[Free RP] we in wonder-school-land

DING~DONG~DING~DOOONG

bel sekolah telah berbunyi di ARISU Academy. semua terlihat normal. murid-murid berlarian masuk ke kelasnya. rutinitas pagi telah dimulai. dan begitu juga untuk semua orang di wonderland ini.

Termasuk Sheera.

dia berjalan di koridor sekolah sambil melihat jadwal kelas yang kali ini dia tangani.

"meh....kejadian aneh apalagi yang akan terjadi?" katanya.

memang benar, banyak sekali kejadian aneh di dunia ini. 5 hari lalu, dia merasa pernah bermimpi menjadi penguasa di sebuah negara. namun, rasanya mimpi itu nyata sekali.

seperti benar-benar terjadi

namun dia tidak ambil pusing. Sampai saat ini dia melanjutkan kembali 'kehariannya' di Wonderland. meskipun terkadang dia berpikir kalau di sinilah sebenarnya dia bermimpi

atau tidak?

Bel sekolah berbunyi dengan nyaringnya ketika seorang pria tampan sedang berada di ruangan kurikulum dan menggoda wanita cantik yang menjadi petugas kurikulum. Mendengar suara yang tak asing tersebut, ia segera mengambil jadwal mengajarnya dan bergegas pergi, seakan-akan tak terjadi apa-apa di antara dia dengan wanita tersebut. Ia meninggalkan wanita tersebut yang wajahnya yang memerah.

Siapa pria itu? Dia tak lain dan tak bukan adalah salah seorang guru matematika di Arisu Academy. Walaupun hanya bekerja sebagai guru tidak tetap, ia sudah dikenal oleh semua siswi academy sebagai guru matematika yang supel dan ganteng. Sehingga tak pernah ada sekalipun siswi yang membolos pelajarannya. Namun tak sedikit pula siswa di Arisu Academy yang membencinya. Namun ia tak ambil peduli.

Pria itu bernama Yuto Siegfierd. Kau boleh hanya memanggilnya Yuto-sensei atau Yuto saja.

Yuto menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil melangkah pelan menuju ke kelasnya. Sebenarnya ia malas untuk mengajar, tapi entah mengapa, tiba-tiba saja ia sudah terdaftar sebagai guru matematika tidak tetap di Arisu Academy, dan sejauh yang ia tahu, ia tiba-tiba saja terbangun di meja kerjanya di ruang para guru.

Padahal seingatnya, ia adalah seorang pemimpin organisasi pemberontakan yang melawan penjajahan, dengan seorang wanita cantik sebagai pemimpin penjajah tersebut. Namun ingatannya itu hanya dikiranya sebagai mimpinya saja. Walaupun semua mimpi aneh itu terasa nyata sekali.

"Ah... Pundakku pegal...!" ucapnya sambil memijat-mijat pundaknya sendiri.

Tak sengaja ujung kedua mata cokelatnya menangkap sesosok mahluk luar biasa ciptaan Tuhan yang cantiknya sungguh tak terkira. Wajah Yuto berubah menjadi pink tanpa ia sadari ketika melihat wanita itu, yang tak lain tak bukan adalah Sheera-sensei, salah seorang guru fisika di Arisu Academy ini.

Tanpa basa-basi Yuto segera mendekatinya dan menepuk pundak Sheera. "Hai cantik! Apa kabar? Hari yang cerah ya!" sapanya dengan seringai menggoda khasnya.

Sementara itu,Kazuya pun berjalan dengan santai di koridor ARISU Academy. Terlihat ia amat sangat mengantuk. Banyak sekali anak-anak berlarian di sekitarnya. Ia hanya terdiam. Terkadang ia berpikir,Apakah ini nyata,atau tidak? Namun tetap saja bocah lelaki ini tak tahu.

"Apa lagi yang akan terjadi selanjutnya?"gumamnya pelan. Ia menatap langit. biru seperti biasa. tapi tetap saja,ia merasa ada yang berbeda,tapi tak tahu apa.

Atau...ini mimpi?

Tanpa sadar,ia melewati seorang lelaki yang bernama Yuuto,dan wanita bernama Sheera

Dengan senyum manisnya Akira turun dari mobil mewahnya dan memasuki gerbang sekolah. Ia mengenakan ransel berbentuk balok di punggungnya dan tas Cello di tangannya. Ia melangkah dengan riang seolah ada hal bahagia .

"Pagi Sensei." Ucapnya riang dengan muka manis . Biasanya para gadis yang melihat wajahnya ini pasti akan langsun histeris.

"Dan pagi senpai."

Biarpun terlihat polos dan manis , Akira mempunyai bakat iseng terpendam. Angel face & Devil heart's, itulah kira-kira penggambaran Akira. Jadi jangan tertipu dengan tampang manisnya.

