[Pre-event] Austria=Vienna=dance party?

"Hm, wow," Angela melepaskan diri dari Kamiya. Dia terkejut bukan kepalang, tapi ia berusaha keras tidak tertawa lepas. Sebenarnya, mau tertawa juga dia tak bisa karena keterkejutannya itu. "Badanmu kaku sekali?! Astaga, ayo lemaskan!"

Angela menarik tangan Kamiya mendekat ke tempat tidur, lalu menghadapkan punggung Kamiya pada tempat tidur, sementara Angela memanjat tempat tidur cowok itu. Dengan jemarinya yang kurus yang wajar dimiliki para pianis, Angela memberikan pijatan lembut pada bahu Kamiya.

"Haha, mau dansa tidak boleh sekaku ini dong," katanya. "Dansa itu harus dilakukan dengan hati yang riang. Bagi seorang laki-laki, kau harus menunjukkan wibawamu seperti seekor elang yang menguasai angkasa," Angela melirik si elang, yang sepertinya senang mendengar kata-katanya. "Dalam berdansa, kita akan menggunakan perasaan, jangan gunakan pikiran. Karena dansa yang terindah adalah dansa yang dimainkan dengan perasaan si penarinya. Sama seperti musik," Angela memberikan contoh dari sisinya sebagai pianis. "Musik tidak hanya dimainkan sesuai dengan score saja, karena kalau sesimpel itu, semua orang juga bisa. Musik yang berkualitas adalah musik yang dimainkan dengan curahan hati si pemain musik."

Akira hanya terdiam sesaat. Perasaan?mengapa setiap orang mengucapkan kata perasaan? Ah...Akira tak bisa membedakannya. Terakhir kali ia tersenyum riang itu saat berumur 7 tahun,sebelum ditih dengan keras.

Sesaat kemudian ia menghela nafasnya. Perasaan..ya?

"fuh...harus tersenyum seperti ini..juga?"tanyanya datar. ia lalu mengubah ekspresinya menjadi sebuah senyuman manis seperti anak kecil,dan polos

'untung aku sempat membaca komik Sei yan temanya hampir sama seperti ini..'batinnya datar

Senyum kecil yang diperlihatkan Kamiya sempat mengejutkan Angela. Ia tak pernah menyangka Kamiya memiliki senyum macam itu. Jantungnya seakan sempat berhenti berdetak, namun ada sesuatu yang kurang di sana.

Jangan harap kau bisa membohongi Angela dengan senyum palsu itu. Angela sudah terbiasa mendengarkan musik dengan perasaan pemusiknya tercurah di dalamnya. Sekalipun Kamiya tidak bermain musik, sekalipun dia hanya berdiri di hadapannya, Angela bisa mengerti senyum manis itu kosong.

Dan gadis itu hanya tersenyum dan menjawab lirih, "Hampir."

"bagus,lebih baik,aku memakia senyum ini saja..besok.."katanya masih tersenyum. tak lama,ia mengubah ekspresi nya menjadi datar lagi. ia menatap jendela.
"salju sudah turu....sepertinya akan mengamuk..."katanya

"lebih baik kau menginap......"

Angela melihat keluar jendela dan, ya, salju memang sudah turun dan sepertinya akan ada badai yang hebat. Tapi... menginap?

"Tidak, tidak usah," Angela turun dari tempat tidur Kamiya dengan setengah melompat. "Aku akan pulang sekarang saja. Besok kita bertemu lagi di tempat biasa," dia memandang keluar jendela dengan cemas, "kalau memungkinkan."

Kemudian dia berjalan ke arah pintu. "Aku pulang dulu, ya?"

Akira menarik tangan Angela

"tidurlah di sini...badai akan semakin parah.."lanjutnya datar. Ia menatap Angela sebentar,lalu tersenyum

"Aku akan tidur di sofa,dan tak akan melakukan hal aneh padamu.."

Angela menatap Kamiya agak lama, sementara badai mungkin sedang mengganas di luar sana.

"Kamiya," Angela melepaskan tangan Kamiya dengan lembut. "Kau ini pikirannya udah ke mana-mana, ya?" Angela tertawa.

