[ST] The Royal son

Ryu kau musti bisa menjadi pewaris yang hebat. Itulah kata yang diucapkan oleh William Rheindhardt, setiap hari, untuk mendoktrin Ryu. Setiap hari Ryu punya jadwal yang padat , dari pagi sampai siang ia harus belajar materi pelajaran dari A sampai Z. dan segala macam bahasa Setelah selesai belajar ia masih harus belajar tentang etika , sejarah dan tetek bengek menjadi bangsawan kemudian di sore harinya ia belajar berolahraga ala bangsawan seperti berkuda , golf, dll. Malamnya ia belajar biola. Begitulah hari - hari Ryu diisi , tidak ada waktu untuk bermain sama sekali.

Ketika ia berumur 8 tahun ia sudah menguasai semau materi pelajaran SMA dan sudah bersikap layaknya suatu bangsawan. Kemudian , hari ulang tahunnya yang ke-9 seperti biasa ayahnya mengadakan pesta yang sangat meriah, namun kebanyakan hanya orang dewasa yang datang. Anak-anak yang datang paling hanya putra/putri relasi ayahnya. Dan sikap mereka benar - benar menyebalkan, mereka semua berusaha menjilatnya. Ryu yang merasa bosan kemudian pergi ke halaman rumahnya yang sangat besar. Disana ia melihat seorang gadis yang mengenakan gaun berwarna biru langit dan bermabut pirang sedang memetik bunga. "hei apa yang kau lakukan?" Ucap Ryu. Gadis it usangat terkejut ia kemudian langsung kabur. Ryu kemudian mengejar gadis itu dan menahannya . "Kenapa kabur ?" Ucap Ryu melembut. " Ma..a..f aku tidak bermaksud mengambil bungamu. "Ujar gadis itu ketakutan. "Tidak apa-apa ambil saja semaumu. Namaku Ryu. Namamu siapa?" Ucap Ryu. " Marriane. " Mary.. Nama yang indah." Puji Ryu, sejak pertemuan pertama itu mereka menjadi sangat akrab.

Ketika Ryu berumur 13 tahun, ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada Mary. Ryu mengajak Mary bertemu di sebuah restoran mahal. Di restoran itu ia sudah mempersiapkannya dengan sempurna mulai dari dekor hingga penampilannya. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 ketika Ryu selesai mempersiapkan semuanya. Kini di tangannya sudah ada sebuah kotak yang berisi kalung yang terbaut dari Aquamarine sama seperti warna mata Mary. Namun Mary tidak datang -datang padahal waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 namun Mary masih belum datang juga. Ketika 16.15 seseorang membuka pintu, Ryu langsung berdiri dari tempat duduknya. Tetapi yang datang adalah Will , pelayannya. Ia datang dengan raut muka sedih. "Kenapa Will?Tanya Ryu. Will kemudian menngatakan sesuatu, Ryu langsung berlari keluar dari restoran tersebut dan menyuruh supir langsung ke rumah sakit ,Nona Mary kecelakaan, mobilnya ditabrak oleh bus, dia sekarang sedang dalam keadaan gawat di rumah sakit, ucapan itu terus terngiang di kepala Ryu.

Mary pasti tidak apa apa, ucap Ryu dalam hatinya berulang-ulang sambil berlari ke ruang ICU. Begitu tiba disana yang terlihat hanya Marriane yang dalam keaadaan yang sangat menyesakkan Ryu dengan dokter berdiri pasrah di sampingnya." R...ei ak...u men...yuk...ai...mu "Ucapnya , namun sebelum Ryu mengatakan hal yang sama ia sudah menghembuskan napas terkakhirnya. "Mary... sadarlah kau belum mendegarkan jawabanku... " Ucap Ryu berulang -ulang sambil memegang tangan Mary yang masih hangat.

Ryu mengurung diri di kamarnya selama beberapa hari, ia tidak makan maupun minum. Di upacara pemakaman Marypun ia tidak hadir. Sejak saat itu Ryu menutup pintu hatinya....

[Chapter 2 ] coming soon.. Comment aja disini... ^ ^

Uwaa keren banget!
Lanjutkan~ lanjutkan~

nasib ryu sama ya kayak scarlett..
Scarlett juga didoktrin ayahnya untuk blajar dan blajar stiap harinya, ngerjain ratusan soal stingkat olim dr brbagai mata plajaran buat jadi ahli waris tunggal prusahaan keluarga. (baca omake 'The beautiful violet orbs')
Cuman aku salut sama ryu! Dia bisa tahan sama nasibnya itu!!

Wah scarlett bs cemburu abis-abisan nih!
Pnasaran ma chap brikutnya! Dtunggu apdetnya!

