[Pre-Event] Persiapan Dansa

"Yah , itu memang benar."

"Tapi aku tidak yakin Scarlett mampu mengubah pribadi Ryu. Ryu yang sekarang sangat berbeda dengan Ryu yang dulu, biarpun dulu teman Ryu sangat sedikit namun ia tetap bisa tertawa lebar itu semua adalah berkat Mary. Kini Mary sudah tiada dan tidak ada seorangpun yang bisa mengembalikan senyum Ryu."

"Tadinya kupikir Violet bisa membantunya namun sepertinya tidak. Ryu sangat terpukul mungkin."

"Oh begitu. Kulihat Scarlett sangat mencintai Ryuu. Semoga cintanya tidak ebrtepuk sebelah tangan."

Kencana teringat pertemuan pertamanya dengan Scarlett dan Ryuu. Saat itu Scarlett memeluk Ryu dengan mesra dan Ryu mengaku kalau Scarlett pacarnya.

"Yah , semoga saja begitu."

"Dan tolong jangan mengungkit ini di depan Ryu ya. Anak itu pasti akan marah-marah kalau tahu aku berkata seperti itu." Ucap Kyle sambil tertawa sendiri.

Kencana mengangguk. Pastilah. Siapa sih yang suka masa lalunya dibongkar begitu? Kencana tersenyum sendiri membayangkan wajah marah Ryu.

"Oke. Ini rahasia kita berdua. Tapi kuharap Ryu-san tidak lupa, bahwa setiap ada orang yang terluka, pasti ada seseorang yang berusaha menutup luka itu."

"Yup."

"Yah , tapi sayangnya luka itu sulit untuk hilang. Dan pasti akan menimbulkan bekas yang dalam."

"Yah, itu tergantung Ryu-san juga, sih. Apakah dia ingin membuka hatinya untuk Scarlett atau tetap menyimpan Mary dalam hatinya."

Kencana belum pernah jatuh cinta, jadi dia sulit mengetahui perasaan seseorang yang kehilangan orang yang dicintainya.

"Oh ya, memangnya Mary itu bagaimana orangnya?"

"Yah mungkin kau benar. Tapi pepatah mengatakan First love never die bukan?"

"Mary adalah sesorang yang mengagumkan. Ia sangat cantik, baik dalam maupun luar. Ia bisa bersikap keras seperti batu karang namun lembut bagai kapas . Mary juga memiliki berbagai macam bakat. Dan ia mampu membuat Ryu dan orang-orang disekitarnya tersenyum . Intinya ia sempurna bagaikan seorang malaikat."

"Aku dulu bahkan pernah menyukainya."

Kencana agak terkejut juga mendengar fakta ini. Benar-benar, seperti di film saja. Tapi film romance gak akan menarik tanpa cinta segitiga, kan? pikirnya jahil.

"Cinta Kyle bertepuk sebelah tangan, ya?" tanyanya jujur. Salah satu kebiasaan buruknya, berkata jujur tanpa lihat sikon.

"Hahaha.."

"Aku hanya menyukainya sebagai adikku . Soalnya sewaktu mengenalnya ia sudah pacaran dengan Ryu. Lagipula dia bukan tipeku."

Entah kenapa ada setitik perasaan lega di hati Kencana. Berarti gak ada cinta segitiga kayak di film, dong?

"Oh begitu. Kukira Kyle menyukai Mary, habis kelihatannya kau sangat memujanya. Memangnya tipe kesukaan Kyle seperti apa?" tanya Kencana spontan tanpa maksud tertentu.

Habis dia penasaran, rata-rata cowok kan suka dengan cewek yang baik, lembut, dsb kayak Mary itu.

"Aku lebih suka tipe yang jauh dari kata sempurna."

" Mungkin tipe yang polos dan natural."

"Eh? Kalau begitu seperti Scarlett-san?"

Menurut Kencana, Scarlett itu tipe gadis polos dan natural. Dia sama sekali tidak menyombongkan diri walapun cantik dan mau berteman dengannya.

"Hahaha."