Lalu dia memakai sepatu botnya dan merapatkan mantelnya, berjalan ke pintu, "Mumpung belum badai betulan, aku akan pulang saja. Aku akan naik taksi. Tapi kalau kau kangen aku, kau boleh mengunjungi hotelku kok." Dia menambahinya dengan candaan.

"Hotelku cuma berselisih dua blok dari sini."

Kemudian Angela keluar, "Sampai ketemu besok, Kamiya." Dia menoleh ke elang Kamiya di dalam dan melambaikan tangannya, kemudian menutup pintu.

OOT: belum OUT kok. Lanjut saja.

Akira hanya menghela nafas. Ia menuju ruang tamu,lalu duduk di sofa. ia mengambil sebuah buku tebal

"buku yang tak ada gunanya..."Ia melempar buku itu ke kasur,dan melepas kacamatanya. Lelah,itulah yang ada dipikirannya. Akira bosan dengan hidup ini. Kaze yang sadar dengan mood tuannya mendekat dan bertengger di bahu tuannya. Akira tersenyum tipis,dan mengelus Kaze

"Hanya kau yang mau menemaniku..."

[Lokasi: menuju kafetaria tempat Kamiya dan Angela tadi makan siang]

DINGIIIINNNN!!!

Angela merapatkan mantelnya selama ia berjalan kaki menyusuri trotoar. Lho, jalan kaki? Iya, Angela sebenarnya tidak berjalan ke hotelnya, melainkan mampir ke kafetaria tempat dia dan Kamiya tadi makan siang. Apa yang akan dia lakukan di sana? Jawabannya sudah jelas, kan?

Memasuki kafetaria itu, menemukan sang piano sedang menganggur, Angela pun memainkannya. Mulanya si pianist yang kala itu sedang beristirahat, tersinggung karena sabotase itu, tapi semakin Angela memainkan pianonya lebih jauh, semua orang terpana. Si pianist bahkan lupa dengan kemarahannya.

Bukan piano klasik seperti yang selama ini Angela mainkan, melainkan lagu akustik bertema pop yang dinyanyikannya sendiri. Kemudian, semua orang mulai mengikuti nyanyiannya. Suasana beku di tengah salju pun mencair oleh kehangatan ciptaan Angela. Meskipun yang dia nyanyikan adalah lagu sedih.

============
Lagu: Tegami by Angela Aki

Time Skip=Tomorrow

Pagi yang bertumpuk salju dan dingin. dan di hari yang seperti itu...Akira mandi pagi dengan tenangnya. Ia mengeringkan rambutnya yang basah,dan meminum sebotol air mineral yang ada di meja(penampilan=telanjang dada)

".....hari ini apa yang harus kukerjakan..?"gumamnya. Ia sedikit linglung,dan masih setengah tertidur sebenarnya,karena akira adalah orang dengan tekanan darah rendah,jadi seperti inilah paginya. Lemah.

OOT: buh, nyekipnya lutu nian~

----------

[Lokasi: taman tempat pertama kali Angela bertemu dengan Kamiya]

Piano, bukan Angela kalau ia tak menyentuh piano selama sehari. Sembari menunggu kedatangan pasangan dansanya itu, Angela berkumpul di antara anak-anak muda yang tampak sebaya dengannya. Mereka memainkan musik mengiringi permainan piano dan nyanyian Angela, yang bermain piano bersandingan dengan seorang anak kecil. Angela memainkan nada melodi yang lebih rumit, membiarkan si anak menekan-nekan tuts bass.

Banyak juga yang menghentikan langkah mereka hanya untuk sekadar mampir menonton. Tidak perlu memberi uang, karena mereka bukan pengamen. Mereka hanyalah sekumpulan anak muda yang ingin menyambut sang mentari terbit menghangatkan punggung mereka.

OOt:makasih^^
__________________

Setelah mikir 3 menit,ia teringat akan janjinya dengan angela. Ia segera memakai kemeja bewarna hitam(lagi) serta jaket putih dengan bulu lembut di sekitar leher. Ia memakai Syal putih dan kacamatanya Rambutnya tergerai lembut(iklan sunsilkXD). Kaze yang sudah selesai Sarapan tikus(dapet darimana?mikr aja XD) segera bertengger di punggung Akira dengan gagah. Ia bersiul pelan,dan Akira mengelusnya

'Ayo.."