@atas

kalau dihubung hubungkan dan diacak-acak dengan cerita dikau...

Ryu - 'perusahaan keluarga' - belajar pelajaran rumit sejak kecil

kok rasanya mirip dengan Ryu dari DDS ya @_@?

Need chapter 2 segera >w<

Chapter 2 : Bored Prince

Rheindhardt-sama aku suka padamu." Siapa kau? " Ucap Ryu kepada semua gadis yang menyatakan cinta padanya, suadah puluhan gadis yang .ditolaknya dengan kata-kata yang sama. Sudah 2 tahun sejak kematian Mary, dan sekarang Ryu sudah berumur 15 tahun dan ia masuk ke High school tahun pertama. Sebenarnya ia bisa saja lompat kelas dan lulus dalam waktu satu setengah tahun , namun Ryu bersikeras untuk mengikuti 3 tahun masa SMA seperti anak -anak lainnya. Ryu masuk ke sebuah sekolah swasta elit yang hanya menerima murid-murid kalangan atas. dan memiliki sistem asrama. Namun tetap saja status keluarga Ryu masih diatas mereka karena selain keluarga Rheindhardt adalah keluarga bangsawan , keluarga Rheindhardt juga mempunyai andil besar dalam perekonomian Inggris.

"Papa , aku ingin masuk ke sekolah"

"Kenapa kau tiba-tiba ingin masuk sekolah? "

"Aku bosan belajar dirumah. "

"...Baiklah kalau begitu, tapi kau harus mendapatkan peringkat 1."

"Ya"

Itulah kejadian yang terjadi 2 tahun yang tepat sebulan ketika kematian Mary. Awalnya Ryu cukup menyukai yang namanya sekolah. Namun di sekolah ini hanya berisi murid-murid yang hanya bisa menghabiskan harta keluarga. Mungkin memang ada yang serius belajar namun itu hanya sekitar 1% dari seluruh murid. Lama - lama ia merasa bosan , apalagi gurunya sama sekali tidak bisa mengajar, menulis teori redoks saja bisa salah.

Akhirnya dari hari ke hari Ryu sering membolos, kecuali jika pelajaran yang bersangkutan ada tes. Namun tidak ada guru yang berani menegurnya, karena ia tetap mendapatkan peringkat pertama.


Liburan musim dingin

"Kenalkan ini putraku Ryunichirou dialah penerusku."

"Selamat malam Duke "

" Wah, ini anak anda. Bagaimana kalau dijodohkan dengan putri saya?"

Fiuhhh.. Benar-benar acara yang membosankan , lebih baik berlibur di asrama saja. keluh Ryu dalam hati. Ryu kemudian kabur dari pesta dan masuk ke kamarnya. Disana Ryu menyalakan komputernya dan melihat inboxnya. Ternyata lamaran beasiswa Ryu diterima. Ia diterima di High School terbaik yang ada di Eropa. Tentu saja ayahnya mengizinkannya dan lagi-lagi dengan syarat ia harus mendapat peringkat pertama dan meneruskan perusahaan ayahnya. Tentu saja itu bukan syarat yang sulit apalagi ia bisa bebas dari segala macam bentuk perjodohan.

Chapter 3 : A new life [coming soon]

waw asyik-asyik!
ga nyangka chap 2 udah keluar lagi!

need chap 3 please!!

teori redoks itu kimia ya?
waw saya udah lupa lupa ingat sama materi itu...
<<<lagi teori mekanika kuantum soalnya sekarang...

Teori redoks... oksidasi reduksi... biloks...
(sial materi bilangan kuantum mulai digabung sama stokiometri sekarang... set dah...)

wew chapter pendek @@~

Hahaha.. Itu pelajaran saya sekarang , Makanya yang kepikiran cuman itu... Mank Altair ama Scarlett di skul sekarang kelas berapa???

Chap 3 ntar alurnya mundur lagi...

saya sama altair satu sekolah,
sekarang uda klas XI, hhahaha!

alurnya mundur??
jadi pnasaran...

Wah... Pasti ambil IPA ya... enakan ngambil IPA apa IPS sih??? Bingung nih..

masih klas X ya?
humm tergantung pribadi, rhein lebih mudah memahami pelajaran ipa ato ips?
klo bisanya ipa, ya ipa.
tpi klo nggak kuat ipa, ya ips. gituu~

ditunggu apdet chap 3nya yaa!! >,<

Yup... 2-2nya sih bisa nerima.. Ntar liat aja deh tes bakat..

Sip....

hhaha tes bakat ya? boleh deh..
klo saya sih masuk ipa karena saya nggak kuat sama pelajaran ips..
ulangan sekalipun nggak pernah nggak di-remed! hhahaha

udah baca omake chara saya?
*promosi

Yup...

