[Pre-event] Austria=Vienna=dance party?

Angela berdiri dari kursinya, "Oke, let's go."

Ia berjalan ke kasir meninggalkan macaroni pizza-nya yang baru dihabiskan separuh. Cappucino-nya juga belum dihabiskan sampai habis. Dia membayar semua pesanan, kemudian berlari keluar.

Piano? PIANO!! Jarinya bergetar hebat ingin segera menari di atas tuts-tuts hitam putih piano. Semangatnya menggebu-gebu di dadanya.

"...."Akira hanya menghela nafas dan mengikuti Angela dari belakang.

'dasar cewek......aneh..'batinnya kesal. ia mengeluarkan Ponselnya dan memainkannya asal untuk mengusir kebosanannya,sambil mengikuti Angela

Angela tak menemukan piano ke manapun dia berlari. Namun setidaknya, dia tidak lagi mendengar suara piano yang begitu mengganggu telinganya itu.

Di ujung jalan, Angela menghentikan langkahnya. Kemudian ia teringat tujuan kedatangannya menemui Kamiya. Sejenak ia melupakannya gara-gara terbawa situasi.

"Kamiya," kata Angela tanpa menoleh ke arah Kamiya di belakangnya, "Kita mulai saja latihan dansanya, ya?"

Akira hanya mengangkat bahunya.

"terserah anda...."jawabnya asal. yang penting pesta ini cepat selesai...itulah yang dipikir Akira

Angela tersenyum miris melihat sosok emotionless Kamiya. Kenapa anak laki-laki segagah dia harus membuang emosinya? Dia juga sedari tadi diperhatikan Angela, dia tak memiliki pendirian. Apa sih yang sudah dilalui anak itu?

"Kau lupa, kalau kau yang tahu segalanya di sini?" tanya Angela, menyadarkan Kamiya secara halus. "Kau yang tahu di mana tempat latihannya."

Akira hanya menggeleng.

"aku tak tau apapun...hanya membaca guide book..."jawabnya datar. Ia menatap langit ,dan merasakan udara yang mulai sedikit dingin

"Salju akan turun..lebih baik ke hotelku saja..dekat dari sini.."lanjutnya tan[a ekdpresi. ia menggandeng Angela

"dan mungkin kita bisa latihan Waltz di tempatku.."

OOT: buset ganti avatar!
-------------------------------------------

Angela menjawab gandengan tangan Kamiya yang hangat, menghembuskan embun hangat ke telapak tangannya sendiri yang bebas. "Kamiya tidak tinggal di Azure?"

Mendengar kata "hotel", Angela jadi memiliki persepsi macam itu. Lalu, seberapa luasnya kamar hotel Kamiya sampai bisa untuk latihan Waltz?

"Oh, jadi kita mau dansa Waltz?" Angela bersenandung riang. "Apa di pesta dansa semuanya menari Waltz? Kenapa kita tidak membuat gerakan sendiri?"

"Aku tinggal di Azure...kenapa?"jawabnya. Akira hnaya terdiam

''Aku tak bisa dansa.."

"Haha, soalnya Kamiya bilang hotel sih," Angela tertawa ramah. "Kupikir kau tinggal di hotel."

Senandung Angela tentang dansa yang dijawab Kamiya dengan ''Aku tak bisa dansa.." membuat Angela tak sengaja menendang kaleng yang tergeletak sembarangan di jalan. Entah bagaimana bisa ada kaleng di sana, tapi sekarang kaleng itu sudah berkelontangan menjauh dari kaki Angela berkat tendangannya.

Angela melongo memandangi Kamiya.

"Kamu nggak bisa dansa?" tanya Angela. Rasanya aneh sekali ada orang yang mengajaknya berdansa Waltz sementara dia tak bisa berdansa. Dikiranya Kamiya bergurau, Angela terawa, "Bohong ah."

"Aku memang tak bisa,ok?"tegasnya dingin.

