[Free RP] we in wonder-school-land

Yuto menggeleng. "Sudah.. Sudah.. Jangan menggoda Akira-kun terus, Kazuya-kun. Entar dia nangis lho!" ujarnya sambil menyeringai.

Yuto, guru yang mesum dan jail. Benar-benar perfect!

"Nee kenapa kamu juga tak tahu aku mengajar apa sih, nona manis! Aku mengajar matematika!" jawabnya kecewa.

"Aku kelas 2 A." ucap Akira masih berusaha untuk mendapatkan cellonya kembali.

" Aku bukan anak kecil sensei." Balas Akira dengan nada tegas khas orang dewasa.

"Sensei sabar ya." ucap Akira sambil menepuk pundak senseinya itu, padahal dalam hati ia tertawa. Karena itu jangan pernah menilai sifat dari wajah, karena wajah bisa menipu.

Kazuya mulai memberi perhatian pada Yuki

"......"Dia hanya terdiam tanpa suara

"Aku juga 2 A...mau bersama?"tawarnya tenang tanpa memedulikan Yuto. maafkanlah anak ini

Rasanya sebagah seorang guru Yuto tak terlalu dihormati disini. Sebenarnya sih tak apa. Hanya saja ia takut jika kepribadian keduanya, Yuuto Tamano, yang psikopat sekaligus dibenci, akan mengambil alih kesadarannya dan menyiksa anak-anak muridnya karena sudah tak tahan.

Yuto pun kemudian menghela nafasnya. "Ayo semuanya kita kembali ke kelas!" serunya.

"Yuto,aku tak takut dengan pribadi kedua mu,lagipula,kau ya kau kan?"ujar Kazuya tiba-tiba

Ia merasa senseinya hampir berubah kepribadiannya

Kedua mata cokelat Yuto sedikit terbelalak mendengar kata-kata Kazuya. Setahunya, tak ada yang mengetahui keberadaan kepribadian keduanya selain dirinya sendiri dan Tuhan. Namun ia berusaha menyembunyikan kekagetannya dengan menghela nafas.

"Apa maksudmu dengan kepribadian kedua, Kazuya-kun? Jangan ngomong yang aneh-aneh ah!" ucapnya sambil tertawa tak lucu.

kazuya memandanganya kesal

''tak usah disembunyikan,tawa apa itu?nggak usah ketawa kalau tak ingin tertawa!"

"Ayo..." Ujar Akira girang. ia suah pasrah terhada cellonya, sangat sulit untuk mengambil cellonya kembali. Lagipula nanti dikelas cellonya akan dikembalikan

"Ano memangnya sensei punya dua kepribadian?" Tanya Akira polos.

"Oh ya, Kazuya ikut klub apa?"

"Aku ikut Klub Kendo.."jawabnya,berpaling ke Akira

Yuto menundukkan wajahnya sejenak. Entah apa yang terjadi dengannya tetapi sepertinya bukan hal yang baik. Dan ketika ia menengadahkan wajahnya lagi, raut wajah Yuto yang menyenangkan sudah berubah.

"Jangan ngaco, anak bodoh!" serunya tiba-tiba. "Aku bilang gak ada kepribadian kedua, maka nggak ada! Then go back to your fucking class right NOW! Stupid children..."

Kazuya mulai tersenyum sinis
"Hai..um..Yuuto?"sapanya sambil tersenyum sinis

"kata-kata anda tak bagus untk didengar yuki-senpai,akira...dan aku..bisa-bisa pesona anda hilang..."tambahnya

"Ayo,kita ke kelas,chibi Akira.."ajaknya pada Akira

"huum..." yuki mengambil sehelai sapu tangan yang jatuh. Sapu tangan yang bagus. Yuki berjongkok sambil menarik rambutnya ke belakang telinga dan mengambil sapu tangan itu.
"milik siapa ini?" yuki bertanya pada mereka. Dia memang gampang teralihkan pada hal2 kecil.

"Oh, senpai mau ikut klub musik tidak?" Ucap Akira berusaha untuk mempromosikan klubnya.

"Sensei kenapa?" Ucap Akira berusaha untuk tenang, ia lumayan kaget dengan tingkah guru matematikanya ini. Benar yang dikatakan oleh senpai bahwa sensei mempunyai 2 kepribadian.

"Itu bukan punyaku."

"Bukan milikku,'ujarnya pada Yuki

"Musik?menarik juga..aku bisa bermain flute,walau sedikit...namun pengetahuanku terhadap musik hacur..''jelasnya ringan

Yuto menepis wajahnya pelan lalu kembali tersenyum pada ketiga muridnya itu. "Oh, maafkan kata-kataku tadi! Itu tak disengaja!" jawabnya girang pada Kazuya. Ia lalu menatap Akira kemudian.

"Aku tak apa kok, Akira-kun!" jawabnya ramah, pesonanya kembali seperti semula.

Lalu tiba-tiba saja Yuki menyebutkan sesuatu tentang sapu tangan. Ia merogoh saku celananya. "Ah, itu sapu tanganku! Kayaknya terjatuh pas tabrakan tadi... Terima kasih ya!" ucapnya sambil mengambil sapu tangan itu dengan senyuman dan pesona yang tidak bisa diabaikan oleh wanita, kecuali Sheera.

