[event] the number 6 couple

Will ikut terkekeh bersama Kencana melihat reaksi Indira.

"Well, tadi itu aku tidak benar-benar bercanda." ujar Will misterius sambil menyunggingkan senyum simpul.

Will lalu berpaling ke Kencana lagi. "Kalau begitu, duduklah disini bersama kami sambil menunggunya datang." Tawarnya.

Kencana menggeleng.

"Well, aku menghargai kebaikanmu, tapi sayang aku tidak mau jadi penganggu kemesraan di antara kalian," kata Kencana menggoda.

Alasan sebenarnya sih, dia sudah kedinginan do taman ini dan ingin buru-buru kembali. Tangannnya nyaris membeku.

"Aku pergi dulu, ya. Sampai jumpa di pest dansa!"

Kencana melambaikan tangan pada mereka berdua sebelum berlalu.
_______

OOT : Kencana = out.

"uh! Will! Candaanmu tidak membantu menghilangkan rasa gugupku," malah menambahnya!

"kuharap kau tidur cukup semalam, jadi otakmu tidak eror." indira menggerutu.

"ayo kencana, duduk di sini saja." indira menawarkannya.

OOte : Ini uda di ballroom kok mbak Kencana...

@Lunsen : Lho? Kencananya akn uda out? jadi gimana? ' 'a

---

Quote :

"Well, aku menghargai kebaikanmu, tapi sayang aku tidak mau jadi penganggu kemesraan di antara kalian,"

"Tidak samasekali." Will tersenyum.

Quote :

"uh! Will! Candaanmu tidak membantu menghilangkan rasa gugupku.. kuharap kau tidur cukup semalam, jadi otakmu tidak eror."

"Ahahaha..!!" Will terbahak. "Ayolah Princess.. Selama ini aku hanya tidur paling lama satu menit setiap menjalankan shift di Rumah Sakit. Dan tidak ada satu pun pasienku yang komplain..." Will terkekeh.

"tapi aku komplain sekarang! Huh!" indira masih agak kesal. Sebenarnya dia sendiri bingung dengan perasaannya sekarang.

"ayo kita jalan2 di ballroom. Siapa tahu bertemu kenalan." indira bangkit dan menarik tangannya.

"tapi aku komplain sekarang! Huh!" indira masih agak kesal. Sebenarnya dia sendiri bingung dengan perasaannya sekarang.

"ayo kita jalan2 di ballroom. Siapa tahu bertemu kenalan." indira bangkit dan menarik tangannya.

Quote :

"tapi aku komplain sekarang! Huh!"

Will berusaha menahan tawanya melihat ekspresi Indira. "Baiklah Nona, apa Anda akan menggugat saya?" Tanyanya, berusaha memasang wajah serius, tetapi langsung gagal.

Quote :

"ayo kita jalan2 di ballroom. Siapa tahu bertemu kenalan."

"Baiklah, baiklah..." Ia pasrah saja ditarik Indira berjalan-jalan di sekitar ballroom.

Terdengar alunan lembut dari orkestra yg tampil di sana. Semua orang menari bersama pasangannya di tengah ballroom.

"mau pemanasan dulu, will?"

Terdengar alunan lembut dari orkestra yg tampil di sana. Semua orang menari bersama pasangannya di tengah ballroom.

"mau pemanasan dulu, will?"

"Sure." Sahut Will sambil membungkuk di hadapan Indira.

"Sudah teanng rupanya sekarang Princess?" Tanyanya sambil nyengir.

Indira juga membungkuk anggun dan mulai berdansa. Dia melangkah mengikuti irama. Tadinya menikmati, sekarang tidak.

"will, kau mengingatkanku! Uh! Aku jadi gugup lagi..." indira memeperkuat pegangannya pada will.

"Kau mau sekalian kubuat amnesia?" Ujar Will sambil terbahak. "Ayolah... Nikmati saja. Jangan terlalu dipikirkan." Bujuknya.

Will melanghkah pelan mengikuti irama yang sudah dikenalnya itu. "Musik ini seperti musik pengantar tidur..." Keluhnya. Tapi apa lagi yang bisa diharapkan coba?

"kalau begitu aku harus mengurungkan niatku mengajakmu ke konser phillharmonics orchestra." indira berpendapat.

"hei, jangan tidur sambil berdansa will." indira tertawa ringan. "jangan sampai kau jatuh menimpku."

indira tanpa sengaja menginjak kaki will. Cukup keras.

"Memang sebaiknya kau urungkan niatmu itu, Princess..." Kekeh Will. "Aku akan tidur sepanjang pertunjukkan."

Ia memang bukan penyuka musik klasik. Well, kecuali untuk lagu pengantar tidur.

Berbeda dengan para ahli bedah lain yang memutar lagu itu ketika melakukan operasi, Will biasanya meminta lagu yang sedikit menghentak.

Quote :

"hei, jangan tidur sambil berdansa will. jangan sampai kau jatuh menimpku."

Lalu kaki Indira menginjak kaki Will. Cukup keras juga. Alih-alih meringis, Will malah tersenyum jahil.

