[ST] The 'S' Couple

Hari itu masih musim panas... ketika kedua orang ini berjalan-jalan bersama... mereka berdua tengah berjalan bersama di sekitar apartemen Azure yang disinari matahari yang terik.

Seiren dan Shawn, dua orang yang umurnya terpisah cukup jauh, tengah bermesraan sembari berjalan.

"Seiren..." ujar Shawn lembut saat melihat Seiren yang energetik, berlari kesana kemari sepanjang jalan.

"kau terlalu lelet!!" ejeknya simple

Seiren berlari tak tentu arah,DAN pada akhrnya....menabrak pohon

"*bruk*ukh...benjol..."

"Wew" Shawn bergumam pelan, lalu mendekati Seiren yang sedang linglung. Ia berjalan pelan dan tanpa suara.

"Harusnya kamu lebih hati-hati... sayang..." ujarnya setelah mendekati Seiren, sambil membantunya berdiri tegak dengan menahan kedua tangannya.

Seiren hanya mengangguk. matahari begitu panas dan terik

"huaah...apa aku melihat fatamorgana....kukira pohon ini...um...garant-kun..."ujarnya asal

"Um... pohon itu kan tinggi... aku hanya segini..." Shawn lalu mengelus-elus kepala Seiren yang benjol.

"Heu... makanya jangan lari-lari... kan aku sudah bilang... hihihihi." ujarnya sambil cekikikan

"kau berisik!!!!"seru seiren kesal

Ia melihat sekeliling. Sepi...
"Aku ingin ke gunung..."

"Ingin ke gunung...?" Shawn bertanya pelan, lalu berjalan duluan didepan Seiren.

"Sini, ikut." Shawn memanggil Seiren dengan isyarat tangan. Ia berjalan ke mobilnya, Nissan GT-R X-Spec, yang tengah diparkirnya didekat situ.

"Ayo, sayang~!" ujarnya sambil tersenyum.

"????mau ke..mana?"tanya seiren bodoh

"ke gunung?kalo iya...lebih baik sekalian kemah....aku ingin nyoba kemah!!!!"lanjutnya riang

"ya,Thurston?"

"Ya... kira-kira begitulah..." Shawn berkata pelan, dan mulai menjalankan mobilnya.

Di perjalanan...

"Sebenarnya... tidak ada tempat yang benar-benar seperti gunung di dekat sini... tapi akan kubawa kau ke tempat yang... indah..." ujar Shawn pelan.

Mereka lalu sampai didekat sebuah bangunan yang tampak cukup tua.

"Ayo, sini. Tempat ini adalah Fourviere Basilica, tapi bukan tempat ini yang ingin kutunjukkan padamu." Shawn mengajak Seiren berjalan lebih dalam, dan sampai di sebuah tempat yang tampaknya seperti sebuah auditorium yang telah hancur, dengan tempat duduk berundak-undak mirip seperti yang ada didalam teater-teater, Shawn mengajak Seiren untuk naik keatas.

"Ini... adalah peninggalan Kerajaan Roma Kuno... sebuah teater yang dibentuk sedemikian rupa..." Shawn berkata pelan dan dalam.

"Maaf kalau tidak bisa membawamu ke tempat yang lebih tinggi, Seiren..."

"Sugoi ne!!!!! i like it!! Arigatou,Thurston!!!"Seiren memeluk shawn dengan erat,dan perkataanya tadi sangat menekan ke Thurston,dan berarti Seiren tengah mengejek Shawn

"harusnya bawa baju ganti...."

"Haha, tak perlu, untuk apa bawa baju ganti...?" Shawn menatap Seiren lekat-lekat.

"Dengan baju ini saja... kau sudah sangat cantik"

"nanti mau ganti pake apa? kita juga nggak bawa bekal...BENAR!BEKAL!!!"seru Seiren kaget

"mau makan apa nanti....."

"Bekal... ada kok..." Shawn lalu beranjak sebentar dari tempat itu, dan membawa satu buah tas piknik dari kayu.

"Entah kebetulan atau takdir, aku membuat ini tadi pagi, karena perasaanku menyuruhku untuk membuat bekal cukup banyak, padahal aku tidak banyak kegiatan hari ini." ujar Shawn sambil tersenyum, dan ia langsung duduk untuk menikmati pemandangan dari bukit itu bersama Seiren.

"makanan.......hehehe"tawanya riang

"bawa tenda nggak ya......"gumamnya pelan

"Dasar, buat apa tenda? memangnya mau menginap disini?" Shawn menepuk-nepuk kepala Seiren yang mungil.

"Lagipula... kalau ada tenda... masa kita mau tidur dalam satu tenda...?"