"Tidak menurutku dia sedikit terlalu manja. Jangan bilain ini pada Ryu ya. Nanti aku bisa dibunuhnya" Ucap Kyle sambil tertawa lepas.

Kencana tertawa. Scarlett manja? Iya sih, gaya bicaranya memang sedikit childish, walaupun enak didengar.

"Hahahah... Ternyata di balik sikapnya itu Ryu-san mudah marah, ya?"

Kencana ingin sekali menggoda Ryu sampai dia marah. Menyenangkan sekali melihat orang dingin memperlihatkan emosinya. Mukanya pasti seribu kali lebih imut. Cepat-cepat ditepisnya pikiran itu dari kepalanya.

"Dia hanya bisa melampiaskan emosinya padaku atau Violet."

"Mungkin pada ayahnya juga, selebihnya tidak ada orang lain lagi yang bisa." Ucap Kyle sambil tersenyum mengingat tingkah laku Ryu ketika marah.

"Pasti wajahnya jauh lebih imut ketika dia marah. Sayang aku tidak pernah melihatnya marah," kata Kencana.

"Iya, dia lebih kelihatan hidup jika tertawa."

"Mungkin lain waktu kau bisa melihatnya."

Kencana tersenyum. Walaupun sifat Kyle dan Ryu berbeda 180 derajat, uniknya mereka bisa akrab.

"Eh iya, aku baru sadar kalau dari tadi kita membicarakan Ryu-san saja. Aku sampai lupa berterima kasih padamu yang bersedia menjadi partrner dansaku. Mulanya aku sempat cemas tidak akan mendapat partner mengingat rata-rata semua penghuni lainnya sudah dapat."

"Ah ya, sama-sama. Kebetulan aku juga sedang punya waktu senggang disini."

"Nah kita sudah sampai."

Kencana turun dari mobil dan mengamati pemandangan sekitarnya. Seperti dugaannya Alto Donau benar-benar indah juga ramai. Kencana mengedarkan pandangannya. Banyak sekali sepasang kekasih yang datang ke sini. Terlihat dari cara mereka bermesraan.

"Wuah, banyak sekali pasangan yang datang ke sini, ya."

"Iya, sepertinya semua orang yang ada disini berpacara." Ucap Kyle sambil mengedarkan pandangan

"Mungkin sebaiknya kau membawa pacarmu kesini lain waktu."

Kencana menggeleng dan tertawa.

"Sayang sekali, aku tidak punya pacar. Mungkin karena aku tidak pandai bergaul, ya?"

OOT: saatnya juri kedua muncul xD

Envy Siegfierd secara kebetulan sedang berjalan-jalan di Alte Donau (?) sendirian. Benar, sendirian! Padahal biasanya kalau ada Scarlett pasti ada Ryu. Namun kali ini Envy sedang berjalan-jalan sendirian melihat keramaian orang-orang yang berpacaran dan pemandangan danau (?) yang indah.

"Dingin... Aku menyesal nggak bawa jaket!" serunya sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya untuk menghangatkan diri. Kali ini ia memakai sweater hitam tanpa lengan dan celana jins panjang yang berwarna senada. Tak heran kenapa Envy merasa dingin hari ini.

Lalu tanpa sengaja kedua ujung mata violetnya menangkap sosok yang sudah ia kenal sebelumnya. Mereka adalah Kencana dan Kyle, sepupu Ryu. Segera saja Envy mendekati mereka dan melambaikan tangannya pada mereka.

"Oi! Kalian lagi pacaran juga? Kebetulan banget bisa ketemu disini!" serunya menyapa Kencana dan Kyle.

Kencana tersenyum melihat Envy. Dia tidak tahu kalau Scarlett kepribadian ganda dan yang muncul di hadapannya adalah kepribadian satunya, Envy.

"Ah, halo, Scarlett-san. Kami tidak pacaran, kok. Hanya sekedar berjalan-jalan. Tumben kamu tidak jalan bareng Ryu-san."

"Kupikir kau sudah punya pacar." Ucap Kyle.

"Kami hanya habis membeli gaun. Kau sendiri sedang apa disini? Ryu mana?"

"Oh ya satu lagi, kau Envy kan?"