[Free RP] we in wonder-school-land

".........sesuatu yang datang dan pergi...flash back...deja vu..."gumam Kazuya. ia menatap Yuto

"hanya itu....."

Yuto mengangkat sebelah alisnya, seakan-akan kecewa dengan jawaban yang keluar dari mulut Kazuya. Namun ia tak mungkin bertanya lebih jauh karena akan melanggar batas privasi, setidaknya untuk sekarang.

"Hmm.. Kazuya-kun, kalau ada sesuatu yang mengganggumu, ceritakan saja padaku. Sebagai gurumu aku dengan senang hati menjadi tempat curhatmu. Itu pun kalau kamu juga mau sih.. Akt tak memaksa." ujarnya pada Kazuya lembut.

"Okay, yang lain ada yang mau tanya lagi?"

Kazuya diam dalam bisu

"..Ada yang mau tanya lagi?"

"Sepertinya sudah nggak ada." sergah Yuto tiba-tiba. Tampaknya ia sudah bosan dengan permainan truth or dare ini. "Aku udahan."

Ia lalu segera bangkit dari posisi duduknya dan mengambil biola yang tadi dipakainya. Waktu mengajarnya masih satu setengah jam lagi dan ia merasa bosan. Yuto kemudian menggesekkan biolanya dan memainkan Beethoven's sonata no. 5.

Namun ia berhenti di tengah-tengah dan jatuh terduduk di kursi di dekatnya. "Memang tidak bisa kalau tidak memakai biola milikku sendiri. Aku banyak melakukan kesalahan.." keluhnya pelan sambil menghela nafas.

Yuto lalu mengeluarkan pen dan selembar kertas yang ternyata merupakan jawaban ulangan matematika seorang siswa. Ia menggerakkan otak dan tangannya untuk memeriksa jawaban siswa tersebut. Ia tersenyum, karena hasil yang diperoleh siswa itu adalah perfect 100.

"Ckckck kalau semua anak di sekolah ini secerdas anak ini, aku tak perlu repot-repot mengajar mereka." komentarnya santai.

"Oh begitu. " Ucap Akira dengan mulut membentuk huruf O besar. Persis seperti anak kecil.

"Permainan Sensei bagus kok. Sensei juga hanya melakukan sedikit kesalahan. " Balas Akira mencoba untuk menghibur senseinya itu.

" Anak yang mana?" Tanya Akira polos.

Kazuya hanya terdiam melihat Yuto

"Chibi,sudah kerjakan tugas ?"tanya nya pada Akira

Yuto menatap Akira untuk menjawab pertanyaan bocah itu, "Entahlah, aku menemukan kertas ulangan ini terjatuh di semak-semak ketika aku sedang kembali dari ruangan kelas kalian menuju ruang guru. Tanpa ragu aku masukkan saja ke kantung, dan bermaksud memeriksanya saat aku tiba di ruangan guru. Tapi kayaknya aku lupa.. Hehehe."

"Lalu..." lanjutnya, "Kertas ulangan ini juga tanpa nama... Kira-kira punya siapa ya?"

Kazuya menatap jawaban itu

"ah...milikku.....aku embuangnya karena terlalu mudah...."jawabnya datar

Yuto mengernyitkan kedua matanya, seakan-akan tidak percaya dengan pengakuan Kazuya. "Apa benar? Aku tidak pernah tahu kalau kau ternyata bisa mendapatkan nilai seperti ini... dan sejak kapan tulisanmu jadi rapi dan teratur tata penulisan 'sama dengan' dan lainnya seperti ini?"

Ia menyengir pada Kazuya. "Ckckckckck..."

"daridulu tulisanku normal,bodoh!"ujarnya kesal

"dan aku memang pintar! jika tidak,mana mungkin aku ditawari di beasiswa oleh seluruh universitas terkenal?!"

Yuto kembali menyeringai. "Humm... ternyata ditawari beasiswa toh? Kupikir selama ini si bocah di sebelahmu ini jauh lebih pandai berhitung darimu." godanya sambil menepuk kepala Akira seperti menepuk kepala anak TK.

Ia memang suka menggoda orang lain, terutama orang yang ia suka. Bukan suka karena cinta, tapi karena orang itu memiliki reaksi yang tak mudah ditebak olehnya. Sehingga semuanya menjadi semakin lebih menarik.

"Wah, Kazuya keren, aku saja belum pernah ditawari beasiswa." Ucap Akira Kagum.

"Aku bukan anak kecil sensei."

Kazuya hanya menghela nafas

"kau ingin bertanya,Akira?"tanyanya datar

"Menanyakan apa?" Balas Akira dengan tampang bingung khasnya.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan?"

"Forget it...ah...Akira...sudah kerjakan PR Bahasa?"tanya Kazuya simple

"Sudah."

"Tugasnya mudah kok, 5 menit juga selesai."