Udah kok.. Lagi nunggu lanjutannya juga nih...^ ^

waa~ okay deh... saya buat dulu!
<<<belum buat chap3-nya, ckckck

alur mundurnya seperti apa?
jadi pnasaran~

Sipp...

Alur mundurnya cuma pas Mary masih hidup kok....

okay deh,
dtunggu chap 3-nya ya!

"Rei... Rei..." Ucap gadis yang berbalut gaun berwarna putih berlari dengan tangan melambai -lambai. Persis seperti anak kecil yang baru mendapat permen.

"Mary tidak perlu lari -lari seperti itu, lihat sekarang kau kehabisan napas. Apa kau baik-baik saja." ucap anak lelaki berusia 9 tahun dengan pakaian formalnya. Ia kemudian meletakkan buku di atas meja dan kemudian memberikan gelas yang berisi teh kepada gadis tersebut. "Minumlah ini." Ucap anak kecil itu dengan nada yang lembut. " Dan kalian tinggalkan kami berdua." Perintah anak tersbut kepada pelayannya. "Baik tuan muda." Ucap para pelayan tersebut sambil meninggalkan kedua tuan dan nona muda mereka

" Terima kasih, Rei baik deh." Ucap gadis yang seperti malaikat tersebut.Ia kemudian meminum teh tersebut layaknya seorang bangsawan.

" Mary kenapa kau selalu memanggilku Rei , padahal yang lain memanggilku Ryu. "Ucap Ryu polos.

"Karena aku tidak mau memanggilmu sama dengan yang lainnya, oh ya Rei bantu buatkan peerku dong." Ucap Mary seenaknya dan ia meminta Ryu membuatkan pr dengan tampang memelas.

" Iya terserah kau saja , mana peermu, biar kukerjakan sini." ucap Ryu pasrah.

"Wah , Rei memang baik deh, aku sayang ama Rei. "Ucap Mary dengan senyum mengembang di wajahnya .

"Iya... " Ucap Ryu sambil mengerjakan peer yang kira-kira berjumlah 200 nomor, namun soalnya masih termasuk mudah bagi Ryu. Hanya dalam waktu 1 jam Ryu sudah menyelesaikannya.

"Nih, sudah selesai." Ucap Ryu sambil menutup buku tersebut dan menyerahkannya pada Mary.

"Wah Rei emang pinter , sekarang kita pergi belanja yuk aku mau membelikanmu sesuatu, okay?"

"Terserah kau saja."
~~~~~~~~~~

Mall

"Rei lihat ini bagus kan " Ucap Mary sambil menunjuk jam berwarna hitam dan putih yang berpasangan.

"Kau suka? Kalau begitu kita beli saja. Will tolong bayarkan yang ini " Ucap Ryu.

"Baik tuan"

" Rei memang selalu baik ya. Aku pakai yang putih dan kau yang hitam." Ucap Mary sambil memasang jam tangan warna hitam di tangan Ryu dan kemudian ia memakai jam yang putih ditangannya sendiri.

"Ayo kita pulang. Hari sudah gelap , lagipula lusakan kita harus konser."

"Siap bos."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Music Hall

"Rei , sudah siap belum." Ucap Mary yang mengenakan gaun terusan putih favoritnya.

"Sudah, sudah." Balas Ryu sambil merepikan dasinya.

"Ayo kita naik, sudah giliran kita."

Begitu mereka berdua naik tepuk tangan membanjiri. Mereka memainkanlagu moonlight sonata, Ryu bermain piano dan Mary bermain biola, permainan mereka sudah sekelas dengan tingkat profesional padahal umur mereka baru 10 tahun. Tepuk tangan membanjiri mereka ketika permainan usai.

After concert

"Mary ayo pulang sudah sore, lagipula kita masih ada pesta bukan."

"Iya sebentar lagi aku masih ingin menikmati suasana panggung. Rei aku ingin kau berjanji satu hal.'

"Janji apa?"

"Berjanjilah kau hanya akan berduet denganku. Aku juga hanya akan berduet denganmu. Kita akan menjadi pemain profesional bersama." Ucap Mary.

"Tenang saja , aku berjanji hanya akan berduet bersamamu." Ucap Rei sambil mengaitkan kelingkingnya dengan Mary.

" Terima kasih Rei." Ucap Mary dengan senyum seperti malaikat.

"Nah ,ayo kita pulang."

"Iya."

Waw rame!
Janjinya brarti g dtepatin dong?
[brb baca lagi RP panic picnic]
gomen ya gr" scarlett janjinya jdi terlanggar deh.

Dtunggu chap brikutnya!