[Pre-event] Austria=Vienna=dance party?

Angela Strovanski. Itulah nama gadis yang akan menjadi pasangan dansanya. Akira hanya menghela nafas. Pasangannya adalah seorang guru musik yang umurnya berkepala dua. Ia hanya pernah sekali bertemu dengannya. Penampilannya mirip seperti barbie,itu komentar Seiren...tapi menurutnya biasa saja.

Sudah setengah jam ia menunggu Angela di Alte Donau,dan itu membuatnya kesal. itulah mengapa ia tak suka menunggu cewek.

"...gadis ngaret.."komentarnya kesal. Ia terus menatap jam tangan Casio nya kesal. Hari ini ia memakai kemeja hitam syal hitam,dan kacamata yang berbingkai hitam. Ia juga menguncir rambutnya. Sesekali Ia mengelus Kaze,burung elang yang ada di pundaknya

"karena inilah aku benci menunggu wanita,Kaze...."katanya

"Elang yang gagah," Angela muncul tiba-tiba seperti hantu dari balik punggung Kamiya. Senyumnya merekah lebar sembari memperhatikan elang itu dengan kedua tangan tersimpan di balik punggungnya.

Dia berjalan mendekati Kamiya, cowok yang jauh lebih tinggi darinya. Terlihat mini, Angela menyapa Kamiya dengan keramahannya yang biasa, "Maaf, ya, tadi ada gangguan kecil."

Tanpa menyebutkan gangguan macam apa yang menghambat Angela, seharusnya Kamiya sudah paham. Rambutnya agak berantakan sehingga Angela mengakalinya dengan menggelung separuh rambutnya, sementara sisanya dibiarkan mengurai seperti ekor kuda. Bajunya memang sudah lebih rapi setelah beberapa saat yang lalu ia tergencet banyak orang yang meminta tanda tangannya. Angela ingin sekali bisa melarikan diri, tapi ia tak punya kekuatan yang cukup untuk melawan sekian banyak orang.

"Tentunya Anda yang bernama Kamiya," lalu Angela mengerling si Elang yang membalasnya dengan tatapan angkuh bak sang penguasa langit, "dan ini Kaze. Kaze berarti angin."

".........yah......"katanya dingin. Akira membungkukkan badannya dan memperkenalkan dirinya,meski ia melakukannya dengan malas.

"Setelah ini mau ke mana?"tanyanya dingin sambil mengelus Kaze dengan lembut

Angela mengangkat alis kirinya sebagai reaksi terhadap bungkukan tidak ikhlas itu. Oh, Angela sudah terlalu sering melihat bungkukan hormat pria terhadapnya, ia tahu betul keengganan menguasai Kamiya dalam bungkukannya itu.

"Hm..." Angela memutar badannya, "Ke taman burung, yuk?!" Ia nyengir lebar.

Keluar deh sifat kekanakannya.

".....terserah.."katanya datar. Ia mengantongi tangannya di saku miliknya. Sdang kaze terbang ke sana kemari tak jelas. Akira hanya menghela nafasnya panjang,lalu tersenyum melihat Kaze

"Yay!" Angela mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, bersemangat.

Sudah lama sekali dia mendambakan kebebasan. Dia mengerling Kaze yang bisa terbang bebas dengan iri, lalu menyembunyikan tawa ketika melihat senyum Kamiya dari sudut matanya. Kamiya pasti sangat menyayangi burung elangnya.

Angela menghembuskan nafas, sambil mulai melangkahkan kakinya.

"Kenapa kamu memilih aku jadi pasangan dansamu?"

Akira mengalihkan pandangannya kepada Angela,lalu mengernyitkan dahinya.
"Luna yang memilih,bukan aku....."jawabnya datar.

"Dan lagipula Aku ikut pesta ini hanya iseng belaka...."lanjutnya. Ia memanggil Kaze,lalu Kaze hinggap di lengannya dengan lembut

"Kau sudah makan?"

