[Pre-Event] Persiapan Dansa

Lokasi : Ruang Pertemuan
_____

Kencana sangat senang karena telah mendapat partner untuk pesta dansa di Vienna, yaitu Kyle. Sesungguhnya ia sempat cemas tidak akan dapat pasangan mengingat dia penghuni baru di sini dan rata-rata semua penghuni sudah dapat pasangan. Beruntung Kyle bersedia menjadi partner dansnya walaupun mereka baru sebentar berkenalan.

Tapi Kencana lupa satu hal. Dia sama sekali tidak bisa berdansa! Kalau menari sih dia bisa, tapi berdansa? Aduuh... tidak menginjak partnernya saja sudah syukur. Maklumlah, sejak kecil dia hanya diajari Nihon Buyo saja.

Saat ini Kencana sedang menunggu Kyle di sini untuk menjelaskan fakta tersebut sekaligus memintanya untuk mengajari dansa. Siapa tahu kalau Kyle jago dansa?

"Usagi-chan, semoga Kyle-san cepat datang ke sini," kata Kencana pada boneka kelincinya.

kyle datang ke ruang pertemuan. Ia mendapatkan pasangan bernama Kencana shirou. Nama yang cukup aneh di Eropa. Tapi ia tidak peduli dengan itu semua. Kini ditangannya ada sebuah buket bunga mawar putih.

"Permisi." Ucap Kyle sambil membuka pintu. ia datang dengan mengenakan kemeja hitam garis putih karena barusan ia baru selesai menghadiri rapat dengan perusahan klien ayahnya.

"Selamat siang, Lady." ucap Kylw sambil memberikan buket bunga tersebut.

"Terima kasih banyak. Tahu saja warna favoritku." Kencana menerima buket bunga tersebut sambil tersenyum. Warna putih adalah warna favoritnya.

Kencana menatap pakaian yang dikenakan Kyle. Formal sekali.

"Apa Kyle-san baru saja pualng dari pesta?" Yup. Lebih baik basa-basi dulu.

"Sama- sama." Ucap Kyle setelah itu Kyle mengecup tangan gadis itu. Sesuai dengan tata krama sebelum menari.

"Saya baru pulang dari meeting dengan rekan bisnis."

"Bagaimana kalau kita sekarang belajar menari?"

"Dengan senang hati."

Kencana tersenyum. Dia bangkit berdiri dan meletakkan buket bunga tersebut di samping Usagi-chan.

"Ini adalah latihan pertama saya, karena itu mohon bantuannya, guru," kata Kencana. Sengaja dia beri tekanan pada kata terakhir.

"Tenang saja, aku juga tidak terlalu ahli kok." Balas kyle ia kemudian menyalakan tape musik.

Perlahan lagu Blue Danube mengalir dengan lembut.

"Ayo, pertama taruh tangan kananmu di pundakku. dan kemudian tangan kirimu menggandeng tangan kiriku. Kau tentu pernah melihatnya di TV bukan?"

Kencana mengangguk. Ia menuruti perkataan Kyle. Diletakkannya tangan kanannya di pundak Kyle dan digandengnya tangan kiri Kyle. Wuah, ternyata Kyle-san tinggi juga, gumamnya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

Kyle kemudian menaruh tangan kanannya di pinggang Kencana.

"Angkat lehermu dan tegakkan punggung. Pertahankan posisi tersebut hingga musik selesai."

"Pertama-tama mundur,mundur, kiri,kiri, putar,..."

Kencana mengikuti gerakan Kyle. Hup! Agak susah mulanya. Nyaris saja dia menginjak kaki Kyle. Setelah beberapa lama, dia bisa menyesuaikannya.

"Hmm... seperti ini?"

"Ya."Ujar Kyle sambil tersenyum.

"Ok. " Ucap Kyle setelah musik selesai ia kemudian menium tangan kanan Kencana. " Ada lagi yang kau butuhkan untuk pesta?"

Kencana kaget juga tangannya dicium pria setampan Kyle. Buru-buru dia menteralisir mukanya agar tidak merah.

Persiapan mental, jawabnya dalam hati.

