[Pre-Event] Persiapan Dansa

"OK."

"Kau ingin makanan prancis, itali atau makanan khas Austria ini?"

"Hmm... Italy saja," jawab Kencana.

Masakan Perancis sih biasa...

"Ok."

Restoran Itali. Kyle langsung megemudikan mobilnya ke arah restoran Itali yang lumayan sering dikunjungi jika ia sedang ada tugas dari ayahnya.

Kyle berhenti tepat di sebuah restoran sederhana namun elegan sehingga terkesan mewah.

"Ayo , kita sudah tiba." Ucap Kyle sambil membukakan pintu untuk Kencana.

Kencana keluar dari mobil. Tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Terima kaish banyak Kyle. Wah, restorannya cantik sekali."

Kencana memutuskan tidak menggunakan suffik -san lagi.

"Sama- sama." ucap Kyle sambil menutup pintu mobil.

Mereka berdua disambut oleh gadis yang mengenakan pakaian tradisional Italy, gadis terebut kemudian memberikan sebuah ruangan VIP yang menghadap tepat ke sebuah sungai.

"Silahkan duduk." Ujar Kyle sambil menarik kursi untuk kencana.

'Terima kasih."

Kencana duduk di tempat yang disediakan dan memandang sekelilingnya sejenak. Wah, ternyata dalamnya lebih indah, pikirnya. Ia menbuka daftar menu dan membacanya sejenak.

"Aku pesan Pizza Napoletana satu dan minumnya espresso. Kalau Kyle?" tanya Kencana.

Sebenarnya ia ingin mencoba minum wine Italy, tapi sayang belum cukup umur.

"Sama - sama."

Kyle kemudian duduk di seberang Kencana.

"Aku pesan Speciale Primi, Contorni, and Digestivi. Dan untuk minumnya Ramandolo." Ucap Kyle kepada pelayan terebut. Kyle memesan satu paket lengkap mulai dari pembuka hingga penutup. Serta karena hari masih siang maka ia hanya meminum white wine yang kadar alkoholnya tidak terlallu besar.

"Kau tidak ingin mencoba wine?"

Kencana menggeleng.

"Tidak, deh. Aku tidak ingin mabuk," tolaknya sambil tersenyum.

Clark yang baru saja selesai menikmati arsitektur di wina, dia memutuskan untuk makan. Memanjakan diri dan perutnya. Tanpa sengaja dia bertemu dengan kedua penghuni baru azure.

"guten tag!" sapa clark dalam bahasa jerman."kalian penghuni baru azure kan?"

Kencana menoleh pada Clark, sang pemilk apartment. Kaget juga melihat kemunculan Clark yang tidak disangka-sangkanya.

"Guten tag." Kencana balas menyapa Clark sambil tersenyum. "Senang sekali Mr. Clark mengingatku. Kami memang penghuni baru Azure. Tak kusangka akan bertemu Mr. Clark di sini."

Ingatan Mr. Clark benar-benar tajam padahal kami baru sebentar berkenalan, pikir Kencana.

"Buon pomeriggio, Mr. Clark. " Ucap Kyle dalam bahasa Italy yang berarti selamat siang.

"Saya bukan penghuni Azure, tapi sepupu saya Ryu adalah penghuni Azure. Anda tentu mengenalnya bukan?"

"White wine ini berkadar alkohol rendah kok. Kau bisa meminumnya?"

"Anda ingin bergabung dengan kami Mr. Clark?"

Quote :

"White wine ini berkadar alkohol rendah kok. Kau bisa meminumnya?"

"Baiklah. Kalau begitu saya pesan satu," sahut Kencana.

Quote :

"Anda ingin bergabung dengan kami Mr. Clark?"

"Wah, itu ide bagus. Bagaimana Mr. Clark?" Kencana tersenyum pada Clark.

"boleh saja. Kalau aku tidak mengganggu." clark bergabung dengan mereka. "oh ya, kau sepupu ryu, tapi kita cukup sering berpapasan."

"sudah dapat pasangan untuk dansa, shiroi?" tanya clark.

"huum white wine? Bagus untuk menghangatkan diri. Tapi jangan terlalu banyak, saranku."