Meskipun dalam diam, diam-diam Sheera memperhatikan jalannya permainan ini dari tadi.dia sebenarnya ingin ikut bergabung, namun dia bingung. karena itu dia memutuskan untuk diam saja sambil menunggu mengajar di kelas selanjutnya.

DING*DONG*DING~

bel untuk jam ketujuh sudah dimulai. saatnya dia mengajar di kelas lain. saat beranjak, dia baru ingat kalau sebenarnya yang ada di sana adalah MURID-MURID YANG BOLOS DAN ! GURU MESUM YANG BOLOS JUGA.

"HEI SEMUANYA! sudah jam pelajaran ke-7 tahu! untuk siswa kembali ke kelasnya masing-masing! dan untuk Yuto-sensei.....kamu ada jadwal mengajar kan?" katanya

"huh..apa kata kepala sekolah ya kalau beliau tahu ada pengajar yang bolos???"

Yuto pun mendengar suara bel yang berbunyi nyaring tersebut. Ia kemudian mengeluarkan arloji, kacamata, dan jadwal mengajar dari sakunya. Ia pun kemudian memakai kacamatanya, memeriksa arloji dan mengecek jadwalnya.

"Oh.. Ternyata aku memang punya jadwal di kelas 2-F pada jam ke-7, lalu terakhir di kelas 2-B! Kok kau tahu sih aku ada jadwal mengajar, Sheera?" ucapnya menggoda pada sang guru fisika cantik tersebut.

Yuto lalu berdiri setelah memasukkan kembali barang-barangnya kecuali kacamata yang masih dipakainya. Yuto dengan kacamata memang tampan!

"Fufufu kepala sekolah sialan itu takkan mungkin bisa memecatku sebelum kontrakku habis, fucking babe. Karena kenapa?" jawab Yuuto sang kepribadian kedua yang sangat suka berkata kasar, saat ia mendekati Sheera. "Karena kekuatan blackmailing sungguh tak tertandingi! Got that?" lanjutnya sambil menyeringai dan winked pada Sheera.

Yuuto lalu pergi melangkah keluar dari ruang musik tersebut sambil melambai-lambaikan tangan kanannya pada Sheera. "See you tonight, baby! Can't wait!" godanya dengan seringai khasnya sebelum ia pergi jauh meninggalkan ruang musik. Sungguh, Yuuto hanya bercanda. Jangan anggap kata-katanya itu sebagai suatu kebenaran. Ckckck.

[Yuto/Yuuto = out for a moment]

Akira sedikit malas untuk kembali ke kelas, mungkin lebih baik ia disini saja.

"Kazuya mau kembali ke kelas atau masih mau disini?"

Kazuya menggeleng
"malas...untuk apa?mau main?"tanya kazuya datar

"Boleh."

"Bagaimana kalau sekarang kita mampir ke klub lain saja?"

"mau ke klub apa?"tanya Kazuya. Ia berdiri dan meletakkan flute itu kembali ke tempatnya.

"Kau ikut klub apa saja?"

"Bagaimana kalau kita pergi ke klulb yang kau ikuti?"

Himi kebingungan menatap sekitarnya. Ia murid baru di sini dan hendak pergi ke klub minum teh tapi tersesat. Maka dia menghampiri Kazuya dan Akira untuk menananyakan jalan.

"Permisi. Kalian berdua, bisa tolong tunjukkan jalan ke ruang klub sado?" tanya Himi sopan.

[in]

Mungkin kau jarang menemukan guru seperti ini di dunia nyata: guru yang karena lagi nggak mood masuk kelas, dia hanya menyuruh salah satu anak muridnya yang jenius untuk mengajarkan teman-temannya pelajaran yang seharusnya ia yang mengajarkan. Apalagi guru tersebut mengajar matematika, pelajaran paling fatal di antara seluruh pelajaran lain.

Itulah Yuto Siegfierd, sang guru aneh bin ajaib yang mesum namun jenius-lah satu-satunya guru yang melakukan hal itu di Arisu Academy.

Selain tampan, Yuto juga terkenal sebagai guru yang supel. Semua orang di Arisu Academy mengenalnya. Namun ia juga terkenal sebagai guru killer yang suka membuat soal-soal ujian yang super sulit.

Dan saat ini pun bukannya mengajar, dia malah berjalan-jalan di lorong-lorong kelas sambil menggigit roti--Yuto memang senang mengemil. Tadinya ia bermaksud mencari Sheera, tapi ia malah menemukan Kazuya, Akira dan Himi.

"Oh, klub sado ya? Kalau tak salah sih ada di dekat sini! Oh iya, tinggal belok kanan saja dan turuni tangga, maka kau akan menemukannya, Himi-chan!" jawabnya tiba-tiba. Padahal ia sendiri tidak tahu apa itu Sado dan hanya mengasal saja.

Dasar cowok jahil.