"Hmm, mungkin pakaian untuk pesta." Kencana yakin ia tetap akan memakai gaun warna putih.

"Bagaimana kalau sekarang kita pergi belanja?" Ucap Kyle. Tanpa menunggu jawaban dari Kencana. Kyle menggandeng tangan kencana dan mengajaknya untuk berbelanja.

Kyle membukakan pintu Ferrari sportnya yang berwarna hitam. " Silahkan, lady." Ucap Kyle sambil tersenyum.

"Terima kasih banyak, Count." Kencana balas menanggapi dengan senyum. Dia melangkah masuk ke dalam mobil Kyle.

"Sama- sama." kyle kemudian menutup pintu setelah Kencana masuk.

Ia kemudian masuk ke bangku pengemudi. Kyle menyalakan mobil dan langsung tancap gas hingga ke pusat butik di Vienna. Tempat yang Kyle datangi cukup besar dan mewah. Butik itu hanya menerima tamu dari kalangan atas.


"Ayo turun." Ucap Kyle sambil membukakan pintu , ia kemudian memberika kunci mobilnya untuk diparkirkan oleh petugas disana.

Kencana turun dan mengikuti langkah Kyle. Dia terpesona melihat tempat yang mereka datangai tersebut. Sangat mewah dan indah.

Mendadak Kencana tersentak dan mengecek dompetnya. Ia menghampiri Kyle.

"Anu, Kyle-san, uang yang kubawa hanya 10.000 dolar saja. Aku pasti tidak mampu membeli gaun di tempat yang (kelihatannya) mahal ini."

"Tenang saja kau tidak perlu mengeluarkan uang sesenpun. " ucp Kyle sambil tersenyum. Baru pertama kali ia bertemu gadis seperti ini. Biasanya gadis yang ia ajak akan langsung kegirangan dan membeli sebanyak mungkin gaun.

Petugas membukakan pintu untuk mereka berdua. " Pilihlah gaun yang kau sukai saja." Ucap Kyle kemudian.

Kencana melihat gaun-gaun mewah itu sejenak. Rata-rata bajunya model terbuka dan berhiaskan permata. Pilihan Kencana jatuh pada gaun berwarna putih berlengan panjang dan berhiaskan bunga mawar putih.

"Kalau begitu, aku mau yang ini," katanya sambil mengangkat gaun tersebut.

"OK."

"Tolong bungkuskan gaun ini." Perintah Kyle kepada manager toko tersebut.

"Apakah kau ingin gaun yang lain lagi?"

"Hanya ini saja. Gaun kan jarang dipakai. Paling hanya untuk event tertentu. Boros sekali kalau beli banyak-banyak," kata Kencana. Alasan sebenarnya sih, dia sudah membuat banyak sekali baju gothic lolita.

"Ok." Jawab Kyle sambil tersenyum. Lihat kan ia berebda dari gadis yang lainnya. Padahal jika Kyle mengajak gadis yang lainnya mereka pasti akan membeli baju segunung.

Kyle kemudian pergi ke kasir dan membayar baju yang harganya mencapai 4 digit dalam Euro. Ia kemudian menerima gaun yang sudah dimasukkan kedalam kotak berwarna putih dan diberi pita.

"Terima kasih."

"Sekarang kau ingin kemana?"

"Bagaiaman kalau makan saja? Perutku sudah lapar," jawab Kencana tanpa malu-malu. Mumpung sudah di tempat yang mahal, sekalian saja makan. Ini kesempatan yang jarang baginya.

"Baiklah."

Kyle kemudian memberikan gaunnya kepada pelayan yang kemudian memasukkannya kedalam bagasi mobil dan memberikan kunci mobilnya kepada kyle.

"Silahkan masuk." Ucap Kyle sambil membukakan pintu.

"Terima kasih banyak."

Kencana segera masuk ke dalam mobil.

"Sama- sama." ucap Kyle sambil tersenyum sebelum menutup pintu mobilnya.

Kyle kemudian segera masuk ke bangku kemudi.

"Kau ingin makanan barat, atau timur?" Tanya Kyle sambil mengendarai mobilnya.

Kencana berpikir sejenak.

"Hmm.... barat saja. Mumpung di sini," jawabnya.