Sapaan Yuto terpotong ketika seorang--tidak, dua orang siswa Arisu Academy datang melintasinya dan menyapanya. Ia memandang mereka dengan tatapan ramah. Ia pun lalu menepuk pundak Akira.

"Pagi, sainganku dalam memperebutkan perhatian wanita, Akira-kun!" sapanya pada siswa yang tampaknya terlihat sangat riang dengan Cello di tangannya. "Ah, pagi juga, Kazuya-kun!" sapanya lagi.

Kazuya merasa ada yang menyapanya. dan tentu saja ia menoleh. Yuuto menyapanya. dan Akira. Kazuya hanya menganggukkan kepala

"Pagi,merayu wanita lagi?"sapanya datar

Yuto hanya tersenyum dan menganggap kata-kata Kazuya sebagai angin lalu yang tak perlu diributkan. Sebagai seorang guru, ia harus bersikap bijaksana, yah seperti itulah kira-kira. "Hhaha, kau bisa saja! Merayu wanita cantik itu adalah pengisi energiku sebelum mengajar!" jawabnya riang.

Ia kemudian menoleh pada kedua muridnya itu, "Hei, kalian takkan meninggalkan pelajaranku kan? Kau tahu, akhir-akhir ini semakin banyak murid lelaki yang tidak ingin diajar olehku. Sebaliknya, semakin banyak murid wanita yang meminta diajari olehku. Dikelilingi wanita itu menyenangkan, tapi juga membosankan!"

Yuto kemudian melanjutkan kata-katanya. "Apalagi akhir-akhir ini sering banyak sms cinta yang masuk ke hp-ku dan tumpukan surat cinta di mejaku. Menyenangkan, tapi lumayan mengganggu."

"Maksud sensei?" Tanya Akira polos menanggapi ucapan selamat pagi dari sang sensei. Akira sudah mulai menunjukkan kepolosannya. Tolong maafkan keisengan anak yang ini ya.

Biarpun sudah SMA Akira tetap suka mengisengi orang, apalagi umurnya paling muda disekolah ini, jadi ia sedikit manja dan kekanakan. Karena itu rasanya ia tidak cocok untuk menjadi murid SMA, apalagi bila sedang tidak mengenakan seragam biasanya ia sering dikira sebagai anak SMP bahkan yang lebih parah anak SD karena tinggi badan dan wajahnya yang memanga Baby Face.

"oh ya nama senpai siapa? Senpai murid kelas 3 kan?"

Kemudian Yuto menoleh pada Akira yang menurutnya sangat dan sangat polos sekali. Tampak lucu bila cowok itu menjadi adiknya, pasti akan ia cubit setiap hari.

"Ah nggak kok! Wajar, kau masih kecil sih... Hanya orang dewasa yang mengerti ucapanku. Tak perlu dihiraukan, Akira-kun!" godanya.

Kazuya terdiam mendengar kata-kata Yuuto.

"yah.....semoga...."jawabnya asal

Kazuya melihat pada Akira. Ia emperkenalkan dirinya

"Kazuya Glace Conrad," jawabnya datar. "Kau sendiri?"

"Aku sudah 15 tahun , aku sudah besar. Dan akukan sudah SMA" Ucap Akira sambil cemberut yang membuatnya semakin lucu untuk dicubat, daridulu ia memang paling sebal dikatai anak kecil.

Namun dalam sekejap Akira sudah mengeluarkan senyum manisnya.

"Namaku Akira, Shiraishi Akira. Namun senpai bisa memanggilku Akira. Salam kenal senpi." Ujar Akira sambil tersenyum.

"Senpai Kazuya kelas berapa?"

"Kau sendiri?"tanyanya datar. Ia memang selalu seperti itu. Lalu ia pun menoleh pada Yuuto

"Yuuto,kau memang ngajar apa?"tanya Kazuya tanpa memedulikan bahwa Yuuto adalah senseinya. Memang tidak punya sopan-santun.

Yuto hanya tertawa simpul mendengar jawaban dari Kazuya. "Hhaha, kau ini!" serunya.

Sesekali ia mencuri-curi pandang pada guru fisika yang wajahnya cantik itu, Sheera. Ia tak mengerti kenapa ia selalu mencari-cari Sheera setiap kali tiba di Arisu Academy dan juga heran kenapa Sheera selalu tak terpengaruh oleh pesona dan ketampanan yang ia keluarkan.

Setelah puas, ia kembali menatap Kazuya dan Akira. Mengamati tingkah kedua muridnya yang lucu-lucu tersebut. Andaikan dia punya anak nanti, ia ingin memiliki seorang anak laki-laki yang mewarisi ketampanan dan pesonanya. Kemudian bersekolah dan berinteraksi dengan sesamanya. Pasti akan sama seperti kedua murid di hadapannya itu.

