[Pre-Event] Die Nacht vor

Hidangan di restoran itu sama seperti yang terakhir kali diingatnya. Tak tergantikan. Meski hanya pernah mengunjunginya sekali pada kunjungan sigkatnya bersama Jacob, lidah Will masih mengingat dengan baik rasa khas restoran tersebut.

Terutama Apfelstrude dan Sachertorte untuk makanan penutupnya. Sejak dulu Will memang menggemari makanan manis.

"Kau menikmatinya kan?" Will bertanya, sedikit khawatir, kepada Indira. "Bagaimana menu yang kupilihkan tadi?"

Sesuai permintaan sang Tuan Putri, Will tadi memesan menu yang menurutnya memiliki rasa rempah-rempah yang cukup tajam.

"agak aneh, tapi enak. Terima kasih." indira tersenyum

"ayo kita berdansa lagi!" indira berjalan dengan penuh semangat menuju mobil will

"agak aneh, tapi enak. Terima kasih." indira tersenyum

"ayo kita berdansa lagi!" indira berjalan dengan penuh semangat menuju mobil will

"Any time." Sahut Will.

Quote :

"ayo kita berdansa lagi!"

Will terkekeh melihat tingkah Indira. "Kau seperti anak kecil yang akan diajak ke Taman Bermain saja Princess..." Gelaknya sambil membukakan pintu mobil untuk Indira.

"Dansa apa lagi yang akan kita latih?"

"apa saja! Salsa, tango, flamenco dan lainnya." indira benar2 tertarik dengan dansa. Sesuatu yg baru untuknya.

mereka pun sampai di hotel. Indira langsung ke tempat sound system dan menyalakan lagu salsa.
"ayo!"

"Yes Madam.." Will tersenyum kecil melihat antusiasme Indira.

Mengingatkannya pada Renata, kakaknya. Anggota keluarga yang paling bersemangat menjalani latihan dansa dari Elizabeth disamping sang pengajar itu sendiri.

Mereka terus dan terus berdansa tanpa menyadari waktu yang terus mengalir. Dan jujur saja, ini pertama kalinya Will menikmati dansa.

Teng...

Will sedikit tersentak kaget dan melihat jam antik disudut ruangan yang berdentang. Dua belas kali. Tak terasa, tengah malam telah datang.

"Wah... Sudah tengah malam." Will sedikit mengernyitkan dahi. "Rasanya akhir-akhir ini waktu cepat berlalu ya..."

"Masih ingin berdansa, Princess?"

"Lebih baik kita istirahat..." indira duduk di lantai dan bersandar di sofa.

"tapi, sayangnya aku belum ngantuk... Padahal harus tidur agar besok fit." indira mengoceh sendiri.

"how about a cup of milk or hot chocolate?" indira menawarkan pada will. "dan sedikit obrolan ringan?"

"Ide bagus." Will tersenyum sambil berlalu untuk membuat coklat panas.



"Nah, pesananmu Princess." Will menyodorkan segelas coklat panas ke Indira.

"Nah, obrolan ringan apa yang kau inginkan Princess?" Tanya Will ringan sambil meneguk coklat panasnya.

Indira mengambil minumannya dan membelakangi will lalu bersandar pada will.
"lantai kayu dan karpet bulu ini hangat ya..."

lalu indira bercerita tentang indonesia, turki dan tentang butiknya sampai akhirnya dia merasa agak mengantuk.

Indira mengambil minumannya dan membelakangi will lalu bersandar pada will.
"lantai kayu dan karpet bulu ini hangat ya..."

lalu indira bercerita tentang indonesia, turki dan tentang butiknya sampai akhirnya dia merasa agak mengantuk.

"Memang hangat..." Will mengiyakan, setengah bergumam. Sedikit terkejut juga saat Indira menyandarkan tubuhnya ke punggungnya.

Will mendengarkan cerita-cerita Indira. Jelas sekali dari nada bicaranya saat membicarakan kampung halamannya, gadis ini sangat rindu rumah.

Meski terlihat tegar dan mandiri, tampaknya Putri ini juga memiliki sisi rapuh. Membuat siapa saja yang mendengarnya merasa ingin melindunginya.

Mereka berdua terus duduk dan saling bercerita. Lama kemudian, suara Indira jadi sedikit menggumam, seperti orang yang sedang berjuang menahan kantuk.

"Princess?" Panggil Will pelan.

Oot: wei! Jgn rusak suasana.

"hem? Ada apa?" indira merespon kata2 will.

"aku jadi nervous kalau memikirkan besok. Ini ball pertamaku... Hahaha, seperti anak kecil saja." indira menertawakan dirinya sendiri.

"ngomong2 aku sudah tidak pulan kampung sejak kelas 2 sma. Makanya homesick begini..."

lalu indira tertidur dan memeluk tangan will seperti guling...

OOte : Webe senpai, mana horror banget DX

---

"Jangan terlalu dipikirkan, itu akan menambah rasa gugupmu." Saran Will sambil menepuk pelan kepala Indira.

Quote :

"ngomong2 aku sudah tidak pulan kampung sejak kelas 2 sma. Makanya homesick begini..."

"Hem..." Sahut Will setengah melamun. Ia juga rasanya sudah lama sekali tidak pulang ke Leicester. Mungkin liburan berikutnya...

Will tersadar dari lamunan singkatnya dan menoleh melihat Indira yang sudah tertidur dan bersandar disebelahnya.

Ia menatap Sang Putri yang tertidur selama beberapa menit, lalu menghela nafas sambil sedikit tersenyum.

Rasanya kejadian seperti ini pernah terjadi.

Will lalu membopong Indira ke kamar dan membaringkannya di kasur, lalu menyelimutinya.

"Selamat malam Princess..." Bisik Will pelan sambil mengecup kening Indira.

Will memejamkan matanya sejenak. Kejadian yang sama, lagi. Ia masih dapat mengingatnya dengan jelas, seakan baru terjadi kemarin. Ia menggeleng pelan.

"Indira bukan dia." Gumamnya pelan. Ia lalu melangkah keluar kamar dan menutup pintunya dengan perlahan.

Paginya indira kaget mendapati dirinya ada di kasur. Indira langsung melompat dari kasur dan pergi ke ruang tengah. Dia melihat will tidur pulas di sofa. Indira tersenyum lega dan mengelus pipi will.

"terima kasih..."