Lokasi:taman

Masih kondisi setengah sadar..IA mencari Angela. Ia tidak menghiraukan komentar orang tentang Kaze yang ada di pundaknya

OOT: lama ya nunggu repnya? sori =w="""

--------------------

Mencari Kamiya tentulah hal yang mudah bagi mata Angela. Triknya mudah, cari saja elangnya. Walaupun merasa agak bersalah karena ia hanya memperhatikan sang elang semata, tapi memang hanya begitulah caranya.

Begitu menemukan sang Elang, Angela segera meminta izin pada teman-teman barunya itu dan ia pun menghampiri Kamiya.

"Selamat pagi!" sapanya riang.

Akira menoleh datar. wajahnya memelas bagai anak kecil(belum sadar sepenuhnya XD)

"...pagi..'sapanya balik. Ia menatap Agela kosong,tapi innocent.

OOT: ah kliatan setengah tidur, nulis nama saya aja salah =w=a
---------------------------------------------

"Kau kurang tidur atau kebanyakan tidur?" Angela tertawa melihat tampang aneh Kamiya dan segera melompat untuk mengacak-acak rambutnya. "Ayo, pasti kau belum sarapan."

Dengan hangat, Angela meraih tangan Kamiya dan menyeretnya ke kafetaria yang kemarin. Tak lupa, ia memberi salam pada si Elang yang kelihatannya lebih segar dari pada Kamiya, "Pagi!"

"krr..'sergah kaze(itukah suara elang?wakakakakakakakakXD). Akira yang masih setengah tidur mengucek matanya

"..mau ke mana..?"tanyanya datar,tapi seperti anak kecil

______
OOT:PM nya juga baru bangun XD

"Tentu saja cari makan pagi," kata Angela, menyeret Kamiya beserta elangnya kuat-kuat. "Kau belum sarapan, kan? Aku akan menraktirmu."


---------------------------
OOT: ack! webe

Akira menatap langit,lalu menatap punggung Angela

"....Elisa-san...."gumamnya pelan. Ia teringat akan Elisa,bibinya yang selalu memperlakukannya lembut seperti Angela

[Lokasi: masuk ke kafetaria]

"Apa?" Angela mendengar gumaman lembut yang tak begitu didengarnya. Dia menoleh pada Kamiya, tanpa berhenti berjalan dan masuk ke kafetaria, "Ngomong apa tadi?"

"..tudak.."katanya datar. Ia duduk di sebuah tempat yang kosong dan memesan kopi.

terhitung 5 menit,kondisinya mulai waras.

"hng....apa yang akan kita lakukan?"tanyanya dengan wajah datar

Angela tertawa terbahak-bahak melihat kepulihan kondisi Kamiya. Dia telah memesan segelas susu hangat yang masih digenggamnya untuk menghangatkan tangannya sendiri.

"Lucu banget sih kamu!" katanya di sela tawa. Kemudian setelah dia menguasai diri, Angela pun menambahkan, "Tentu saja menyempurnakan latihan dansa kita, kan? Waktunya mepet lho."

Akira hanya mengangguk mengerti. Dansa..dansa..setelah ini semua akan berakhir.

"ya...aku tahu...."jawabnya datar. Ia mengelus Kaze dan memandangnya lembut.

"latihan di mana?"

Angela memandang Kamiya sesaat.

Di mana ya?

Kemudian senyuman miring ditampilkannya. "Bagaimana kalau di hall dansa? Lumayan jauh dari sini sih."

"terserah Angela saja..."jawabnya datar.

OOT: e buset... kayaknya gag niat bener ni RP-nya =w=a
----------------------------------------------------

"Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan!" Angela memesan roti karamel untuk dirinya dan steak yang sengaja ia sajikan untuk Kaze. Kamiya boleh tidak nafsu makan, tapi Kaze tetap makan, kan?

"Dinikmati, ya," katanya bersemangat sambil menyuapkan roti karamel untuk dirinya sendiri.