Sayang pada akhirnya ia hanya memeperoleh seorang anak perempuan, yang juga mewarisi sifat-sifat dirinya, yang ia beri nama Scarlett Envy Siegfierd

"Aku mengajar Matematika, Kazuya-kun. Masa kau lupa? Sungguh menyakitkan. Dan hari ini aku kebagian kelasmu. Kau mau kuajari apa? Trigonometri? Integral? Limit? Matriks?" tanyanya sedikit malas-malasan.

"Oh ya, satu lagi, namaku Yuto. Bukan Yuuto. Ingat itu!"

Kazuya menguap mendengar ceramah Yuuto yang dianggapnya tak berguna

"yeah...Yuuto..."katanya malas

"Aku tak berniat ikut pelajaranmu,Anak-anak cewek begitu berisik..."lanjutnya tenang

Yuto lalu menggeleng. Sebenarnya, alasan kenapa ia tak ingin dipanggil Yuuto adalah karena nama itu adalah nama yang paling ia benci, sangat benci di dunia ini. Namun ia tak mungkin kan menyiksa maupun membunuh muridnya hanya karena memanggilnya 'Yuuto'? Bisa-bisa ia dipenjara.

"Terserah kau deh. Tapi syaratnya nilai matematikamu akan diminus 50." jawabnya datar.

Kazuya terkekeh pelan

"Yuto,bukannya kau lebih suka mengajar cewek?"tanyanya,dan mulai memanggil nya 'Yuto',karena hawa senseinya itu tadi berubah seketika

"Aku kelas 2 ." Ucap Akira sambil mengacungkan tangannya membentuk angka 2 persis seperti anak-anak kalau ditanya 1+1.

Tangan Akira kini sudah mulai sedikit pegala karena harus memegang tas Cello yang lumayan berat.

"Aku juga lupa kok Sensei mengajar apa." Ucap Akira dengan polos. Biarpun murid baik tetap saja Akira juga sedikit berandal, namun ia hanya melakukan keusilan terpendam yang tidak akan pernah diketahui siapapun.

"Kelas 2?aku pun kelas 2..."jawabnya datr. Ia merasa Akira merasa keberatan,dan merebut Tas Cello Akira

"Kupegangkan....Kau kelas 2 apa?"tanya Kazuya

"Ckckck, jangan begitu..." jawabnya dengan malas. "Biarpun mengejar cewek itu penting, tapi kewajiban mengajar juga tak kalah penting. Kalau tidak nanti aku bisa dipecat." Yuto pun kembali menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

"A.ku.me.nga.jar.ma.te.ma.ti.ka.A.ki.ra.ku.n!" jawabnya dengan intonasi mengeja seperti sedang berbicara dengan anak TK. Ia pun menyeringai sedikit.

"uwaah!" fukazawa yuki, perempuan manis penolong nan ceroboh, menabrak yuto. Dia adalah murid kelas 3 dan berlari dengan hakama hitamnya.

"maaf sensei!" yuki membetulkan bandana putihnya.

Kazuya menatap Yuto

"Masih hidup ya?"tanyanya dingin."Yuto,kalau mengajar,seriuslah sedikit.."

Seorang gadis menabrak Yuto. Kazuya pun menolongnya

"Tak apa,nona?"

Kemudian seseorang menabraknya. Ketika Yuto menolehkan wajahnya karena ingin mencari tahu siapa yang telah berani menabraknya, yang dilihatnya adalah seorang gadis manis yang juga merupakan muridnya.

"Hha daijoubu ne! Gadis manis tak apa kan?" tanyanya sambil membantunya merapikan bandananya.

oot: kenapa di frp ini yuto jadi semakin gombal dari aslinya???

"Senpai tidak perlu repot-repot. Aku tidak apa-apa kok." Ucap Akira sambil mencoba untuk mengambil kembali tas Cellonya.

"Aku bukan anak Tk." ucap Akira kembali cemberut.

"Senpai tidak apa - apa?" Ucap Akira. Senpai yang cukupp cantik, namun Akira tidak menyukai gadis yang lebih tua, jadi coret dari daftar.

"Tidak usah....kau kelas 2 apa,akira?mungkin kita sekelas,''ujarnya sambil menaikkan tangannya yang memegang Cello ke atas agar Akira tak mengambilnya

"ah, terima kasih, aku tidak apa2. Aku hanya belum terbiasa di sini. Sudah lama aku tidak menjalani hidup normal." yuki meminta maaf lalu pamit ke ruang ganti dan kembali dengan cepat.

"ngomong2 sensei mengajar apa ya? Dan kalian?" yuki kembali menghampiri mereka.