Gadis cantik itu tertawa lepas mendengar jawaban Kamiya. Luna yang memilih dan keisengannya itu terdengar seperti lelucon di telinganya. Sebenarnya memang bukan hal yang pantas ditertawakan, tapi Angela tak bisa tak tertawa. Angela memang berada di posisi yang sama seperti Kamiya beberapa saat yang lalu. Dia tak memiliki pasangan dansa karena ia tak kenal siapa-siapa.

Sedangkan tentang pesta, Angela juga mengikutinya karena keisengan belaka.

"Kau sudah makan?"

"Hm, belum," Angela menghindari pandangan Kamiya kalau-kalau nanti dia akan melotot.

Angela, Angela, kebiasaan makanmu jelek nian! Angela membatin. Itulah sebabnya badannya terlihat kurus. Apalagi ia baru saja melewati sebuah konser, ia terlihat lebih kurus dari biasanya.

Ia menatap Angela dengan tatapan datar. Lalu mengalihkan pandangannya.

"Ayo,cari makan...Kaze juga sudah lapar rupanya..iya kan?"Akira kemudian mengelus Kaze dengan lembut.

"Sebaiknya setelah ini mencari pakaian untuk pesta....biasanya wanita suka shopping kan?"lanjutnya

"Ayo,cari makan...Kaze juga sudah lapar rupanya..iya kan?"
Angela menoleh untuk menghadapi Kamiya, siap memberikan bantahan, tapi rupanya cowok itu sudah memotongnya lebih dulu.

"Sebaiknya setelah ini mencari pakaian untuk pesta....biasanya wanita suka shopping kan?"
Dhueng! Shopping? Selama sepersekian detik Angela melongo. Dari mana Kamiya bisa berargumen macam itu? Selama ini Angela tidak pernah shopping. Semua gaun konsernya dipilih sendiri oleh sang manajer untuknya. Sedangkan baju-baju pribadinya dikirimi sang Ibu. Angela tak pernah menikmati shopping.

Maka dengan bodohnya, dia bereaksi, "Hah?"

Kemudian dia makin merasa bodoh ketika dia menambahi, "Pak manajer bisa meminjamkanmu tuxedo, kalau kau mau."

Akira cuma diam. IA menatap Angela lama,lau mengalihkan lagi pandangannya pada Kaze. Ia terdiam,lalu menghela nafas.

"Aku memakai kemeja saja sudah cukup..."jawabnya datar. Mau bagaimana lagi,Akira bukan type yang suka memakai baju orang lain. Jika miliknya masih bagus,ia akan tetap memakainya. Bisa dibilang...dia memakai baju sesuai moodnya,dan tidak peduli akan sikon

Angela mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Ah, begitu," dia kembali memandang jalan yang ia tapaki. Sambil berjalan beriringan, ia kembali membuka topik pembicaraan, "Ja, Kamiya-chan wa takai desu ne? Nee, Kaze-chan?" Angela menengok elang Kamiya dengan pandangan jahil ketika menambahi kalimat terakhir.

"jangan bicara hal aneh..'komentarnya agak kesal. Ia merasakan udara semakin dingin. Ia menatap Angela sebentar. Lalu melepas Syalnya dan memakaikannya pada Angela.

Angela menghentikan sebentar langkahnya dengan keterkejutan yang luar biasa ketika Kamiya memakaikannya syal. Ya, udara memang tiba-tiba jadi dingin berkat angin yang tiba-tiba berhembus, mengibarkan rok Angela (untung roknya panjang).

"Ah, terima kasih," Angela agak bingung dengan sikap Kamiya, yang baginya bertolak belakang dengan kesan pertama yang ia berikan. "Kau tidak kedinginan?" Lalu Angela melihat Kaze yang bertengger di lengan Kamiya itu, "Ah, Kaze, ayo peluk papamu biar papamu merasa hangat!"

Akira hanya diam saja,sedang Kaze memandang Angela aneh. Sebenarnya Akira memakaikan Angela Syal karena itu yang ia baca dibuku tentang sopan santun terhadap wanita di Eropa. Ia menoleh ketika Angela bertanya padanya.

"tidak...biasa saja..."jawabnya asal.

