[RP] Panic Picnic

Quote :

"Aku tak kuat lagi... kumohon semoga Ryu-kun akan baik-baik saja! Ia terlihat menderita..."

Mendengar itu, Shawn memutuskan untuk menenangkan Scarlett.

"Ia sudah di akupuntur di beberapa titik demam dan asma... seharusnya ia akan membaik dalam beberapa menit..." ujar Shawn dengan suara dalam pada Scarlett.

Ia lalu mengambil obat milik Ryu yang dilempar Scarlett, ia sempat melihat dengan mata seorang Scout, tempat jatuhnya obat Ryu tadi. Ia memperhatikan label dan komposisi obat itu.

"...1 mg tiap tablet!? Yang benar saja..." Shawn membawa obat itu ke dekat Ryu, namun tidak mengembalikannya.

"Dengar... obat ini... seharusnya hanya digunakan orang kalau demam tinggi yang parah... yang mungkin hanya muncul satu atau dua kali seumur hidup... tapi kau menggunakannya sering karena tubuhmu lemah, kan? Obat ini seharusnya tidak dipakai berkelanjutan... apabila terlalu lama digunakan, tubuhmu akan mulai menyerap obat ini dan tidak bisa berfungsi tanpa obat ini... Scarlett, aku tahu kau jenius dan mendengarkan penjelasanku, setelah Ryu benar-benar sadar, jelaskan hal ini pada dia." ujar Shawn dengan mata yang tajam, seakan ia dapat melihat hati siapapun yang ada didepan matanya. Raut wajahnya telah berubah serius dari santai, dan ia mengambil beberapa tablet.

"Beberapa akan kuambil untuk kuperiksa di laboratorium... aku punya banyak koneksi di beberapa universitas dan rumah sakit..." ujar Shawn sambil memasukkan tablet itu ke sebuah kantung plastik kecil dan bening.

Ia tampak berpikir lagi.

"Pengawalnya Ryu... Ryu dari kecil selalu dipakaikan obat apabila dia sakit... kan? Itu bahan kimia yang seharusnya tidak dikenakan terlalu lama pada tubuh... aku akan menulis resep ramuan herbal yang dapat diserap tubuh dengan aman... sebentar."

Shawn lalu mengambil kaus yang telah tertumpahi saus di mobilnya, memakainya, lalu mengambil pulpen dan kertas di dashboard mobilnya, lalu mulai menulis resep ramuan itu. Otaknya bekerja cepat, ciri khas seorang dokter saat menangani pasien darurat.

ketika dipeluk Scarlett yang panik, Vanessa tidak tahu harus berkata apa. yang ada dia malah mengelus kepala Scarlett. terbayang oleh Vanessa jika Scarlett tahu kalau yang dipeluknya adalah Mutsuki Asa, Seiyuu favorit Scarlett.

ahaha..lucunya...

memang bukan saatnya berpikir seperti itu, namun Vanessa hanya berbisik ke telinga Scarlett. "tenanglah....dia pasti baik-baik saja..karena dia tahu kamu menunggunya..." bisiknya ke telinga scarlett. sesungguhnya, kalau seorang fans berat Mutsuki Asa mendengar kalimat itu, pasti menyadari kalau itu diambil dari natsu to yume, anime romantis yang tokoh utamanya disuarakan Mutsuki.

Milles yang sejak tadi sibuk BBQ akhirnya ikut terlibat "panick ryu" , dia memang bukan dokter tapi....

"Gejala imunitas seperti ini... kurasa dokter yang dulu pernah kubela bisa menanganinya, biarkan aku meneleponnya"

"Dok, piye kabar'e, aku lagi piknik karo temen apartemen baru e', tapi ada yang sakit dok, gejalanya mirip pasien yang dulu di kasus PP-9. Bawa ke sana atau Dokter ke sini e' " MIlles berbicara dengan bahasa prancis ndeso, karena dokternya memang rada2 country boy gitu...

"Oh, ya wes, makasi e' dok" Milles menutup teleponnya.

"Kepala rumah sakit sentral akan mengirim ambulans ke bawah bukit kecil ini, agar mengirit waktu, harus ada yang menyetir ke bawah, agar dia dipindah ke ambulans"

dan ia kemudian menghampiri Shawn, "obat minum seperti ini tak dapat bereaksi cukup cepat, obat yang diuapkan, di rimah sakit akan bereaksi lebih cepat"

Kenapa Milles tahu semua ini? karena ia pernah membela si dokter yang diteleponnya dalam kasus malpraktik(yang ternyata jebakan orang)

" Itu adalah atas permintaan tuan muda, dokter sudah melarangnya namun tuan muda terus memaksa. Sebenarnya dulu dokter sudah memperingatkan agar obat itu hanya boleh diapakai jika kondisi tuan muda sudah sangat parah. Namun tuan muda tetap memakainya." Jelas pengawal tersebut.

Tidak lama kemudian dokter tersebut datang. " Tuan muda." Ujarnya. Dokter tersbut sudah cukup tua, ia merupakan salah satu dokter pribadi keluarga Rheindhardt. Ia langsung memeriksa keadaan Ryu.