"Di Austria ini..kita tinggal di hotel kan?mana mungkin Azure apartment di bawa"lanjutnya malas. Tak lama Akhirnya mereka sampai di Sebuah hotel besar dan megah. Akira hanya diam dan menarik Angela masuk ke hotel itu

OOT : Saatnya juri muncul.
_____

Kencana Shiroi sedang asyik jalan-jalan di sekitar hotel untuk menikmati pemandangan. Ia melihat sekelling. Wuih, banyak sekali pasangan di sini. Salah satunya pasangan dari Asia dan Eropa itu. Mirip sekali dengan Angela-sensei dan Akira. Eh, bukannya itu memang mereka?

Kencana menghmapiri Akira dan Angela.

"Halo, Akira-san, Angela-sensei! Lama tak bertemu," katanya basa-basi.

Kencana melihat Akira yang menarik Angela dan tersenyum menggoda.

"Wah, wah, aku tidak tahu kalau kalian berkencan."

Akira menatap Kencana risih.

"Kencan?aku tak kencan.."jawabya datar,tapi sedikit sinis.
"Kami kemari untuk berlatih dansa di kamarku...Kau sendiri..mana pasangan mu?!" tanya Akira

Quote :

"Kami kemari untuk berlatih dansa di kamarku...Kau sendiri..mana pasangan mu?!" tanya Akira

"Kyle maksudmu? Dia sih, ada keperluan, jadi aku berjalan-jalan sebenetar."

Quote :

"Kencan?aku tak kencan.."jawabya datar,tapi sedikit sinis.

Kencana menaikkan sebelah alisnya.

"Eh? Masa sih? Coba saja pikirkan. Ada cowok dan cewek, bergandengan tangan dan hendak menuju hotel. Siapapun pasti akan berpikir seperti itu," ujarnya jahil.

"Kalian cocok juga sih jadi pasangan. Kenapa nggak pacaran saja?"

Akira hanya diam. Ia menatap Kencana aneh.

"Aku sudah terbiasa bergandengan cewek,karena cewek manusia. memang apa bedanya?"balas Akira dingin.

Ia menatap Angela yang daritadi hanya terdiam

"lagipula dia itu lebih tua,"

Quote :

"lagipula dia itu lebih tua,"

Kencana tersenyum kecil.

"Itu sih bukan alasan. Akira, memangnya kamu tak punya perasaan khusus dengan Angela-sensei? Angela-sensei juga, apa suka Akira?"

Perasaan? Akira hanya terdiam. Perasaan apa...?Dari kecil Akira dididik hanya untuk menuruti kata-kata keluarganya. Bahkan jodoh pun sudah di siapkan. Akira hanya terima jadinya saja. Selama ini, hanya pada Seiren,sepupunya saja yang mengetahui seluruh penderitaan Akira.

Ia menatap kosong pada Kencana. lalu menghela nafas

"Salju akan turun..."

Kencana mengernyitkan kening mendengar kata-kata Akira yang tidak ada hubungannya dengan jawaban yang dia inginkan.

"Hohoho, mengalihkan pembicaraan, nih? Oh, aku harus kembali, nih."

Kencana melihat jam tangannya dan menoleh ke mereka.

"Kuharap kalian segera menyadari perasaan kalian. Cewek pacaran dengan cowok yang lebih muda itu banyak kok dimana-mana. Contohnya, ibuku yang menikah dengan ayahku yang lebih muda 2 tahun darinya. Toh mereka tetap awet." Untuk soal ini Kencana tidak berbohong.

"Oh ya,Angela-sensei kan sabar dan ramah. Serasi untuk Akira-san yang dingin. Bye!" Yang ini komentar isengnya.

Kencana melesat pergi sebelum Akira sempat mengeluarkan pandangan sinisnya. Dalam hati dia tersenyum.
____

Kencana = out.

OOT: wut? Kok ada Kencana? *pura2 gtw =))*
------------------------------------------------------

"Aku memang tak bisa,ok?"
Nada bicara dingin itu langsung mendiamkan Angela. Kemudian cowok jangkung itu segera menyeret Angela (lagi?) ke dalam hotel yang ia sewa.