"Kau dingin,kaze?"tanya Akira. KAze hanya mengepakkan sayapnya,dan Akira mengelus elangnya itu.

"Apa tak ada tempat makan enak?"

"Apa tak ada tempat makan enak?"

"Jangan jadi aneh," kata Angela, mendengarnya sebagai lelucon. "Aku orang baru di sini. Tempat makan ternyaman buatku, ya, cafetaria." Dia tertawa.

"Nee, Kaze-chan," Angela memandang elang Kamiya. Entah kenapa Angela lebih menikmati berkomunikasi dengan elangnya daripada Kamiya sendiri. "Kamu pernah pingiiiiin banget matuk Kamiya-chan, nggak? Soalnya sekarang ini aku lagi pingin nggigit telinganya."

Akira menatap Angela datar,lalu menghela nafas. Tak sengaja iA menemukan Cafetaria yang bagus dan ramai. tak buang waktu Akira menarik Angela kesana

Lokasi: Cafetaria


Akira menatap buku menu dengan datar. sedang Kaze memainkan rambut Tuannya manja

"Mau makan apa,kaze?"tanya Akira. Lalu ia menoleh pada Angela.

"mau makan apa?"

Angela sedang memikirkan lelucon apa yang akan dia semburkan ke Kamiya nanti, ketika Kamiya menyeretnya ke sebuah kafetaria. "Heh?"

Kemudian di tempat duduknya, dia menyaksikan kejadian langka yang baru kali ini dia temukan sepanjang hidupnya.
"Mau makan apa, Kaze?"
Angela spontan meninggalkan buku menunya ketika mendengar Kamiya berbicara dengan elangnya.
"mau makan apa?"
Dari pada itu, Angela ternyata lebih suka bertanya, "Apa Kaze bisa makan hamburger?"

Jangan salah sangka, jika kau melihat wajah Angela sekarang, kau mungkin akan tertawa terbahak-bahak karena kepolosannya.

"..."Akira terdiam. Lalu memanggil pelayan.

"one steak,one latte please.."pesan Akira dengan bahasa inggris pas-pasan. Ia menoleh pada Angela.

"Kau mau pesan apa?"ulangnya lagi

Angela memutar matanya dan menjawab singkat, "Macaroni pizza and cappucino."

Lalu dia memandang Kamiya, mencoba melihatnya dari sudut pandang yang lain. "Aku yang menraktirmu, bagaimana?" Sedetik kemudian dia memperbaiki kata-katanya, "kamu dan Kaze. Kaze boleh dapat beef."

"ah..kaze sudah Steak kok.."jawabnya singkat.

Tak lama pesanan pun datang. Kaze memakan(atau mematuk?)Steak nya dengan lahap,sedang Akira meminum latte nya dengan tenag,sambil memperhatkan Kaze. IA tak peduli orang-orang menatap heran ata apalah. Yang penting dia nggak merasa dirugikan

Angela menikmati macaroni pizza-nya sambil dengan takjub memandangi Kaze melahap (?) steak Kamiya.

Kemudian dia tersadar akan sesuatu, telinganya menangkap sebuah suara piano. Rupanya kafetaria itu menyewa seorang pianis untuk menghibur para tamunya. Angela memejamkan mata, mendengarkan lagu komposisi Beethoven itu. Tanpa melupakan makanannya, Angela menggumam, "Miss... Accento... Miss lagi..."

Akira menyadari Angela mengoreksi permainan sang Pianis Cafe. akira memilih diam,dan mengelus Kaze yang selesai makan. Ia membetulkan kaca matanya,serta menggerai rambutnya.

'hh...mengapa panas ya...padahal musim dingin...'batinnya kesal.

Angela mendadak menekan keningnya dengan ujung jemarinya, lalu memandang si pianis di kejauhan. Raut wajahnya sedih sekali ketika ia mengatakan, "Beethoven bisa menangis lho."

"menangis?mungkin dia memang menangis..Beethoven itu.."komentar Akira asal. ia memandan orang-orang yang keluyuran ke sana kemari,dan menguap