OOTe: *ngakak guling-guling* salut buat Milles!

"ah..tuh..sudah datang dokternya.." kata Vanessa. dia menunjukkan Scarlett dokter yang baru datang itu. "udah..ah...Scarlett janga nangis dong..Ryu pasti baik-baik aja kok" hibur Vanessa.

Vanessa melirik Clark sedikit. Namun sekarang dia konsen ke masalah Ryu lagi. "nah...loh..." gumamnya.

"dok, bila butuh ambulans, kepala rumah sakit pusat sudah mengirim ambulans ke sini"

Milles kemudian melirik clark dengan tatapan "i'm sorry this picnic went this way..."

@spade_ace snpai,
waw prancis ndeso? *ngakak*
______________________________________________________________________________

Hhah, kata-kata itu sepertinya pernah kudengar?

Scarlett memutar otaknya untuk mengingat kembali kapan dan dimana iya pernah mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Vanessa itu. Namun karena terlalu panik, ia gagal mengingatnya. Ya sudahlah. Kemudian fokusnya kembali pada Ryu, apalagi setelah melihat dokter yang sudah datang.

"Syukurlah..." ucapnya pelan, ia menyeka air matanya. "Kumohon, sembuhkan Ryu-kun... aku benar-benar tak tahan melihat seperti itu, kumohon dokter!" serunya setengah berteriak.

"Tenang saja. Kondisi tubuhnya sudah mulai membaik berkat pertolongan yang kalian berikan,ia hanya terkena demam ringan mungkin karena terlalu memforsir tubuh. Sisanya cukup minum dengan obat ini saja. Ini adalah obat berdosis rendah. Dan tolong ingatkan dia untuk rutin melakukan check up." Ucap dokter tersebut ia kemudian. Ia kemudian memberikan 2 kapsul obat kepada Shawn.

"Saya permisi dahulu. Masih ada pasien yang harus ditangani." Kemudian dokter itu pergi.

Oot: oh my gosh! Ditinggal bentar udah begini? Enough! Kita selesaikan dengan cepat.

clark hanya bisa mengacak-acak rambutnya. Dia pusing dengan semua ini.

"mr. Milles tetap di sini bersamaku. Butler ryu, vanessa, dan shawn tolong tangani ryu. Semua kembali ke acara." clark menghampiri scarlett dan mengajaknya untuk duduk, agar lebih tenang.

"tenanglah scarlett. Jangan menangis. Terkadang tangisan itu malah memberatkan." clark mengelus lembut kepala scarlett.

Quote :

"mr. Milles tetap di sini bersamaku. Butler ryu, vanessa, dan shawn tolong tangani ryu. Semua kembali ke acara." clark menghampiri scarlett dan mengajaknya untuk duduk, agar lebih tenang.

"Mr Clark, saya memang masih single, tapi orientasi saya masih lurus" ucap Milles sambil setengah bercanda

Milles pun duduk di meja makan... dengan segala makanan di depannya.

"dan aku sangat normal milles. Tak mau aku dengan kau yang lebih tua! Kau kira aku ini half? Apa kau tak dengar kalau aku baru saja mengejar cinta seorang wanita?" clark yang pusing tidak mood bercanda. Dia tetap mengelus kepala scarlett.

"hei, aku hanya mencoba mencairkan suasana... atau memang terlalu sering bersidang membutku kehilangan selera humor ya?" *sigh...

Milles menatap seluruh penghuni di meja itu....

Clark datang dan menghiburnya. Dokter itu pun sudah pergi dan berkata tak apa-apa. Syukurlah Scarlett benar-benar lega.

"Clark-san..."

Ia pun lalu memeluk Clark dengan erat dan menangis di dada pria itu. Scarlett melepaskan tangis dan keluhnya--walau Clark sudah bilang jangan menangis, karena pada dasarnya aura Clark benar-benar mirip dengan Yuto. Maaf kalau menimbulkan kecemburuan.

Setelah ia diberi kapsul oleh dokter, ia memberikan resep ramuan herbal pada salah satu pengawal Ryu.

"...Usahakan sesedikit mungkin ia dipakaikan bahan kimia, kecuali sangat mendesak. Perbanyak bahan-bahan alami, yang diolah secara ilmiah atau dengan mesin tidak apa-apa, asal jangan terlalu banyak kandungan kimia."

"..." Shawn memasang raut wajah antara ingin tertawa dan mual mendengar percakapan Milles dan Clark.

Ia lalu mencabut jarum-jarum yang tadi ditusukkannya pada Ryu.

"Seharusnya sekarang sudah lebih baik, tapi keadaan demam tidak bisa diprediksi... panas yang turun bisa berarti masa kritis untuk demam..." Shawn mendinginkan kepalanya, mencoba memprediksi apa yang akan terjadi setelah ini pada Ryu, sambil berusaha mencegah yang terburuk. Ia juga mengganti kompres Ryu.

Oops! Bagaimana ini? Clark hanya melirik vanessa dengan pandangan sedih.

