tidak punya pacar.

aku jadi bingung harus bagaimana.

saat aku melihat ke langit, aku mencoba mengingat semua pria yang bisa kubujuk untuk berpura-pura jadi pacarku. kakak? tidak. Feilan? MUSTAHIL. aduh...ga kepikiran nama orang lain lagi.

namun saat aku melihat ke depan, tiba-tiba seorang gadis --atau bisa kubilang anak kecil-- yang berambut coklat panjang yang menatapku dalam-dalam.

ya Tuhan, jangan bilang dia mengenaliku sebagai Mutsuki Asa!!!

Anak kecil itu tersenyum ramah kepadaku. aku balas tersenyum. "namamu siapa?" tanyaku. lumayan buat teman mengobrol selama menunggu orang-orang disini.

"luna." katanya sambil tersenyum. "kamu vanessa kan?" tanyanya aku mengangguk. lalu Luna menarik tanganku. "ayo ikut. aku harus tahu apakah kamu pantas ada di Azure atau tidak."
katanya. aku menurut dan mengikuti kemana kaki kecil Luna membawaku.

dan akhirnya kami sampai di depan sebuh pintu. "i..ini dimana?" tanyaku. "pintu belakang." luna menjawab sambil mencari sesuatu. aku mulai menebak siapa anak kecil ini. "luna..er..sebenarnya kamu siapa?"

"aku? aku pemilik Azure." jawab Luna dengan nada enteng. aku tidak menyangka kalau pemilik Azure masih sekecil ini.

Luna menggenggam sesuatu. saat dia membukanya, aku melihat sebuah kunci yang model lama, namun bersinar.

"ini..kunci ini akan menentukan nasibmu di sini..."

____________________[to be continue]_____________________


OOTe

Spoiler:
Kembali Ke Atas Go down
Chou

Chou


Jumlah posting : 694
Join date : 23.07.09
Age : 32
Lokasi : depan PC

Character sheet
Character Name: Vanessa Svart
Job: Seiyuu and song writer
Age: 19

[side story]Mutsuki is Vanessa Empty
PostSubyek: Re: [side story]Mutsuki is Vanessa   [side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitimeMon Aug 10, 2009 2:28 pm

Chap 5-The Key, Maid, and The Owner

sekarang aku berada di depan anak kecil bernama Luna, yang mengaku adalah owner apartement ini. dan sekarang, dia berkata kalau kunci yang ada di tangannya akan menentukan nasibku di sini.

apa maksudnya?

"er...ini..apa yang aku harus lakukan?" tanyaku pada Luna. luna hanya tersenyum. "bukalah pintu itu.." katanya sambil menunjuk pada pintu belakang. "..kalau kamu berhasil membukanya, maka kamu pantas berada di sini. kalau tidak ya....silahkan mencari tempat lain." lanjutnya.

mencari tempat lain? rasanya hal seperti ini hampir tidak masuk akal. ayolah, apa sulitnya membuka sebuah pintu?

namun aku kaget saat kunci itu melayang dari tangan Luna dan berhenti tepat di depanku. aku mengulurkan kedua tangaku dan kunci itu ada ditanganku sekarang. aku menjadi yakin dengan apa yang Luna ucapkan. dengan ragu aku menggenggam kunci itu dan mencoba untuk memasukannya ke lubang pintu.

"bayangkan saja apa yang inginkan di tempat ini.."

yang aku inginkan?

~***~

"Kakak!!! kembalikan bonekaku!!!" teriakku. aku berlari mengejar kakak. kami berlari di halaman belakang rumah, dimana Ibu saat itu sedang menjemur selimut. "hahaha..kejar aku kalau bisa vaness!" kata kakak sambil tetap berlari.

namun saat berlari aku terjatuh. "HUAAA!!!" aku mulai menangis karena kakiku berdarah. Ibu yang mendengar tangisanku langsung menghampiri. begitu juga dengan kakak. "aduh..Vaness jatuh lagi ya? cucupcup..jangan nangis dong..." hibur ibuku. "yah..Vaness jatuh lagi..." kata kakak. Ibu melirik kakak tajam.

"iya...iya...sini kakak gendong!" katanya sambil menggendongku. "Awas kalau kamu menjatuhkan adikmu lagi Fay!" omel ibuku. kakak hanya mengangguk dan menggendongku ke dalam rumah.

di dalam, kakak merawat lukaku. dia memang mahir dalam merawat luka (karena kami sering bertengkar dan akhirnya dia yang harus merawat lukaku). "nah..ini seharusnya sudah cukup.." kata kakak. dia tersenyum dan mencubit pipiku pelan. "jangan nangis agi ya....mau main lagi?" tanyanya ah...senyuman kakak memang selalu hangat...