Kazuya hanya terdiam tak bersuara.

guru aneh.....apa aku...pernah...

Seketika ia memegang kepalanya. Sakit. namun seketika sakit itu hilang

"Ayo,Akira. pelajaran pertama....Kau..Yuto.."

"Sama-sama sensei." yuki juga tersenyum manis pada yuto.

"apa sensei baik2 saja, kelihatan agak pucat. Perlu saya antar ke ruang kesehatan?" yak, suka menolongnya yuki kambuh.

"Bergabung saja senpai. Aku juga tidak terlalu ahli kok." Ucap Akira sedikit berbohong, biarpun baru usia 15 tahun ia sudah langganan menjadi juara dan mempunyai 2 album klasik solo. Salah satu albumnya melrupakan kolaborasi dengan musisi klasik yang sudah punya nama di dunia musik.

"Benarkah sensei tidak apa -apa?" Tanya Akira memastikan, apakah kepribadian senseinya ini sudah kembali atau belum.

"Ayo."

Kazuya dan Akira pun berjalan menuju kelas,tapi sebelumnya ia menoleh pada Yuto

"Niat ngajar nggak?atau aku akan bolos.."timpalnya kejam

Perjalanan menuju kelas dipenuhi kesunyian. Akhirnya mereka pun masuk ke kelas. di sana,sudah banyak gadis-gadis yang menunggu

"Ah,Akira-kun,Kzuya - kun,pagi!!"sapa mereka berisik.

Kazuya terdiam. ia mengacuhkan mereka dan mencari meja kosong. Hanya di pojok yan kosong,dan 2 meja,cukup untuknya dan KAira.

"Ayo,kita duduk..."

"Bagaimana Senpai berminat?" Ujar Akira sambil mensejajari langkahnya dan Kazuya-senpai.

"Pagi ." Balas Akira sambil tersenyum.

Ia kemudian mengikuti Kazuya dan duduk di sebelahnya.

"Senpai kembalikan celloku." Pinya Akira dengan puppy face setelah ia duduk di sebelah Kazuya dan menaruh tasnya. diatas meja.

Kazuya mengembalikan Cello milik Akira,bukan karena puppy facenya,namun lebih karena mereka sudah duduk.

Gadis-gadis menjerit girang melihat puppy face Akira,dan Kazuya langsung menutup telinga.

"Kurasa...kau harus menyuruh mereka diam."

"Baiklah, aku punya trik bagus." Ucap Akira sambil mengerlingkan matanya.

Akira kemudian membuka kotak biolanya. Ia memainkan komposisi dari Bach yang lembut namun dinamis yaitu Sonata No. 3 in C major, BWV 1005. Aslinya komposisi itu merupakan komposisi untuk biola namun kemudian digubah oleh Dmitri.

Begitu mendengar permainan Akira , gadis - gadis itu seolah tersihir. Mereka langsung diam, hanya suara cello Akira yang menggema dengan indah di ruangan itu.

Kazuya mendengar suara Cello Akira,memejamkan mata dan mendengarkannya seksama

"Bagus..juga...seperti itu kau bilang tidak ahli,chibi?"sindir Kazuya,sambil tersenyum lembut. ini adalah kali pertama gadis ini tersenyum

Yuto tersenyum pada Yuki sebelum ia melangkah masuk ke kelasnya. "Nggak! Gak apa kok! Ayo kau juga kembali ke kelasmu Yuki-chan, sebelum gurumu marah! Aku juga akan balik ke kelasku! Jaa ne!" ucapnya sambil melambaikan tangan pada Yuki.

Ia segera melangkah cepat ke kelasnya, mengejar Kazuya dan Akira. "Hei, aku niat ngajar tahu!" gumamnya menggerutu pelan.

Akhirnya ia sampai juga di kelasnya. Ketika ia baru saja melangkah masuk, teriakan gadis mulai terdengar dan hanya membuatnya tersenyum pelan. "Okay, minna semuanya tenang dan hentikan teriakan kalian. Sekarang kembali ke tempat duduknya masing-masing! Buka buku kalian hal. 53 karena sekarang kita akan belajar fungsi trigonometri pada sudut rangkap!" suruhnya tegas. Membuatnya terlihat seperti guru sungguhan saat itu.

[Ayo kita lewat bagian belajarnya!]

Dua jam berlalu dan bel pun berbunyi. Segera saja Yuto menghentikan kegiatannya dengan memberi anak muridnya tugas rumah. "Then, sampai jumpa besok! Jaa minna!" ucapnya sambil segera melangkah keluar dengan cepat dari kelas itu.

Gesekan lembut pada string A menandakan bahwa permainan Akira sudah selesai.

"Ah biasa saja, ini belum terlalu hebat kok. Nah senpai mau bergabung dengan klub musik tidak?" Ucap Akira sambil memasukkan cellonya ke tempatnya karena sensei sudah masuk.

Pelajaran yang membosankan Akira sudah menguasai itu semua.Akira sama sekali tidak memperhatikan ia sibuk menggubah lagu untuk biola selama pelajaran matematika berlangsung. Untung saja tempatnya strategis.