"anak perempuan itu jelek kalau menangis. Jadi jangan cengeng. Kau bukan anak kecil lagi kan?" clark berusaha melepaskan pelukan scarlett.

Oops! Bagaimana ini? Clark hanya melirik vanessa dengan pandangan sedih.

"anak perempuan itu jelek kalau menangis. Jadi jangan cengeng. Kau bukan anak kecil lagi kan?" clark berusaha melepaskan pelukan scarlett.

watda..watda..watda...

Vanessa melihat 'kekacauan' yang ditimbulkan Scarlett. sayangnya hanya Vanessa yang melihat 'kekacauan' tersebut..dan hanya satu-satunya orang yang merasakan efek sampingnya..'kecemburuan'

"er....semuanya akan baik-baik saja toh? yasudah..." kata Vanessa sambil menjauh dari orang-orang itu dan mendekati Fal.

"fal..sebenarnya dari-tadi Vanessa..Vanessa mau ngomong kalau..." kata-katanya tidak benar karena dia masih terpikirkan antara Clark dan Scarlett.

Walaupun Clark berusaha melepas pelukannya, Scarlett pun tetap berusaha memeluknya. Ia ingin berada di sisi Clark lebih lama lagi.

"Onegai.. Clark-san.. please.." pintanya memelas.

Intinya Scarlett menganggap Clark adalah Yuto. Jadi apa salahnya kan kalau ia ingin dipeluk oleh 'ayah'nya? Sekali lagi maaf kalau menimbulkan kecemburuan.

"Vaness, anak itu... entah kenapa melihat Clark seperti 'ayahnya', menurutku tak ada alasan untuk cemburu", bisik milles pada vaness. Milles memang tak membawa amagatama atau apapun, tapi ia dapat membaca isi kepala vaness, lagipula ia ingin menikmati piknik ini denga keceriaan, sebelum kembali ke dunia yang penuh dengan perang batin...

"Jadi.... apa yang ingin kau katakan, clark?"

"uh??"

vanessa tidak bisa merespon apa-apa saat Milles menyela pembicaraanya dengan Fal tantang les menggambarnya. rasanya dari tadi niatnya untuk bisa menggambar gurita tidak jadi-jadi.

vanessa menolah ke Milles. "cemburu? milles kira Vaness cemburu?" tanyanya. "untuk apa?" vanessa bertanya dengan nada yang sangat innocent.

tapi memang dia tidak tau apa-apa

Scarlett masih menangis dalam pelukan Clark. Ia benar-benar merasa nyaman di dekat Clark. Scarlett tak tahu bahwa Vanessa mencintai Clark. Ia polos akan cinta.

Ia bahkan tak menyadari bahwa dirinya sendiri mencintai Ryu, aduh duh...

Tapi bukankah dengan begini akan menyadarkan Vaness akan rasa cintanya itu dan cepat-cepat memberi jawaban pada Clark? Ayolah Vanessa, tunggu apa lagi? Inilah saatnya.

oot: nama RPnya 'panic picnic' sih jd smuanya pnuh kepanikan!

Ryu merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh badannya. Ia bisa merasakan suhu badannya sudah menurun. Namun itu masih belum cukup untuk bangkit.

Ditengah kesadaran yang hampir pulih , ia tiba-tiba melihat bayangan Mary." Mary...Mary.." Gumam Ryu lirih.

"Tetap di tempatmu, jangan bangkit walau kau merasakan suhu badanmu menurun, bisa jadi itulah kondisi kritismu." ujar Shawn pada Ryu yang kembali mengigau.

"Gila... yang benar saja..." Shawn meminumkan dua buah kapsul yang tadi diberi dokter pada Ryu, sekaligus meminumkan empat buah tablet kecil yang ia ambil dari dalam dashboard GT-R miliknya.

"Cordyceps Mycelium Tablets... antibiotik dari bahan alam... akan membantu kepulihannya."

Kemudian, Scarlett samar-samar mendengar Ryu mengigau, yang benar-benar membuat dadanya sesak dan terasa sakit. Kenapa ini? Ia semakin memeluk Clark erat. Menyesali dirinya karena telah mendengar igauan itu. Wajahnya bersembunyi di dada Clark. Ia menangis lagi.

Mary.. siapa Mary?

Sudah cukup, Scarlett terlalu lelah untuk merasakan sesak hari ini. Ia benar-benar merasakan rasa yang benar-benar belum pernah ia alami sebelumnya. Ia tak tahu kenapa, dan ingin sekali mencari tahu.

"Bloody hell, aku benci Ryu.." ucap Scarlett dalam pelukan Clark. Tunggu, Scarlett takkan mungkin berkata sekasar itu. Maka itu pasti... Envy.

Envy menyukai Ryu?

"....Ya" Jawab Ryu lirih. Ia kemudian meminum obat yang diberikan kepadanya.

Tidal lama kemudian Ryu sudah tertidur. Ia kembali memimpikan hari terburuk sepanjang hidupnya, mimpi yang sudah menghantuinya selama 5 tahun.