"ayah pulang!" terdengar suara dari pintu. aku dan kakak langsung berlari menghampiri pintu. ayah sudah pulang. "ayah!" sapaku. aku langsung digendong dengan mudah oleh ayah. "aduh...putriku ini..luka lagi ya? padahal ayah mau mengajak ke ladang lagi..." katanya.

aku langsung semangat. aku memang senang sekali kalau diajak ke ladang. ayahku mempunyai perkebunan Lavender. ladangnya luas sekali. terkadang ayah membolehkan aku dan kakak bermain di sana sepuasnya.

"wah? benarkah? aku mau main ke ladang..sama kakak sama ayah dan sama ibu.." pintaku. "boleh ya?". ayah terlihat berpikir. sepertinya dia terlalu mengkhawatirkan lukaku. namun sepertinya kakak mengetahuinya. "ayolah ayah..biarkan saja Vaness bermain di ladang hari ini..kakak yang gendong Vaness deh..." pintanya.

ibu yang baru melihat kedatangan ayah langsung menghampiri kami. "pada mau ke ladang ya? ibu ikut dong..." katanya ayah hanya tersenyum. "ayo! kita semua ke ladang!" seruku.

akhrinya kami sekeluarga pergi bermain di ladang. kakak mengajariku cara membuat mahkota dari bunga lavender. bahkan dia memakaikannya untukku. aku senang sekali. kami semua bercanda-tertawa. bersama-sama.

di ladang yang lapang itu, aku juga merasakan kebebasan. kebebasan untuk tertawa, bermain, dan bercanda. senangnya hidup seperti dulu....kehangatan keluarga dan kebebasan...kehiduan yang damai dan tanpa masalah.

itulah yang sebenarnya aku inginkan

~***~


*Cklek*

pintu belakang mulai terbuka. aku menatap pintu itu dengan tatapan tidak percaya. saat aku melihat Luna, dia hanya tersenyum. "jadi..itu yang kamu inginkan.." gumamnya. "baiklah...kamu pantas tinggal disini.". mendengar kata-katanya, rasanya aku ingin melompat senang.

"kya~! terimakasih, Luna! oh! sebentar, aku punya sesuatu untukmu..." aku meninggalkannya dan menuju taman tempat aku pertama bertemu luna. aku mengambil sebuah lolipop besar untuknya. dengan hati riang aku berlari menuju pintu belakang, tapi dia tidak ada.

"loh...luna??" panggilku. tapi tidak ada jawaban. saat aku berbalik, aku menabrak seorang pria. aku buru-buru meminta maaf dan berkata "maaf! maaf sekali...ah...apa anda melihat pemilik apartement ini?" tanyaku. namun orang itu malah terlihat bingung.

"er...seorang gadis kecil berambut coklat panjang, pemilik apartement ini." kataku. pria itu masih terlihat heran. "akulah pemilik apartement ini." katanya. kali ini aku yang bingung. "ta-tapi...Luna, kunci, pintu, er....."aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. namun saat pria itu melihat ipntu belakang yang terbuka, dia hanya tersenyum. "I see... nah, sekarang kamu tinggal ke ruang administrasi untuk mengambil kunci ruanganmu.." katanya

aku yang masih bingung, hanya tersenyum kecil dan melewatinya. namun sialnya, rambutku yang panjang dan dikucir dua tersangkut di retsleting jaketnya. sepertinya tersangkut saat menabraknya tadi. karenya tersangkut dan tertarik, karet rambutku putus dan rambutku tergerai. dengan tampilan seperti ini, seseorang akan tahu kalau aku adalah Mutsuki Asa!

sial! semoga dia tidak melihat.

"...Mutsuki Asa?"terdengar suara dari belakangku. aku hanya tersenyum pasrah dan menoleh ke belakang. benar saja, pria tadi menatapku. "kamu...Mutsuki Asa kan?" tanyanya lagi. aku tidak tahu harus bagaimana. yang bisa kukatakan hanya... "huwaa! jangan kasih tahu siapa-siapa! plisss!!!" pintaku.

pria itu tersenyum. "hei...menutup mulut itu tidak mudah, nona." katanya. tamatlah aku. "kamu mau apa? uang?" tanyaku. dia menggeleng pelan. [color:e79c=dark blue]"...bagaimana kalau begini...aku menyembunyikan rahasiamu dan boleh tinggal di ruanganku..sebagai MAID pribadiku. bagaimana?" tanyanya.

what?! Aku?! jadi MAID?!!!!

________________[to be continue]________________


OOTe

Spoiler:
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





[side story]Mutsuki is Vanessa Empty
PostSubyek: Re: [side story]Mutsuki is Vanessa   [side story]Mutsuki is Vanessa Icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
[side story]Mutsuki is Vanessa
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Azure Life RPG Forum :: This is Azure Apartment :: Story Telling Chamber-
Navigasi: