[RP] Cafetaria : Open

"Tidak. Aku ingin hidup tenang di sini dan menjadi designer interior. jadi tolong, jangan buat masalah di sini. oke? Aku harus kembali ke dapur. Kalian mau pesan apa?" Clark beranjak dari sana dan mulai bergerak ke dapur cafetaria.

Setelah mendengar pernyataan yang di katakan oleh Shawn, Fal semakin menyimpulkan bahwa dia harus semakin berhati-hati pada orang di sekitarnya.

Diam. Dan kembali mengetik di udara.

Quote :

"Tidak. Aku ingin hidup tenang di sini dan menjadi designer interior. jadi tolong, jangan buat masalah di sini. oke? Aku harus kembali ke dapur. Kalian mau pesan apa?"

"Aku... roti saja... kalau bisa sih Roti Perancis, kalau tidak ada, roti kering biasa juga tak apa-apa," Fal mulai kelaparan. Dan dia tidak peduli dengan makanan yang akan di sediakan nanti. Asal bisa di makan, Fal pasti menyukainya, terutama roti Perancis.

Faldio menunjukkan sikap was-was, mungkin karena perkataan Shawn tadi. Begitu juga dengan Clark yang terang-terangan menyatakan keinginannya.

"Ow, aku sudah keterlaluan." ujar Shawn sambil mendekap mulutnya sendiri. Lalu ia beralih ke pertanyaan Clark tentang makanan.

"Kalau tidak ada, kau tahu... hm... memangnya ada bahan apa saja?" tanya Shawn, yang sepertinya ingin mencoba memasak sendiri, tangan kanannya sudah membentuk pegangan pisau.

"Hm... Aku order makanan Jepang saja kalau tidak salah namanya bento." Ucap Ryu sambil mengingat masakan Jepang yang pernah diberi tahu oleh pelayannya.

"Nak, Bento itu bahasa Jepang yang berarti 'bekal' secara umum... bagaimana kalau lebih spesifik?" saran Shawn pada Ryu.

Shawn sendiri sedang bersemangat untuk kemungkinan tidak terbatas atas apa yang mungkin ia bisa lakukan disini.

"Bagaimana kalau Ramen? atau mungkin don-buri... Ramen itu mi, don buri itu... rice bowl... begitulah... atau mungkin kau mau masakan china, lebih mudah memasaknya sih..." Clark mengingat-ngingat bahan yang ada. Setahunya bahan masakan timur ada. Yah... dia juga cukup sering membuat chinese cuisine...

"Vaness, tolong cek order-an makanan..."

" ... Kalau begitu apa saja boleh , asalkan itu makanan khas timur.: jawab Ryu. Rupanya banyak juga jenis dari makanan Jepang, selama ini yang ia tahu hanya makanan yang berukuran kecil kalau tidak salah namanya sushi.

"Huuumm... kalau begitu aku buatkan saja don buri. Yang lain mau pesan apa? silahkan pesan!" Clark memakai celemeknya lalu mengambil beberapa ons daging, bawang bombay dan kecap dan beberapa bumbu lain.

Clark mulai mengupas bahan. Dia paling ingat resep ini karena dia cukup sering membuatnya.

Kencana sebenarnya tidak begitu lapar. Kalau begitu kenapa ia memutuskan pergi ke Azure Cafetaria? Ada dua alasan. Pertama, dia ingin melihat seperti apa Cafetaria ini. Kedua, dia ingin melihat wajah-wajah penghuni apartment ini. Makhlumlah, penghuni baru.

Kencana membuka pintu Cafetaria dan lagi-lagi terpesona. "Wah, Cafetaria ini luas sekali ya, Usagi-chan?" ujarnya sambil membelai boneka kelinci di pangkuannya.

Diperhatikannya sekelilingnya. Hmm, tidak banyak orang di sini. Iseng-iseng dia menghampiri pria yang dikiranya koki Cafetaria. Pria itu terlihat sibuk mengupas sesuatu. Tidak ada salahnya aku menyapanya barang sejenak, pikirnya. Namun setelah dilihat lebih dekat, ternyata pemuda itu Clark-san! Wuah, pemilik apartment merangkap koki? Hebat sekali, gumamnya.

"Selamat pagi, Clark-san! Sejujurnya, aku sama sekali tidak menyangka bahwa Clark-san merangkap sebagai koki juga. Pasti berat ya," sapanya ramah.
_____
OOC : Gabung.

OOT: join iiah..
============================================================

Pagi itu sinar maahari masuk kekamar Albana melalui celah-celah ntah dari mana asalnya. Sinar tersebut seakan-akan membujuk Albana agar segera terbangun.

Albana segera membuka jendelanya seakan memberikan peluang bagi sinar matahari untuk merasakan tinggal di kamarnya. Albana beranjak meninggalkan kasurnya dan bersiap-siap untuk mandi.

Selesai mandi, Albana yang merasa lapar pergi ke sebuah tempat makan (cafetaria) di apartment tersebut. Sesampainya di Cafetaria, Albana mendekati penjaga cafetaria ini yang wajahnya sudah tidak asing baginya.

"Maaf, boleh pinjam buku menunya?," tanya Albana kepada pria penjaga Cafetaria tersebut.

OOT : ceritanya laper ...

=====================================

setting waktu = pagi hari....

Arai yang pagi itu sedang merapikan tempat tidurnya tiba- tiba saja perutnya mendadak lapar, "Untung saja aku sudah selesai mandi, sepertinya pagi ini aku akan mencari makanan diluar untuk sarapan." pikir Arai seraya mengambil sebuah buku yang belum selesai dia baca semalam karena ketiduran.

Setelah mengunci pintu kamarnya Arai pun berjalan menuju ke Cafetaria untuk sarapan, dari jauh dilihatnya sesosok pria yang dikenalnya sebagai penghuni azure juga tepatnya yang mempunya kamar disebelah kamarnya. Araipun mendekat, "Apa aku boleh gabung?" tanya Arai kepada Pria yang juga dikenalnya bernama Nicholas Albana.

OOT: biasa orang iseng ga jelas ikutan...
-----------------------------------------------------------


memang benar-baner pagi yang cerah... "enak sekali untuk jalan-jalan" pikir Hanada yang sedang berjalan di lorong dekat kamarnya menuju kafetaria. Pikiran orang ini suka aneh-aneh saja, sudahlah...
kegiatan seperti biasa layaknya kafetaria pada umumnya. Didalamnya sedang banyak orang yang sedang melakukan kegiatannya masing-masing...

"hm..hm..." Hanada yang hari itu akan makan pagi, pergi ke kafetaria. Dibukanya pintu kafetaria itu...

Krieettttt


Dilihatnya banyak orang sedang berkumpul dan berbincang-bincang. Beberapa ada yang di kenalnya beberapa ada yang baru pernah ia lihat sekarang...

setelah mengambil makan paginya Hanada pun duduk di meja yang berbeda dari yang lain

karena hanya punya anggapan, rada malu dengan orang-orang yang belum kenal

"Apa aku boleh gabung?" tanya pria berkacamata penghuni kamar sebelah kamarnya di azure's apartmen.

"ooh, tentu saja," jawab Albana kepada pria bernama lengkap Shinichi Arai tersebut. "Pagi yang ramai," pikirnya. Masih dengan senyum tipisnya.

Arai yang telah dipersilahkan duduk pun kembali berdiri menghampiri penjaga kasir yang tidak lain adalah pemilik apartemen azure, "Maaf saya mau pesan pizza, apa disini ada?" tanya Arai kepada penjaga kasir tersebut.
Araipun memperhatikan sekelilingnya, dilihatnya sesosok pria yang sudah dikenalnya sebagai Hanada dan Arai pun tersenyum melihatnya, lalu Arai mengeluarkan buku yang tadi dibawanya dan Araipun membaca buku seraya menunggu pesanannya.