"Halo, Akira-san, Angela-sensei! Lama tak bertemu,"
DHUENG! Kok mendadak ada suara yang sepertinya lekat di telinganya, ya? Betul juga, ketika ia menoleh, muncullah si gadis serba putih, Kencana Shiroi. Senyum menggodanya itu sepertinya bisa ditebak arahnya oleh Angela.
"Wah, wah, aku tidak tahu kalau kalian berkencan."
Tuh kan!

"Kencan?aku tak kencan.." sahut Kamiya, bersamaan dengan kalimat penyangkalan Angela, "Tidak, tentu saja kami tidak kencan..."

Percakapan antara Kamiya dan Kencana mendadak mengarah ke hal-hal aneh, Angela tak bisa menyela mereka. Sampai ketika Kencana berujar, "Itu sih bukan alasan. Akira, memangnya kamu tak punya perasaan khusus dengan Angela-sensei? Angela-sensei juga, apa suka Akira?"

"Ap--?" sontak pipi Angela semburat merah. Dia melirik ke arah yang lain, "Kami kan baru saja ketemu, Kencana."

"Salju akan turun..."
Pengalih perhatian yang jitu. Angela berterima kasih dalam hati atas reaksi Kamiya itu.

Tapi reaksi Kencana di luar dugaan. Dia meracau sendiri tentang hubungan, Angela sendiri heran anak itu bisa terdengar pintar soal hubungan. Kemudian ketika dia akhirnya pergi, Angela menatap elang Kamiya (yang sepertinya terlupakan). Dia bericara pada si Elang, "Anak muda jaman sekarang... Ah, sedihnya jadi orang tua di sini."

Setelah beberapa lama,mereka tiba di kamar Akira yang bisa dibilang 'wah'. kamar VVIP dengan fasilitas lengkap. Akira membuka pintu,dan Kaze terbang masuk ke dalam ruangan.

"Silahkan masuk...maaf jika sederhana..."kata akira datar

"Haha," Angela merasa dibodohi. "Bagian mana yang sederhana di sini? Ini kan sama saja kayak kamarku. Tapi di kamarku ada piano."

Angela memasuki kamar itu dan segera menemukan lapangan yang bagus untuk latihan dansa. Dia tersenyum puas, "Jadi, kita benar-benar mulai latihan dari nol nih? Mau waltz?"

Akira hanya terdiam. ia mengambilkan minuman dingin kaleng untuk angela.

"Diet Cola..."katanya sambil melemoarkannya pada Angela. Akira hanay terdiam. Dansa?ia benci dansa

"terserahlah..."

"Itu nanti saja," Angela meraih semua kaleng yang diambil Kamiya dan melemparkannya ke kasur besar Kamiya.

Lalu dia menarik tangan Kamiya, membawanya ke tengah ruang yang luas. Dari tadi dia menyeret Angela, sekarang boleh dong Angela menyeretnya.

"Mari kita lihat bakat dansamu," kata Angela. "Pertama, tunjukkan caramu menjemputku sebagai pasangan dansamu. Ini tentang tata kramanya."

Akira terdiam. Lalu ia menundukkan badannya sedikit,dan menegadahkan tangannya pada Angela

"seperti ini?'tanyanya datar

"Ya, seperti itu," Angela menyambut tangan Kamiya dengan tangan kirinya, merendahkan badannya sambil menjumput roknya dengan tangan kanannya.

"Angkat tanganmu ke atas," Angela memimpin gerakan tangan Kamiya dengan tangan kirinya itu, mengangkatnya, membuat sedikit celah baginya untuk bisa berputar 360 derajat, kemudian melepas tangan. "Berikan tangan kananmu," katanya sembari meletakkan tangan kirinya di atas bahu Kamiya. "Letakkan tanganmu di pinggangku."

Akira meletakkan tangannya di pinngang Angela. Ia menatap Angela sebentar

"setelah..itu?"tanyanya. Ia lumayan bingung,karena biasanya ia tak pernah berdansa seperti ini,karena ia hidup di lingkungan tradisional.