"Aku ingin nginap di sini."jawabnya polos

"Bah... buat apa...?" tanya Shawn heran. Azure kan dekat dari sini, mau menginap disini tapi tanpa persiapan? Sulit sekali...

"Kalau begitu, kita harus kembali dulu ke Azure untuk mengambil perlengkapan..."

"Kau yang pergi..aku akan di sini...mau memotret"Seiren mengeluarkan kamera obscuranya yang entah diletakkan di mana olehnya tadi(tiba2 muncul)

'untuk bahan komikku..ok?"

"Ok... tunggu disini ya... *cup*" Sebelum pergi, Shawn mencium pipi kanan Seiren.

Shawn lalu meninggalkan tempat itu dan menuju mobilnya, dan segera berangkat menuju Azure.

10 menit berlalu........

"lama....."keluhnya. Namun tiba-tiba dia melihat seorang gadis berpakaian bangsawan romawi kuno di sana. Gadis yang manis... Seiren sangat kagum akan kecantikannya

'gadis di tempat seperti ini..perasaan hanya aku dan Garant yang ada di...'belum selesai berfikir,gadis itu sudah ada di dekat Seirn. Dia menarik Seiren,untuk mengikutinya

jujur,seiren nggak mautapi apa daya...badannya tak mau mengikuti pikirannya

'tangan gadis ini..dngin...j..janga-jangan...'

Setelah akhirnya sampai di Azure dan mengambil perlengkapan berkemping, ia memberi pesan pada Clark kalau dia dan Seiren akan berada diluar sementara, lalu kembali ke bukit tadi tempat ia meninggalkan Seiren sendirian.

Namun Seiren tidak disana.

"Sei...ren...? Sayang?" Ia mencoba untuk memanggil Seiren, namun tidak ada jawaban atau reaksi apapun.

"SEIREN!" ia menaikkan volume suaranya sampai maksimal.

"huh?! rasanya garant me...dimana aku?!

Seiren sampai ditempay gelap seperti bawah tanah

"masa...aku...sampai di..sini...?! GARAAANT!!!!"teriak Seiren,tak ada yang menjawab

"jangan-jangan kayak fata frame ni?"

oot:biasanya reuntuhan kayak gitu pasti ada ruang rahasia penuh misterii

"Seiren! Bah!" Shawn memutuskan untuk mengembalikan semua peralatan itu kedalam mobil, baru mencari Seiren.

Dari mobil, ia mengambil perlengkapan seadanya, termasuk bekal minum dan makan untuk satu hari.

Dan ia mulai menyusuri jejak Seiren dari tempatnya saat ditinggal Shawn.

"Ah... ini... tapak sepatu gadis remaja... pasti ini...!" Shawn lalu menyusuri jejak itu, mengikuti arah jejak itu.

"Tapi bukan cuma satu... kenapa...?" ia agak heran saat menyadari kalau ada lebih dari satu tapak kaki.

"Jangan-jangan... ada yang menculiknya...?"


oot: yang bener ajaaaa

Spoiler:

oot:bisa kok..nggAk ada yang nggak mungkin kecuali membangkitkan orang mati

"hufh.."Seiren menarik nafas panjang
"Kalo ngomong gini...dia pasti bisa nemuin aku..."

"GARAAAAAAANT!!!!!AKU SANGAT MEMBENCIMUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!KAU JAHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAT!!!!!TIDAK BEROTAAAAAAAAAAAAAAK!BODOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOH!!!!!!!!!!!!!!"teriak Seiren ngasal

"hosh..hosh..bakal tau nggak ya?"

Tidak terdengar suara apapun dari manapun. Shawn terus mencari ke sisi sisi dan ujung-ujung yang gelap dan sulit dijangkau, hingga menemukan sebuah pintu.

"...?" Pintu itu terbuat dari batu, berat, dan jejak langkah kaki juga terlihat dibawah pintu itu.

"Jejaknya masih segar..." Shawn melihat dan meneliti lagi pintu itu, dan terkejut.

"*!*I...ini..." Shawn lalu dengan membuka pintu itu sekuat tenaga, tenaganya berasal dari kekhawatiran yang amat sangat akan keselamatan Seiren.

"SEIREN!!!!!!" Ia berlari masuk, mencoba fokus mengikuti jejak yang tersisa di lantai, sambil berteriak-teriak untuk mendapatkan perhatian akan apapun yang ada didekat sini, daripada mereka menemukan Seiren lebih dahulu.

Di pintu yang ia tinggalkan, terdapat lambang Freelancers yang telah dihancurkan setengah... yang artinya tempat ini pernah menjadi milik para Freelancers...

Pernah, artinya, tempat ini telah diambil alih. Oleh siapa? Mungkin organisasi rahasia lain, Mobster mungkin? Ya, mungkin.