Quote :

"sudah dapat pasangan untuk dansa, shiroi?" tanya clark.

Kencana mengangguk sambil tersenyum. "Sudah. Luna memilihkan Kyle untukku."

Quote :

"huum white wine? Bagus untuk menghangatkan diri. Tapi jangan terlalu banyak, saranku."

"Terima kasih atas sarannya, Mr. Clark."

"aku pesan raviolli." clark memesan makanan pada pelayan. "dan aku tidak pesan wine." karena dia gampang mabuk.

dan pelayan datang, membawa beberapa gelas minuman.

unfortunately...

minuman itu tumpah ke mereka bertiga.

Kencana kaget karena tidak menyangka akan ketumpahan minuman. Untung saja dia memakai baju biru, bukan warna putih kesukaannya. Bial tidak, siap-siap dia akan "menyindir" pelayan restoran itu. Dia lebih bersyukur lagi karena lupa membawa Usagi-chan, hal yang sangat jarang terjadi.

"Wah, wah bajuku dan temanku jadi basah kuyup, nih, nona pelayan. Apa bentuk pertanggung jawabanmu?" tanya Kencana sambil tersenyum manis. Tapi siapapun bisa melihat "aura" kemarahan yang terpancar dari dirinya.

Kencana memang jarang marah dengan suara keras. Sudah tidak jaman, bikin suara capek pula. Mending menyindir.

Kylepun tidak luput dari siraman minuman tersebut, otomatis celana dan kemejanya basah.

"Bagaimana kalau kita mengganti baju dahulu , baru setelah itu kita menyelesaikan urusan." Ujar Kyle sambil tersenyum. Ia memang sangat jarang marah, pembawaan Kyle selalu tenan dan terkesan cuek.

Kencana menoleh pada Kyle yang tersenyum. Seketika itu kemrahannya menyusut 90%.

"Benar juga, ya. Lebih baik begitu. Tapi sayangnya aku tidak membawa baju cadangan," sahut Kencana.

"Tidak apa-apa."

"Kau barusan membeli gaun bukan. Bagaimana kalau mengenakan itu saja?"

Kencana berpikir sejenak, kemudian menggangguk.

"Baiklah. Kalau begitu kami permisi dulu, Mr. Clark."

"Just for a minute, Mr. Clark. Or do you want to use my shirt?" Tawar Kylekemudian.

Kyle kemudian menemani Kencana untuk mengambil gaunnya dan ia juga akan mengganti kemeja serta celananya yang bash itu.

Kyle membuka bagasi mobilnya dan mengambil kotak yang berisi gaun Kencana serta satu stel jas cadangan yang sudah tersedia di mobilnya.

"Ini gaunmu." ucap Kyle sambil memberikan kotak yang berisi gaun Kencana.

"Terima kasih."

Kencana menerima kotak tersebut.

"Kalau begitu, aku ijin ganji baju sebentar."

Kencana berlalu ke toilet dan mengganti bajunya dengan gaun tersebut. Setelah selesai, ia menemui Kyle.

"Hai, tidak lama kan menunggunya?"

"no, thanks." clark menolak tawaran ryu. "yang basah hanya sweaterku. Tinggal dilepas. Masih ada kaus dan blazer."

melihat pakaian kencana, clark pun berkomentar."anda akan jalan2 dengan gaun itu? Bagaimana pesta nanti?"

kyle pun mengganti hal yang sama dengan Kencana, Ia mengganti kemejanya dengan kemeja putih. Begitu pula dengan celananya, namun warna celananya tetap hitam. Kyle kemudian menaruh jas dan dasi serta kemeja yang basah kedalam bagasi mobil.


"Ok." Ucap Kyle menimpali jawaban Clark.

"Mungkin nanti kami akan pergi membeli gaun lagi." Ucap Kyle sambil tersenyum.

Kencana tersenyum mendengar kata-kata Kyle. Sebenarnya sih dia tidak keberatan memakai gaun yang sama lagi, tapi rasanya sungkan menolak permintaan Kyle.

"Begitulah, Mr. Clark," kata Kencana sambil tersenyum.