"Well, sepertinya kalaupun aku tertidur, aku akan terbangun karena terinjak olehmu, Princess." Guraunya.

"kau ini!" indira mencubit bahu will.

"aku akan menginjak lagi kakimu kalau begitu. Kalau kau mulai mengantuk." indira tertawa pelan.

sekarang dia sudah tidak gugup lagi. Mungkin karena mereka terus tertawa.
"oh! Will aku tidak gugup lagi!"

Quote :

"aku akan menginjak lagi kakimu kalau begitu. Kalau kau mulai mengantuk."

Will mengedipkan matanya. "Terima kasih Princess, itu akan sangat membantu."

Quote :

"oh! Will aku tidak gugup lagi!"

"Baguslah kalau begitu..." Ujar Will ringan. "Dengan begini kau bisa lebih menikmati pestanya." Tambahnya sambil memutar tubuh Indira.

"Nah, kau masih ingin berdansa atau kau ingin melakukan hal lain?"

"hal yg lain?" indira berhenti dan mengangkat sebelah alisnya. "jangan main2 dokter bowman!"

indira berwajah serius, tapi tak lama dia tertawa.
"hahaha! Ayo kita habiskan sisa waktu kita. Kakiku sudah pegal."

"Maksudku, mungkin kau mau berjalan-jalan atau duduk, Princess... Jangan sampai kau terkapar kehabisan nafas ketika tiba saatnya kita tampil gara-gara kelelahan berdansa." Ejek Will sambil mencubit hidung Indira.

Quote :

"hahaha! Ayo kita habiskan sisa waktu kita. Kakiku sudah pegal."

"As you wish, Princess." Jawab Will sigap. "Sekarang kau mau melakukan apa?"

"Duduk dan melepas sepatuku ini." indira menarik will dan duduk di kursi yg ada di pojok ruangan. Dia melepas sepatunya dan memijat kakinya.

"will... Thanks... You treat me like a princess." indira tersenyum, "tapi ini terlalu banyak, tak seharusnya kau memperlakukanku begitu... Aku lebih senang seperti biasa saja..."

"Duduk dan melepas sepatuku ini." indira menarik will dan duduk di kursi yg ada di pojok ruangan. Dia melepas sepatunya dan memijat kakinya.

"will... Thanks... You treat me like a princess." indira tersenyum, "tapi ini terlalu banyak, tak seharusnya kau memperlakukanku begitu... Aku lebih senang seperti biasa saja..."

"Oke..." Will mengikuti Indira dengan patuh.

Quote :

"will... Thanks... You treat me like a princess. tapi ini terlalu banyak, tak seharusnya kau memperlakukanku begitu... Aku lebih senang seperti biasa saja..."

"Benarkah?" Will mengerutkan alis. "Apa aku membuatmu terganggu?" Tanyanya lagi.

"tidak... Aku tidak terganggu! Tapi aku kurang nyaman karena aku belum pernah diperlakukan begitu. Dan tak ada yg spesial atau yg mirip dengan putri dalam diriku." indira mengungkapkannya. Sebenarnya dia malu terlalu diperlakukan begitu. Jadi tidak tahu harus bagaimana.

"aku takut jadi melunjak, egois, manja atau sebagainya padamu."

Will sempat terdiam mendengar penuturan indira.

"oh..." Gumamnya pelan.

Sebenarnya sikapnya memang seperti itu terhadap semua Wanita. Dari kecil ia didik untuk selalu memperlakukan kaum Wanita dengan baik.

Tapi... Mungkin kali ini ia memang sedikit berlebihan. Kemiripan Indira dengan Anna membuatnya merasa bahwa gadis itu masih hidup dan ada disampingnya.

Sikapnya kali ini lebih seperti penebusan dosa atas apa yang telah dilakukkannya dulu.

Bukan sesuatu yang adil untuk Indira tentunya.

Quote :

"aku takut jadi melunjak, egois, manja atau sebagainya padamu."

Will tersadar dari lamunannya dan terkekeh. "Tenang saja..." Will tersenyum. "Tapi jika itu membuatmu lebih nyaman, aku akan memanggilmu Indira saja mulai sekarang, bagaimana?" Ujarnya, mencoba mencairkan suasana.

"itu lebih baik." indira tersenyum senang dan lembut. "aku lebih senang dipanggil begitu. Membuatku tidak melupakan jati diriku dan kampung halamanku."

"terima kasih kalau kau mau mengerti..." indira tersenyum lalu mengecup pipi kanan will.

Will tersenyum. Sebenarnya dia agak kaget juga.

"Nah." Will bersandar di kursinya sambil sedikit melonggarkan dasinya. "Sudah berapa pasangan yang tampil ya..." Gumamnya, sama sekali tidak terdengar bertanya, sambil menerawang ke orang-orang yang lalu lalang di Ballroom.

"Disini penuh orang." Celetuknya tiba-tiba. Sedikit keluar dari topik dan bodoh.

Tentu saja akan ada banyak orang dalam suatu pesta dansa kan?